Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Migas Tercipta Ratusan Juta Tahun dan Habis Dalam Ratusan Tahun

18 April 2015   10:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

30 juta tahun yang lalu pada masa creaceus, yakni akhir jaman dinosaurus sudah terbentuk cadangan minyak dunia diperkirakan sebanyak 50%. Berdasar hasil temuan fosil yang terdapat dalam minyak bumi, diperkirakan fosil tersebut berumur 505-544 juta tahun yang lalu. Fakta yang menarik, ditemukan minyak bumi tertua berumur 600 juta tahun yang lalu, sedangkan yang paling muda sekitar 1 juta tahun yang lalu. Apabila di rerata maka umur minyak bumi sekitar 10 sampai 270 juta tahun. Lamanya rentang terbentuknya minyak bumi, ternyata baru di ekplorasi tahun 1850an dan diperkirkan akan habis 120 tahun lagi.

[caption id="attachment_410934" align="aligncenter" width="600" caption="Gambaran akhir masa masa creaceus, saat hewan dan tumbuhan raksasa tertimbun dalam dasar lautan atau tanah dan yang kini dikenal sebagai minyak bumi, gas alam dan batu bara (alaskamuseum.org)."][/caption]

Minyak bumi, gas dan batu bara adalah bahan-bahan organik sisa-sisa dari organisme purba yang tertimbun dalam batuan selama jutaan tahun. Adanya perubahan suhu dan tekanan, menyebabkan jasad renik ini berubah menjadi minyak dan gas untuk hewan dan tumbuhan menjadi batu bara. Paparan dia atas adalah teori biogenesis tentang terbentuknya minyak bumi. Teori abiogenesis mengatakan minyak bumi terbentuk dari logam alkali yang dalam keadaan bebas jika dalam suhu tingi akan bersentuhan dengan C02 membentuk asitilena. Ada juga teori duplek yang menggabungkan teori biogenesis dan abiogenesis yang mengatakan minyak dan  gas bumi berasal dari materi nabati.

Menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, 4000 tahun yang lalu minyak bumi sudah digunakan untuk bahan campuran kontruksi menara di babilonia. Sekitar tahun 1850 Ignacy Lukasiewicz menemukan cara bagaimana mendestilasi/memurnikan minyak bumi menjadi beberpaa bagian, sehingga tahun 1853 dimulailah ekplorasi minyak di Polandia dilakukan pertama kalinya.

[caption id="attachment_410935" align="aligncenter" width="600" caption="Saat semua tergantung pada bahan bakar fosil. Terlihat banyak kaum ibu yang sedang antri minyak tanah di Sumbawa (dok.pri)."]

14293259691323835723
14293259691323835723
[/caption]

Ada sebuah perhitungan yang menarik bahwa cadangan minyak dunia tinggal 3,74 triliun barrel, dan akan habis 120 tahun lagi dengan catatan tidak terjadi penambahan konsumsi minyak bumi. Seperti diketahui, sumber energi terbesar di planet biru ini adalah minyak bumi  sebesar 65,5%, selanjutnya batubara 23,5%, tenaga air 6%. Di beberapa negara maju sudah digunakan uranium sebagai sumber energi dari nuklir yang jauh lebih besar energi, begitu juga dengan resikonya.

Pemanfaatan sumber energi fosil/migas semakin bertambah, sedangkan sumber energi semakin berkurang. Jika digambarkan dengan grafik akan terjadi titik persilangan, entah kapan titik temu itu bersinggungan, jika sudah maka bersiaplah menuju titik nadir. Sebuah konsekuensi logis dari pendulangan energi tidak terbarukan, jikapun bisa diperbaharui membutuhkan perubahan biosfer dalam jangka waktu jutaan tahun.

Energi fosil benar-benar memanjakan dan memudahkan manusia dalam bekerja, bepergian, hingga menghancurkan. Saat ini perkembanga dunia otomotif yang outputnya adalah pemanfaatan energi fosil seperti tidak terkendali. Siapa saja bisa membeli kendaraan bermotor, walau dengan cara kredit. Ketersediaan bahan bakar juga masih mudah ditemui,itupun masih disubsidi oleh pemerintah. Kita masih teralalu nyaman dengan segala ketersediaan sumber energi yang melimpah, tanpa sadar sebenarnya sedang berjalan di fase yang menurun.

Turunnya ketersediaan minyak berimbas pada meningkatnya pemanasan global sebagai efek samping pembakaran bahan bakar fosil. Berkaca pada negara-negara maju yang sudah menyadari bom waktu bencana masa depan, yakni mulai mencari energi alternatif, terbarukan dan ramah lingkungan. Saat ini penggunaan energi solar/matahari semakin digalakan salah satunya dalah pesawat yang menggunakan energi listrik dari matahari. Mungkin suatu saat pesawat hanya akan terbang saat siang hari diterik panasnya matahari, sehingga avtur tidak lagi digunakan.

Negera-negara maju seperti belanda sudah membudayakan naik sepeda untuk mobilitasnya. Bisa dibayangkan berapa banyak minyak yang tidak digunakan, berbeda dengan negara kita yang dalam jarak dekat sudah enggan bersepeda terlebih jalan kaki, tetapi memilih sepeda motor. Kesadaran akan kelangkaan energi suatu saat harus sejak dini ditumbuhkan pada generasi muda. Sejak dini mereka dikenalkan bahwa mereka dan anak cucunya tak akan lagi menikmati bensin bersubsidi, solar yang melimpah, dan gas yang mudah didapat.

Jika generasi ini tersadar akan kelangkaan energi pada jamannya maka sejak dini harus bersiap menghadapinya. Adaptasi atau tersisih, itu adalah pilihan yang tepat. Jika bisa beradaptasi dengan mengubah penggunaan bahan bakar fosil menjadi energi alternatif sudah menjadi poin pentingnya. Mengubah prilaku dari tidak efektif atau memboroskan energi bisa berubah menjadi prilaku ramah energi seperti naik angkutan umum/masal, menggunakan gas seperlunya dan lain sebainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun