Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Negriku oh Negriku, Kapan Kita Bisa?

26 Maret 2014   17:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:27 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_328602" align="aligncenter" width="576" caption="Di tempat ini saya belum menemukan orang merokok dari pada panjang urusannya (dok.pri)."][/caption]

"anda mau tinggal di sini gratis 2 bulan dan semua ditanggung pemerintah..?" kata teman saya saat mengunjungi sebuah lokasi wisata di Filipina. "Bagaimana caranya..?", tanya saya dan dengan enteng dia menjawab "buang saja sampah sembarangan dan ada petugas yang melihat". Mata saya lantas memandang ke seluruh penjuru mata angin sampai celah-celah sempit untuk mencari-cari sampah dan saya tidak berhasil menemukannya. Mereka takut dikurung 2 bulan atau denda yang besar daripada tasnya penuh dengan sampah pribadinya.

Gambang semarang yang berupa nada dari  piano mengalun di stasiun Tawang, Semarang. Nada tersebut menandakan ada kereta yang datang dan memanggil saya untuk masuk dalam gerbong kereta. Kereta kelas ekonomi bisnislah yang menjadi pilihan saya untuk mengantarkan sampai ke ibu kota.

Perlahan kereta mulai berjalan menuju barat sambil menyusuri jalur ganda yang baru saja diresmikan. Waktu berlalu, maka petugas kereta/pramugara mulai melayani kebutuhan penumpang. Ada yang menawari makanan dan minuman, tetapi yang menarik adalah tawaran bantal dan selimut. Perjalanan malam memang cocok jika ada selimut dan bantal dan tidak sedikit yang memesan piranti tidur tersebut.

[caption id="attachment_328603" align="aligncenter" width="512" caption="Setelah bantal dan selimut di bagikan maka saatnya berebut cari posisi yang enak (dok.pri)."]

13958021161897779567
13958021161897779567
[/caption]

Malam makin larut dan saatnya memejamkan mata. Namun yang terjadi adalah mata yang terbelalak dengan pemandangan dalam kereta yang tak jauh dengan kondisi rumah petak yang penuh dengan penghuni. Masing-masing penumpang mencari posisi yang enak untuk merebahkan badan. Ada yang tidur di sepanjang lorong tengah kereta, dengan selimut yang digelar layaknya tikar. Ada pula yang tidur di antara kursi yang saling berhadapan.

Jujur saja saya merasa iri dengan mereka yang bisa memejamkan mata dengan kondisi yang tak nyaman namun bisa disulap menjadi sangat nyaman. Dengkuran lelaki yang tidur di lorong begitu menggoda untuk menjepit hidungnya dengan jepitan jemuran, atau yang ngiler sambil bersandar pada dinding kereta.

[caption id="attachment_328604" align="aligncenter" width="512" caption="Seorang balita yang ditidurkan di lorong kereta. Prilaku yang kurang tepat andaikata ada kecelakaan maka potensi bahaya akan semakin besar. Hal sederhana yang acapkali tak disadari dan menjadi kebiasaan buruk penumpang (dok.pri)."]

13958021701900289424
13958021701900289424
[/caption]

Pemandangan yang benar-benar membuat mata tak bisa terpejam. Akhirnya untuk mengusir rasa kebosanan, saya mencoba melangkahkan kaki menuju restorasi untuk mengganti suasana. Untuk mencapai kantin kereta api bukan perkara mudah karena harus melangkahi para penumpang yang tidur di sepanjang lorong.

Sekembali dari restorasi kembali harus menelan pil pahit. Setelah menembus barikade penumpang tidur, tempat duduk saya sudah ada yang menempati sembari tidur terlentang dengan nyenyaknya. Saya tak membayangkan jika mukanya saya guyur dengan air mineral agar saya mendapat hak saya berupa tempat duduk. Langkah paling aman dan nyaman adalah cari kursi kosong dan kembali menembus barikade manusia lagi.

[caption id="attachment_328606" align="aligncenter" width="512" caption="Masing-masing mendapat hak, namun ada juga yang memanfaatkan sisa-sisa hak yang tidak terpakai. Pemandangan saat di sebuah bandara (dok.pri)."]

13958022671517334741
13958022671517334741
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun