Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Curug Kembar Baladewa Yang Gundah, Karena Tak Terjamah

13 Januari 2014   11:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_315478" align="alignnone" width="640" caption="Air terjun Baladewa, sebuah tepat indah yang terlihat gundah karena tak ada yang menjamah (dok.pri)."][/caption] Dari peta topografi, saya mencoba mengukur jaraknya sekitar 5km di atas kertas. Lantas jarak tersebut saya buktikan dengan mengukur denga menggunakan GPS. Hasilnya luar biasa jika dijalani di medan aslinya, yakni sejauh 7,28Km dengan kontur naik, perjalanan lebih lengkap saat ditemani hujan lebat. Itulah sekilas saat  mengunjungi air terjun Baladewa di lereng Gunung Telomoyo sisi utara. Dari pertigaan Banyu Biru, Kecamatan Ambarawa-Jawa Tengah perjalanan ini di Mulai. Sebuah papan petunjuk mengarahkan kaki ini menuju air terjuan yang dimaksud. Langkah awal untuk memulai 5km di atas kertas. Baru 200m berjalan, maka mampirlah ke Pasar Kebon Dowo untuk membeli bekal, berapa buah Rambutan. [caption id="attachment_315479" align="alignnone" width="640" caption="Di atas kertas 5km namun kenyataannya 7,28Km. Kaki ini sudah merasakan jalan, mata menikmati indahnya pemadangan dan kemera sudah mrekam itu semua (dok.pri), Sumber dari google earth dan data GPS."]

1389585787954340272
1389585787954340272
[/caption] Tikungan mengarahkan kaki kami ke kanan menuju jalan menanjak ke arah Kiri. Inilah awal dari perjalanan yang sebenarnya. Aspal mulus sangat memanjakan kaki kami menuju air Terjuna Kembar Baladewa. Jalan dengan kontur berbukit nyaris ada jalan datar, seba yang ada hanyalah menanjak dan menanjak. Pemandangan sepanjang jalan sangat indah, karena berjalan di sisi timur Gunung Gili Petung yang memanjang. Di sisi utara terlihat hamparan Rawa Pening yang sangat yang di tepinya terdapat perkampungan dan Pusdik Polri. Di sisi timur jalan, mata akan di suguhi kampung-kampung yang eksotis, karena terletak di sebuah lembah yang di himpit Gunung Gili Petung dan gunung Kendil. [caption id="attachment_315480" align="alignnone" width="640" caption="Salah satu sudat jalan yang mengarah lembah, menara masjid hingga puncak-puncak bukit. Sangat indah dan ingin berlama-lama di sini. (dok.pri)."]
1389585903419439552
1389585903419439552
[/caption] Jalan menanjak sepertinya tak ada habis-habisnya. Jika tanya pada penduduk, jawabannya datar "masih jauh dan jalan terus saja" dan jawaban inilah yang kadang melemahkan mental untuk terus berjalan. Menuju air terjun Baladewa tidak terdapat angkutan umum, kecuali ojeg atau truk-truk pikap yang membawa pedagang menuju pasar. Sampailah di desa Wirogomo, dan GPS sudah menunjuk angka 5Km lebih dengan kondisi jalan menanjak. Kami terus berjalan menuju arah yang di berikan penduduk untuk menuju lokasi. Sebuha jalan kecil di kiri desa dengan kondisi aspal yang bagus menuntun kami pada pintu Gerbang menuju air terjun. [caption id="attachment_315481" align="alignnone" width="640" caption="Dari sinilah arah air terjun Baladewa, dan masih berjarak sekitar 1Km. (dok.pri)."]
13895860201625945294
13895860201625945294
[/caption] Tidak ada penjaga, tidak ada loket itulah kondisi pintu masuk air terjun ini. Sejenak kami istirahat setelah berjalan non stop selama 1 jam 50 menit. Rambutan yang kami beli di Pasar Kebon Dowo cukup mengganjal perut yang dari pagi belum terisi makanan apapun. Usai istirahat sejenak kamipun berjalan melewati jalan setapak yang cukup landai. Di tengah-tengah jalan saya menghentikan seorang bapak yang membawa jerigen-jerigen air sadapan nira. Lantas saya mencoba untuk membeli dan dapatlah 2 liter seharga 10ribu rupiah. Air inilah yang nantinya menyelamatkan kami mencari air terjun kembar tersebut. [caption id="attachment_315482" align="alignnone" width="640" caption="Inilah air terjun Baladewa. Sungguh indah, namun sayang belum digarap dengan optimal (dok.pri)."]
1389586083661104888
1389586083661104888
[/caption] Berjalan di sepanjang sungai kecil yang dibuat saluran irigasi. Akhirnya kami sampai juga di air terjun pertama. Jarak sekitar 500m dari pintu Gerbang kami lewati dengan cepat karena jalan yang landai. Gemuruh suara air yang terlontar dari ketinggian 50m mengobati rasa lelah kami yang berjalan 7,28Km untuk sampai di sini. Tepat di sisi kiri air terjun pertama terdapat air terjun kedua dengan tinggi sekitar 70m, tetapi debit airnya lebih kecil. Inilah air terjun kembar Baladewa di bawah gunung Kelir yang resmi di buka menjadi lokasi wisata pada 8 Juni 2008 oleh wakil Bupati Semarang, Siti Ambar Fathonah. Air terjun ini unik karena ada 2 sungai yani kali Ringing dan Klegung. [caption id="attachment_315483" align="alignnone" width="640" caption="Mengapa tempat indah ini nyaris tidak tersentuh..? (dok.pri)."]
1389586170384386889
1389586170384386889
[/caption] Air terjun yang terdapat di Dusun Krajan Kidul, Desa Wirogomo adalah sebuah potensi wisata dan perekonomian yang cukup menjajikan. Patut di sayangkan, keindahan alam ini nyaris tidak tersentuh oleh pengelola dan pengunjung. Sisa-sisa fasilihas yang pernah di bangun terlihat mangkrak dan nyaris tinggal pondasi saja. Saya berdiri merenung sambil menikmati eksotisme air terjun baladewa ini. Ratapan dan sebuah harapan, kapan curug ini bisa di poles dan menyedot banyak pengunjung. Jalan setap yang nyaris penuh dengan rumput liar, sampah-sampah pengunjung bertebaran sungguh miris dan merusak keindahan yang ada. Saya teringat saat menuju ke air terjun ini, yakni di sisi kanan jalan saluran airnya berwarna kuning. Saya berpikir ini pasti ada sesuatu, sebab unsur mineral dan belerang yang menjadikan warna tersebut. Benar saja, di sisi kanan air terjuan ada sumber air panas Asinan. Ini dia salah satu tambahan dari atraksi alam yang bisa di jual oleh desa ini. Ingatan saya melompat lagi ke belakang, saat saya membeli nira. Ternyata desa ini juga menjadi penghasil gula kelapa/gula merah dan konon ada kuliner yang diberi nama montor mabur. Makanan ini adalah singkong yang dioleh sedemikian rupa lalu di beri gula merah dan sangat nikmat dimakan dengan minuman hangat. [caption id="attachment_315486" align="alignnone" width="640" caption="Hujan yang lebat menemani langkah kaki ini dengan suguhan pemandangan indah (dok.pri)."]
13895862801307050246
13895862801307050246
[/caption] Tiba-tiba rintik hujan menjadi hujan yang lebat. Akhirnya kami memutuskan untuk segera meninggalkan air terjun ini mengingat potensi bahaya banjir bandang. Hujan makin lebat menyambut langkah kami saat pulang. Energi ini sepertinya terkuras untuk menjaga tubuh tetap hangat dan kaki tetap berjalan. Kami sadar langkah kaki kami masih 7,28Km lagi untuk kembali pada titik semula. Air terjun Baladewa konon diberi nama dari tokoh pewayangan, yakni Baladewa sodara dari Krisna. Mitos yang ada, siapa saja yang mandi di air terjun tersebut badanya bisa kuat. Mitos yang saya percayai dan saya telah membuktikan. Tidak kuat bagaimana jika harus berjalan sejauh 15,56km dengan dari ketinggian 514mdp hingga 1016mdpl. 4 jam perlananan pulang pergi dengan berjalan kaki untuk menikmati alam Indonesia, dan perjalananpun akan terus berlanjut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun