Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bukan Diet atau Sakit, Konsumsi Real Food Memang Seharusnya Menu Makan Sehari-hari

4 Oktober 2024   12:30 Diperbarui: 4 Oktober 2024   16:29 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat semakin menyadari pentingnya mengonsumsi makanan yang lebih alami dan sehat, atau yang kita kenal sebagai real food.

Ironisnya, perubahan pola makan ini sering kali dianggap sebagai tanda bahwa seseorang sedang diet atau dalam kondisi kesehatan yang kurang baik. 

Namun, kenyataannya adalah, real food seharusnya menjadi bagian dari keseharian kita. 

Apa itu real food?

Real food merujuk pada makanan yang minim proses dan pengawet, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan daging tanpa tambahan zat kimia. 

Berbeda dengan makanan olahan, real food memertahankan nutrisi alaminya dan memberikan berbagai manfaat kesehatan. 

Konsumsi real food memberikan asupan nutrisi yang lebih optimal, lebih sedikit konsumsi kalori kosong, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.

Stigma yang berkembang

Banyak orang yang beralih ke pola makan real food sering kali mendapat komentar seperti, "Lagi diet, ya?" atau "Kamu sakit?". 

Stigma ini mungkin berasal dari kebiasaan kita yang sudah terlanjur terbiasa dengan makanan cepat saji dan olahan. Konsumsi real food dianggap sesuatu yang "luar biasa" atau "tidak biasa", padahal seharusnya tidak demikian.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition Education and Behavior (2021), persepsi masyarakat terhadap makanan sehat sering kali dipengaruhi oleh kebiasaan dan lingkungan sosial. 

Ketika seseorang memilih untuk makan sayuran segar dan protein tanpa lemak, orang di sekitarnya mungkin melihatnya sebagai usaha untuk menurunkan berat badan atau pemulihan dari suatu penyakit. 

Padahal, ini hanyalah pilihan yang seharusnya menjadi norma untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

Ilustrasi real food. Foto: freepik.com/freepik
Ilustrasi real food. Foto: freepik.com/freepik

Mengapa real food penting?

Mengubah pola pikir ini sangat penting untuk mendukung gaya hidup sehat. Real food kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh. 

Mengonsumsi makanan alami dan minim olahan membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan energi, dan memperbaiki kesehatan kulit. Selain itu, pola makan ini juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa diet berbasis makanan alami dan minim olahan dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 30%. 

Ini menunjukkan bahwa real food bukan hanya pilihan yang bijak, tetapi juga sangat diperlukan untuk kesehatan jangka panjang.

Real food dalam kehidupan sehari-hari

Memasukkan real food dalam diet harian bukanlah hal yang sulit. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan lebih banyak memasak di rumah. 

Memasak sendiri memberikan kontrol penuh atas bahan-bahan yang digunakan. Memilih makanan segar di pasar tradisional atau supermarket, menghindari produk olahan, dan merencanakan menu mingguan dapat membantu memastikan asupan real food yang cukup.

Restoran dan katering juga mulai menyadari pentingnya menyediakan menu berbasis real food. Banyak tempat makan kini menawarkan salad segar, jus alami, dan hidangan berbahan dasar sayuran dan protein tanpa tambahan zat kimia.

Ini menunjukkan bahwa real food semakin diterima dan diminati oleh masyarakat luas.

Foto: freepik.com/jcomp 
Foto: freepik.com/jcomp 

Menormalkan real food, langkah nyata menuju gaya hidup sehat

Dengan edukasi yang tepat dan kampanye yang efektif, kita bisa menghapus stigma bahwa real food hanya untuk diet atau orang sakit. 

Penting untuk memulai dari lingkungan sekitar dan menjelaskan bahwa memilih makanan sehat adalah keputusan bijak dan normal. 

Media sosial, seperti Instagram dan TikTok, dapat menjadi platform untuk berbagi resep makanan sehat dan informasi nutrisi.

Sekolah juga memegang peran penting dengan mengajarkan anak-anak tentang pentingnya pola makan sehat sejak dini. 

Pemerintah dan lembaga kesehatan dapat mendukung dengan kampanye kesehatan dan kebijakan yang memudahkan akses ke makanan sehat.

Selain itu, keluarga dan teman-teman dapat memberikan dukungan dengan menunjukkan bahwa pola makan sehat bukanlah sesuatu yang luar biasa. 

Edukasi dan dukungan dari berbagai pihak, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya real food dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, mari kita mulai perubahan ini dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Real food adalah kunci untuk hidup sehat dan berkualitas. 

Sudah siap untuk mengadopsi pola makan ini Kompasianer?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun