Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Nilai-nilai Pohon Bodi

17 Januari 2014   10:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:45 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_316373" align="alignnone" width="640" caption="Daun bodi (Ficus religiosa) yang khas, karena lancip dan mirp bentuk hati (dok.pri)."][/caption] Dikisahkan pada abad 6SM lahirlah putra mahkota dari raja Suddodhana penguasa negeri Shakaya di India. Pangeran yang terlahir ini kemudian diberi nama Siddharta Gautama. Pangeran yang kesehariannya hidup dilingkungan istana tertutup oleh tembok realitas kehidupan di luar sana. Menyadari kehidupan ini penuh dengan penderitaan dan keterbatasan maka Siddharta Gautama bertekad mencari pencerahan. Dari mimpinya dia mendapat jawaban agar bermeditasi di bawah pohon bodi. Setelah 49 hari, akhirnya dia memperoleh pencerahan dan mecapapai kesempurnaan menjadi Budha. Itulah sekilas cerita Siddharta dengan pohon bodinya. Siang yang terik ini saya berlindung di bawah kanopi pohon. Sejuk dan hawanya sangat dingin. Sambil merebahkan badan mata ini memandang juntaian-juntaian akar napas yang keluar dari batang. Daun-daun melambai mengikuti gerakan angin, nampak anggun dan terlebih lagi bentuknya yang lancip mirip hati. [caption id="attachment_316374" align="alignnone" width="640" caption="Wat Chalong salah satu kuil Budha di Phuket-Thailand. Di sudutnya terdapat pohon bodi yang teduh (dok.pri)."]

1389928629241431798
1389928629241431798
[/caption] Semakin lama, semakin betah berlama-lama dibawah pohon ini. Di depan saya berdiri megah sebuah kuil dengan kubah dari emas seberat 30Kg. Suasana damai, sejuk dan sangat nyaman. Lantas saya melamun "pantas saja Siddharta betah dengan suasana ini". Benar saat ini saya mencoba menikmati layanan ekologi dari pohon Bodi di pelataran Wat Chalong, Phuket-Thailand. Di negeri gajah putih, agama Budha berkembang dengan pesatnya. Salah satu kuil yang terkenal adalah Wat Chalong yang ada di pulau Phuket. Di sini terdapat sekitar 5-6 kuil untuk beribadah dengan warna yang cerah dan kontras. Namun yang menarik adalah kehadiran pohon Bodi. Pohon Bodi atau dalam bahasa ilmiahnya Ficus religiosa adalah satu genus dengan beringin dan masuk dalam keluarga Moraceae. Pohon ini di anggap sakral, kerena dibawah pohon bodilah Siddharta Gautama mencapai kesempurnaanya. Pohon yang keramat dan sakral, kerena ditanam hampir disetiap kuil Budha dan Hindu. Pohon bodi berasal dari India dan Nepal dan terus berkembang pesat ke seluruh penjuru dunia seiring penyebaran Budha dan Hindu. Tidak salah jika pohon bodi memiliki banyak sekali nama lokal, seperti; bootre, peepultree, sacred fig (Inggris), pi ti shu (Cina), arbre de dieu (Prancis), bobaum (Jerman), pipal (India), fico del diavolo (Italia), higuera de aqua (Spanyol), pho see ma haa pho (Thailand) dan dom pur (Kamboja). Secara ekologi, pohon bodi memiliki arti penting dalam daya dukung lingkungan. Tajuk pohon memberikan suasana yang teduh dan melindungi dari paparan sinar matahari. Perakaran yang kuat, lebar menjaga stabilitas tanah. Selain itu pohon bodi juga mampu menyimpan air tanah layaknya beringin. Tidak kalah penting adalah kemampuannya dalam menyerap gas karbo di oksida dan mengubahnya menjadi oksigen. Kembali ke Wat Chalong di Phuket. Kuil ini didirikan sebagai penghormatan kepada Luang Pong Chaem dan Luang Pong Chuang. 2 biksu ini adalah ahli dalam pengobatan herbal Budha. Pohon Bodi di pelataran Wat Chalong termasuk dalam Ayurveda (pengobatan tradisional India) kerena memiliki efek meremajakan, antioksidan dan anti stress dan dimasukan dalam kelompok Rasayana. [caption id="attachment_316375" align="alignnone" width="640" caption="Pohon yang sakral, sehingga di balut kain warna-warni. Pohon ini saya jumpai di pelabuhan Phuket (dok.pri)."]
13899288111059297327
13899288111059297327
[/caption] Dari sisi estetika pohon bodi adalah salah satu tanaman hias yang mempu hidup ratusan tahun. Tinggi pohonnya bisa mencapai 25m. Pada abad ke-3SM raja Asoka memotong sebagian kecil danan bodi lalu di tanam di Anuradapura-Sri Langka. Hingga kini konon pohon tersebut masih hidup. Ada yang menyebut pohon tersebut telah dirusak oleh permaisuri raja Asoka karena cemburu, sebab raja banyak berlama-lama disekitar pohon tersebut tanpa memperhatikan permaisurinya.  Pohon yang rindang dan bentuk daun yang unik menjadikan bodi sebagai tanaman hias sekaligus pelindung. Di pelabuhan Phuket, saya menemukan sebuah pohon bodi yang batangnya diikat dengan kain warna-warni. Budaya ini tak beda jauh dengan di Bali, yakni sama-sama membungkus batang bagaian bawah dengan kain. Sebagai wujud penghormatan terhadap simbol keagamaan dan kesakralan. [caption id="attachment_316376" align="alignnone" width="640" caption="Mata saya jauh memadang patung Budha di atas bukit (dok.pri)."]
1389928880357094470
1389928880357094470
[/caption] Saya hanya bisa memandang nan jauh disana, disebuah bukit. Patung Budha dari marmer setinggi 45M berdiri dengan megahnya. Sebuah sinergis alam dan mahluknya begitu terasa, saat berada dibawah pohon bodi. Inilah salah satu realitas kehidupan yang harus dijaga, dan pohon bodi menjadi salah satunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun