Mohon tunggu...
Nurul Hidayah
Nurul Hidayah Mohon Tunggu... -

Nama saya Nurul Hidayah, tinggal di kota Solo Raya, berasal dan berkelahiran dikab. Boyolali. Sekarang saya sedang menempuh pendidikan S1 FITK di IAIN Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menteri Anis Baswedan Kembali Mengeluarkan Statement yang Cukup Membuat Pelosok Negeri Ini Ramai, Isu Penghapusan Doa di Sekolah-sekolah

21 Desember 2014   21:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:47 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Anis Baswedan kembali memberikan fenomena di dunia pendidikan di tanah air kita saat ini. Bukan lagi masalah kurikulum 2013 yang di cabut kembali, namun mengenai masalah penghapusan doa di sekolah-sekolah. Menurut Kemendikbud yang belum lama menjabat tersebut, saat ini masih ada fenomena sekolah negeri yang sering menjalankan praktek agama sesuai agama mayoritas saja. Maka dengan hal itu, fenomena tersebut tidak boleh terjadi lagi.

Diawali dengan sebuah protes dan keluhan dari salah seorang wali murid terhadap tata cara berdoa di sekolah yang dianggap lebih dominan pada suatu agama tertentu, membuat menteri pendidikan Anis Baswedan mengeluarkan kembali statement yang cukup controversial yaitu mengenai revisi tata cara berdoa yang hampir menjadi kebiasaan, bahkan menjadi kebudayaan yang dilakukan oleh para pencari ilmu selama ini di lembaga-lembaga sekolah. Sebelumnya, Mendikbud Anies Baswedan sedang menyusun tata tertib memulai dan menutup kegiatan sekolah, termasuk soal doa yang memang menimbulkan masalah karena identik dengan agama tertentu.

Banyak pihak yang menyayangkan mengenai wacana isu tentang penghapusan doa-doa di sekolah tersebut. Tokoh masyarakat yang terkenal dalam public negeri ini diantaranya adalah ustadz Yusuf Mansyur menyatakan rasa kecewa sekaligus keprihatinannya melalui akun twitter pribadinya, @yusufmansur. Ustadz Yusuf Mansur juga sempat mempertanyakan dan mengklarifikasi kebijakan ini. Banyak sekali postingan di akun twiiternya yang memperlihatkan dengan jelas betapa kecewanya dia mengenai masalah yang cukup serius ini. Tak hanya Ustadz Yusuf Mansyur saja, Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Dr Ali Mustafa Yakub mengatakan, jika ada revisi atau penghapusan doa di sekolah, hal tersebut masuk dalam rencana protokol Zionisme nomor 14. MUI juga menyesalkan sikap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengenai aturan baru cara membuka dan menutup proses belajar, termasuk berdoa yang selama ini identik dengan Islam.

Sebelumnya, Menteri Anies Baswedan mengungkapkan, pihaknya ingin agar kegiatan belajar-mengajar (KBM) dibuka dan ditutup dengan doa bersama oleh guru dan para murid di tiap kelas. Dia justru ingin mewacanakan agar anak-anak sekolah di dalam negeri dididik untuk lebih religius. Antara lain, dengan membuka dan menutup proses belajar mengajar dengan doa. "Kita menganjurkan agar sekolah itu dimulai dengan doa diakhiri dengan doa. Ini baru wacana, dan kita ingin ini didorong," ujarnya. Kementerian dan pemerintah akan terlebih dahulu mendiskusikan hal ini kepada kementerian agama. Dia juga membantah tentang pengurangan atau penghapusan dominasi doa-doa tadi di sekolah, dan mengaku bahwa semua ini hanyalah baru perencanaan.

vKalau menurut pendapat saya tentang doa pembukaan atau penutup di sekolah, tidaklah masalah berjalan seperti sebelumnya. Jika memang di suatu lembaga sekolah siswanya memang berbeda-beda agamanya, bukankah dari dulu sudah ada yang namanya toleransi soal berdoa dan beribadah di setiap lembaga-lembaga pendidikan tersebut? Jika tidak terjadi permasalah di dalam penggunaan doa selama ini, mengapa harus di revisi bahkan di hapuskan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun