[caption id="attachment_317601" align="alignnone" width="640" caption="Candi Kalasan, tempat pemujaan Dewi Tara (dok.pri)."][/caption] "candi kalasan kiri pak" ucap saya kepada kernet bus usai melewati candi prambanan. Tujuan saya kali ini adalah candi kalasan, yang berjarak sekitar 2km dari candi prambanan. Alasan sederhana masuk candi ini, karena keunikannya dibandingkan dengan candi lain, baik dari segi usia, sejarah dan fungsinya. Dari pos penjagaan saya melangkahkan kaki, sesaat untuk mengikuti peraturan administrasi. Turis lokal 2000 rupiah dan mancanegara 5000 rupiah, "tidak usah mas, masuk saja kata petugas penjaga candi. Saya hanya bisa menghela nafas panjang, sebab sebuah mahakarya masa lalu dengan mudah dan gratis bisa didapatkan. [caption id="attachment_317602" align="alignnone" width="640" caption="Di bawah pohon beringin, saya membayangkan masa lalu bagaimana tempat ini berdiri. (dok.pri)."]
[/caption] Dibawah pohon
Ficus benjaminya saya membingkai keindahan candi ini. Beberapa kali melintas pesawat yang hendak mendarat, karena tak jauh dari sini adalah bandara internasional Adisoecipto. Burung-burung besi ini melintas tepat di atas candi, kolabirasi modernisasi dan klasik. Candi kalasan terletak di ds. Kalibening, Tirtaman, Sleman-Yogyakarta. Candi ini terletak sekitar 100m dari tepi jalan Solo-Yogyakarta. Dari jalan raya, kubah candi sudah terlihat dengan jelas sehingga memudahkan pengunjung untuk datang kesana. Pada tahun 778, candi ini dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dari Wangsa Syailendra. Dari prasasti yang ditemukan, tujuan pembangunan candi ini adalah untuk tempat penyembahan kepada Dewi Tara, yakni seorang Boddhisatva wanita. Kemudian kuil tersebut diberi nama Tarabhawana yang kini dikenal sebagai candi Kalasan. [caption id="attachment_317604" align="alignnone" width="640" caption="Lapisanvajralepa terlihat kontras dengan bebatuan penyusun candi (dok.pri)."]
[/caption] Inilah candi Buddha pertama, bahkan sebelum Borobudur berdiri sempurna, candi kalasan sudah menjadi tempat beribadah umat Buddha. Keunikan candi kalasan adalah dinding candi yang dilapisi bajralepa, yakni lapisan dari berbagai campuran yang fungsinya membuat bebatuan awet dan memberikan detail relief candi yang sempurna. Menurut hasil penelitian, vajralepa/bajralepa memiliki komposisi; pasir kwarsa (30%), kalsit (40%), kalkopirit (25%), dan lempung (5%). Semenjak di pugar pada tahun 1927-1929, candi ini belum berdiri sempurna, karena banyak bagian-bagian candi yang tidak bisa direkrosntruksi. Bagian-bagian candi yang terpisah kini diletakan di sekeliling candi yang mirip dengan reruntuhan candi. [caption id="attachment_317606" align="alignnone" width="640" caption="Candi sari, 500m dari kalasan yang merupakan shaolin di tanah Jawa (dok.pri)."]
[/caption] 500m dari candi Kalasan berdiri candi sari. Candi Kalasan dan candi sari adalah satu paket candi yang dibangun bersamaan yakni pada tahun 778masehi. 2 buah candi buddha pertama yang dibangun oleh raja Tedja Purnama atau Rakai Panangkaran. Jika candi Kalasan berfungsi sebagai tempat pemujaan kepada Dewi Tara, lain halnya dengan candi Sari. Candi sari memiliki fungsi mirip dengan biara. Para biksu tinggal di candi sari untuk belajar agama Buddha, bermeditasi, dan sebagai tempat hidup. [caption id="attachment_317607" align="alignnone" width="640" caption="Saya terpaku dengan arsitekturnya dengan kubah yang mirip dengan borobudur (dokpri)."]
[/caption] Kembali saya termenung di bawah pohon
Fillicium yang tumbuh rimbun di sisi kanan candi. Lapisan-lapiasn brajalepa sungguh luar biasa, warna putih, krem dan coklat memberikan detail yang luar biasa. Komposisi yang manarik karena nampak kontras dengan warna batuan candi yang gelap. Candi sari memiliki kubah mirip dengan Candi Borobur yang menjadi penciri khas candi-candi Budha. Dinding-dinding candi beserta ornamen relief berupa patung manusia, sulur-sulur  dan lain sebagainya dilapisi oleh vajralepa sebagai hiasan dan pelapis agar awet. Akses menuju candi Sari sangat mudah, karena hanya berjarak sekitar 200m dari tepi jalan besar arah Solo-Yogyakarta. Sperti candi kalasan, candi ini memiliki bagian-bagian yang  tidak bisa di rekronstruksi sehingga di tata mengelilingi pelataran candi. [caption id="attachment_317608" align="alignnone" width="640" caption="Bajralepa juga menjadi penghias candi ini (dok.pri)."]
[/caption] Pikiran saya terbawa pada film-film mandari begitu melihat fungsi dari candi sari. Apakah ini shaolin di tanah Jawa, dimana para biksu menuntut ilmu, bermeditasi, berlatih dan hidup di sini. Langit yang sedari tadi bermuram durja akhirnya menumpahkan air matanya. Segera saya bergegas dan berpamitan pada penjaga, dan lagi-lagi tak dipungut biaya untuk sebuah mahakarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Foodie Selengkapnya