Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyibak Sisi Keindahan dan Sejarah Gunung Ungaran

27 Mei 2010   00:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:56 2526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gunung Ungaran dengan ketinggian 2050 mdpl, menyimpan sejuata keindahan yang mempesona. Dari segala sisi dan penjuru seolah tak pernah habis mata ini memandang hamparan hijau yang menyelimuti Gunung tersebut. Berbagai peninggalan warisan budaya dari masa lampau ada disana, baik dari jaman kerajaan hingga jaman penjahahan. Candi Gedong songo di sisi tenggara Gunung Ungaran menjadi bukti adanya kerajaan hindu yang berjaya pada eranya. Disisi timur Gunung Ungaran ada sebuah saksi sejarah kekejaman Penjajahan Jepang dengan kerja paksa ala romusha, dimana Goa Jepang di Dusun Candi Peromasan menjadi buktinya. Bukti peninggalan lain adalah adanya perkebunan kopi, karet, teh, dan cengkih dihampir seluruh lereng Gunung Ungaran yang diciptakan ada kolonialisme Belanda. Bukti-bukti sejarah tersebut nampaknya menjadi pertanda bahwa Gunung Ungaran memiliki daya tarik tersendiri dimasa lalu. Kesuburan tanah dan iklim yang cocok membuat Belanda jatuh hati untuk membuat perkebunan. Tak jauh beda dengan jaman kerajaan dahulu yang mendirikan candi-candi sebagai tempat ritual keagamaan menunjukan adanya sebuah kehidupan masa lalu ditempat tersebut. Letak topografi yang berbukit-bukit menjadi tempat strategis untuk pertahanan dan dibangunlah goa-goa sebagai tempat perlindungan oleh tentara Jepang. Gunung penuh dengan sejarah masa lalu, lantas bagaimana dengan keindahan alamnya?. Seluas mata memandang hamparan hijau di lereng Gunung Ungaran, tetapi kalau mau menyibak lebih kedalam ada titik-titik keindahan yang bisa memanjakan mata. Mencoba melihat sejengkal keindahan di Sisi timur Gunung Ungaran, dimana ada 2 air terjun yang menjadi urat nadi kehidupan warga di setiap aliran airnya. Curug Lawe dan Benowo, 2 buah air terjun yang berdekatan membentuk huruf "Y" dalam pertemuan arus airnya. Air terjun yang tak berkurang debit airnya walau di musim kemarau, sehingga menjadi sumber kehidupan bagi yang dilewatinya. Terletak di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Utara, mungkin akan lebih familiar jika kita menyebut Kampus UNNES "Universitas Negeri Semarang" yang terletak di Sekaran, Gunung Pati yang bisa menjadi meeting point. Perjalanan di awali dari Kampus UNNES lalu menuju Desa Kalisidi, didesa tersebut terdapat perkebunan cengkih milik PT Cengkih Zanzibar yang nantinya menjadi pintu masuk menuju Curug Lawe dan Benowo. Sebuah pos satpam berdiri disisi kanan jalan, dimana perijinan dan pendataan pengunjung dilakukan. Perjalanan kemudian dilanjutkan melewati jalanan makadam sampai menuju rumah penjaga perkebunan. Dirumah tersebut kembali diadakan pendataan dan ada beberapa informasi yang bisa diperoleh tentang kedua air terjun tersebut. Selepas rumah terakhir, perjalanan dilanjutan melewati kebun cengkih disisi kanan dan kiri. Tiba saatnya menuju ke jalan arah air terjun yang terletak disisi kiri dengan melewati jalan setapak yang agak curam. Saat sampai disebuah sungai kecil perjalanan dilanjutkan sambil menyusuri aliran sungai menuju hulu. Ditengah perjalanan ada sebuah keunikan, dimana ada sebuah jembatan besi yang dijadikan saluran air dan jalan. Jembatan dengan konstruksi besi dan kayu tersebut digunakan untuk mengalirkan air, melewati sisi jurang dan dugunakan sebagai jembatan diatasnya dengan papan sebagai penyangganya. Selepas jemabatan perjalanan masih dilanjutkan dengan menyusuri sungai hingga terdapat sebuah pertigaan. Dipertigaan tersebut ada 2 buah aliran sungai, disisi kiri aliran sungai dari Curug lawe dan di sisi kanan dari Curug Benowo. Untuk menuju Curug Lawe dan Benowo berjarak sekitar 300meter dari pertigaan. Perjalanan di dua air terjun tersebut melewati aliran sungai yang jernih dan sejuk, sehingga memberikan sensasi tersendiri disetaip langkah kaki. Perlu diperhatikan saat berjalan disungai adanya lintah "HIRUDO MEDICINALIS" yang bisa menyerang seatiap saat. Curug Lawe air terjuan dengan ketinggian lebih dari 40 meter, terlihat seperti semburan air dari lobang batu. Derasnya aliran air yang menghantam batuan dibawahnya menimbulkan buih-buih yang apabila terkenan sinar matahari membentuk pelangi yang indah. Tak kalah indah Curug Benowo, air terjun dengan sisi tebing yang melingkar membentuk sebuah dinding batu yang unik. Curug Benowo yang tidak setinggi Curug Lawe, namun suasana tak kalah indahnya dengan deburan suara air yang jatuh. Lengkap sudah perjalanan 1,5 jam menuju 2 air terjun disisi timur Gunung Ungaran. Masih banyak tempat-tempat yang tak kalah menarik di Gunung tersebut yang belum terekplorasi dan terpublikasi, kiranya ini menjadi awal untuk dapat melihat sisi-sisi keindahan di Gunung penuh sejarah tersebut. Selamat menikmati dan tetap santun dalam setiap langkah perjalanan. Salam DhaVe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun