Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ancaman Dibalik Kamuflase Makanan dan Minuman

27 Januari 2012   21:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Panca indera tercipta untuk menerima, dan membedakan rangsang dari apa yang didengar, dikecap, diraba, dilihat dan dicium. Setiap hari kita akan selalu berhadapan dengan benda-benda yang mengharuskan panca indera untuk menguji dan memutuskan. Bagaiaman jika benda-benda tersebut dimanipulasi untuk menipu panca indera dan apa akibatnya bagi tubuh manusia. Contoh paling sederhana dalam keseharian kita adalah makanan dan minuman, yang acapkali dimanipulasi untuk menipu panca indera kita.

Dimedia masa pernah ditayangkan, gorengan yang diproses dengan menambahkan plastik dan lilin. Katakanlah mendoan yang digoreng dicampur dengan lilin dan plastik. Telinga kita akan merasa betapa renyahnya dengan suara ''kriuk-kriuk'', mata melihat betapa mengkilapnya, hidung mencium sedapnya bumbu-bumbu, lidah merasakan lezatnya dan tangan meraba betapa mantapnya. Memang sangat susah membedakan hidangan dipasaran mana yang baik mana yang dicurangi, bahkan pelaku berlomba-lomba untuk menyamarkan dengan sempurna. Apabila orang dewasa saja kesulitan mana makanan yang baik mana hasil produk yang diakali, bagaimana dengan anak-anak kecil yang belum mengerti dan memahami permasalahannya.

Rasa, aroma dan warna saat ini sangat mudah untuk dimanipulasi dari bahan aslinya atau alaminya. Untuk menciptakan rasa, aroma dan warna tertentu sudah tersedian bahan-bahan kimia sintetis dipasaran. Pabrik-pabrik pembuat bahan perisa, pewarna dan aroma sintetis dengan mudahnya memproduksi. Sasaran produknya adalah pembuat makanan atau minuman. Apabila bahan-bahan sintetis tersebut dibuat dipabrik yang resmi, tentu saja sudah melewati tahap-tahap penelitian dan pengujian, sehingga aman untuk dikonsumsi untuk dosis tertentu. Nah yang jadi masalah saat ini, bagaimana jika perisa, pewarna dan aroma sintetis disalahgunakan oleh mereka yang tak mengerti dan tidak bertanggung jawab.

Tidak sedikit kasus penggunaan pewarna sintetis untuk campuran makanan. Andaikata pewarna yang digunakan adalah ''food grade'' tidaklah menjadi perkara asal dosisnya benar, bagaimana jika pewarna yang digunakan adalah pewarna untuk teksil atau campuran cat, akan lain cerita jadinya. Nah banyak mereka yang curang dengan mengakali barang dagangan dengan bahan-bahan yang tidak sebagai mana mestinya.

Warna yang ngejreng, rasa yang pekat dan aroma yang kuat adalah daya tarik tersendiri bagi indra penglihat, perasa dan pencium. Anak-anak adalah sasaran empuk dengan produk-produk hasil kecurangan pelaku yang tak bertanggung jawab. Kamuflase terhadap makanan-makanan yang tidak layak bisa memanipulasi pancaindra terlebih anak kecil yang belum peka terhadap zat-zat asing atau yang tidak selazimnya. Entah apa jadinya jika generasi muda sejak dini sudah di ''cekoki'' dengan makanan-makanan yang sebenarnya tidak tersebut. Ancaman penyakit degeneratif, kangker, kerusakan organ mungkin saat itu tidak dirasakan langsung, tetapi akumulasinya yang akan dipeti dikemudian hari.

Sebenarnya jika mau kreatif, disekitar kita banyak bahan-bahan alami yang aman sebagai perisa, pewarna dan aroma. Rempah-rempah, ekstrak buah adalah gudangnya rasa dan aroma, sedangkan pewarna bisa diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Jika ingin warna hijau bisa mengekstrak daun pandan atau suji, warna merah dari buah kesumba, kuning dari kayu secang atau kunyit, dan masih banyak lagi tumbuhan yang bisa diekstrak untuk diambil warnanya. Namun ketersediaan bahan baku yang tak selalu ada acapkali menjadi kendalanya, selain itu pengetahuan masyarakat juga terbatas berkaitan dengan ekstraksi yang benar. Namun, alasan kepraktisan, dan murah serta hasil yang lebih baik menjadi alibi memakai bahan kimia sintetis. Urusan akan efek bagi kesehatan ibarat ''resiko ditangan penumpang''.

Dengan segala kerendahan hati, selamatkan generasi kita dari racun-racun yang memanipulasi panca indera. Tanpa mengkesampingkan penjual makanan yang baik, tetapi berhati-hati dengan oknum yang nakal dan curang patut dilakukan. Saat ini memang tidak terasa, tetapi akumulasi dari bahan kimia nantinya akan menjadi malapetaka, disaat kesehatan dirasa sangat begitu berharga. Amankan generasi kita dan kita sendiri dari kamuflase-kamuflase yang menipu panca indera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun