Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Para Pemburu Harta Karun di Pasar Windujenar

2 Desember 2014   22:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:13 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_379984" align="alignnone" width="640" caption="Gramaphone. salah satu harta karun yang dijajakan di Pasar Triwindu-Solo (dok.pri)."][/caption]

Matahari belum tenggelam tetapi mulai mendekati kaki langit untuk menuju titik nadir. Pedagang wedang ronde dan es buah beradu kencang dalam memukul gelas-gelas untuk menarik pembeli. Patung-patung dengan bentuk wajah masih saja diam terapku tanpa peduli dengan apa yang sedang terjadi. Senja ini pasar Triwindu yang kini bernama Windujenar yang ada ditengah-tengah kota Solo masih sibuk dengan para pemburu harta karun, padahal beberapa kios tirai besinya mulai menutup separo.

[caption id="attachment_379985" align="alignnone" width="640" caption="Penjual wedang ronde mangadu nasib di depan pasar Triwindu (dok.pri)."]

14175074481976420063
14175074481976420063
[/caption]

Bagi kolektor benda-benda antik atau kuno, maka pasar Triwindu adalah surganya. Mereka bisa mencari apa saja yang hendak diburu, tentu saja jika beruntung. Bagi mereka yang suka dengan barang-barang tempo dulu, tak harus menjadi kolektor tetapi bisa langsung mencari disini dan jika sepakat bisa langsung dibawa pulang. Bagi para pelancong jika ingin bernonstalgia tentang masa lalu, bisa betah berlama-lama disini walau hanya melihat setrikaan usang dengan kapala ayam jago di ujung besi panas.

Sebuah pasar tradisional yang dibangun menjadi pasar modern, tetapi barang jualannya tetaplah tradisional. Walau dibangun semodern apapun, barang jualannya tetap kuno dan semakin kuno semakin antik. Sebuah pasar yang memiliki jiwa aprsesiasi yang tinggi terhadap barang usang masa lalu, tetapi bisa disulap menjadi komoditi bernilai tinggi. Saya sempat tidak percaya, harga sebuah barang yang jika dinlai dari nilai intrinsiknya hanya puluhan ribu dihargai dengan nominal puluhan juta.

[caption id="attachment_379987" align="alignnone" width="640" caption="Topeng-topeng antik yang menempel di dinding pasar. Selain sebagai hiasa, pembeli juga bisa menebusnya untuk dibawa pulang (dok.pri)."]

14175074922019193431
14175074922019193431
[/caption]

Gerusan waktu boleh saja menggerus barang-barang dagangan disini, tetapi seiring itu pula akan memoles nilai jualnya semakin tinggi. Manakala ada barang-barang akan memiliki angka penyusutan, tetapi barang-barang disini sudah melewati kurva yang menukik tajam kebawah dan kini semakin merangkak naik bahkan melewati titik awal bergeraknya. Saya berjalan dari lorong ke lorong sambil melihat barang-barang yang usianya jauh dari umur saya. Mereka nampak kusam namun begitu anggun masih seperti masa kejayaannya. Saya tidak menyangka ditengah jaman yang serba modern masih saja ada yang konservatif dengan barang-barang usang itu.

Para penjual dan pembeli benar-benar mengapresiasi prabotan masa lalu dan kadang tak tanggung-tanggung mereka berani membuka dengan harga yang fantastis tinggi. Entah apa yang mereka cari, apakah sebuah nilai seni, kepuasan, atau jangan-jangan hanya bisnis semata. Namun mereka sepertinya paham benar dengan setiap benda di pasar Windu jenar ini. Ada sebuah harga yang harus ditaksir pada nilai seni, budaya, umur, dan manfaat dan mereka benar-benar jeli.

[caption id="attachment_379988" align="alignnone" width="640" caption="Seorang pembeli datang untuk mencari lampu gantung 9dok.pri)."]

14175075651594156616
14175075651594156616
[/caption]

Lorong-lorong sudah saya lewati dan nampak beberapa kios mulau dikunci gemboknya. Seorang pemuda datang hendak mencari lampu gantung dan terpaksa salah seroang penjual membatalkan menutup kiosnya. Perdebatan sengit terjadi diantara mereka untuk mencari kesepakatan harga. Antusisme pembeli tak mau kalah, sepertinya benar-benar sedang butuh dan penjual memanfaatkan kesempata ini untuk memasang harga tinggi. Inilah mekanisme pasar dimana hukum permintaan dan penawaran akan bermain di dalamnya. Kesepakatan tidak terjadi, dan pembeli berjalan ke lorong lain dan raut wajah penjual sepertinya menyesal dengan harga yang tinggi, namun inilah seninya berdagang.

[caption id="attachment_379989" align="alignnone" width="640" caption="Senja di depan pasar triwindu yang menghadap ke barat (dok.pri)."]

14175076031511769511
14175076031511769511
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun