Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Aku Pulang dari Tambang

10 Februari 2015   16:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:30 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_395932" align="aligncenter" width="448" caption="Baru bertemu harus berpisah, saat berpose dengan bagian tambang (dok.pri)."][/caption]

"Sudah biasa saja, kalian pasti jarang travelling ya..?" kata mas Toro yang biasa di panggil dengan Cumi. Kata-kata dia begitu menarik bagi saya manakala melihat ekspresi teman-teman manakala hasru berpisah setelah seminggu bersama. Ada yang merasa berat ada juga biasa saja. Bagi mereka yang biasa bertemu dan berpisah, adalah yang lumrah karena sering berpegian dan bertemu dengan beragam orang, tetapi bagi yang tidak biasa adalah sesuatu yang berat.

Seminggu sudah kami di pertambangan Newmont Nusa Tenggara dan area di luar tambang. Bagi saya banyak hal yang bisa saya dapatkan, terutama kasanah pengetahuan baru seputar pertambangan dari hulu hingga hilirnya. Dari awal sebuah angan, mimpi dan akhirnya menjadi sebuah kenyataan setelah penantian panjang. Nada-nada sumbang mengiringi perjalanan, bagi mereka yang sudut pandangnya adalah sisi negatif tentang tambang; kapitalis, kerusakan lingkungan, ketimpangan sosial hingga unsur politis. Sebuah konsekuensi yang harus diterima dengan orang-orang yang bersebrang pikiran, tetapi mimpi harus jalan terus.

[caption id="attachment_395933" align="aligncenter" width="448" caption="Pertama kalinya menjejakan kaki di Batu Hijau setelah penantian yang lama (dok.pri)."]

1423534399931127585
1423534399931127585
[/caption]

Sebelum pulang sebuah pesan sederhana dari mereka yang ada pertambangan "yang baik-baik kalian bawa pulang, yang buruk berikan pada kami untuk perbaikan, lalu informasikan di sini ada apa dan apa yang terjadi tanpa harus ditutup-tutupi". Sebuah angin segar bagi kami untuk melihat, meraba, hingga berargumen dengan mereka yang pakar dan menjadi sebuah diskusi yang hidup dan saling mencerahkan. Saat kami diminta rekomendasi, saya hanya berpikir "saya masih terlalu bodoh untuk memberikan rekomendasi pada mereka yang jauh lebih ahli, kami hanya disini hanyalah parasit saja yang sebentar lagi akan dipulangkan setelah banyak mendapatkan pengetahuan".

[caption id="attachment_395937" align="aligncenter" width="448" caption="Momen paling epic dalam kamus saya. Terlihat pak Budi (jongkok paling depan) usai menekan tombol rana pengatur waktu kamera, berlari untuk berpose bersama. Dia tidak sadar di posisi air yang tergenang (dok.pri)."]

1423534555633516868
1423534555633516868
[/caption]

Lantas ada yang bertanya dapat apa selama seminggu di sana..?. Terlalu dini menyimpulkan mendapat apa, sebab belajar tambang tidak cukup sesingkat itu. Mereka yang kuliah tetang tambang atau metalurgi butuh 4 tahun, itupun belum sepenuhnya menguasai, terlebih kami yang hanya 5 hari efektif saja. Namun saya pulang juga tak ingin dengan tangan hampa, tetapi ada beberapa buah tangan yang siapa tahu berguna buat saya atau mereka yang ingin tahu. Yang pasti kami mendapat sebuah sudut pandang tentang pertambangan yang menjadi visi dan misi dari perusahaan. Ada tanggung jawab dari proses eksplorasi, walau kadang tidak semua terpenuhi. Pelajaran terpenting bagi kami adalah sebuah kehidupan dan prosesnya yang tertata dengan rapi dengan beragam aturan, kaidah dan norma yang harus ditaati.

[caption id="attachment_395935" align="aligncenter" width="448" caption="Sepertinya belum mau pada pulang (Dok.pri)."]

1423534479524800558
1423534479524800558
[/caption]

Dibalik apa yang kami dapatkan, ternyata banyak sekali pelanggaran yang kami lakukan. Masalah waktu, jangan tanya pasti kami orang yang sering terlambat, terlebih bangun pagi-pagi. Urusan keamanan, kerap kami menjadi orang yang tidak mengindahkan. Dari jalan kaki di jalur pedestrian, hingga tidak mengenakan sabuk pengaman. Seprtinya kebiasaan diluar sana masih terlalu melekat kuat didalam tindakan kami. Pelan-pelan kebiasaan buruk itupun terkikis, entah jika kembali kehabitat asli nanti.

[caption id="attachment_395936" align="aligncenter" width="448" caption="Kita harus pulang usai berlari mengejar mimpi (dok.pri)."]

1423534511884137918
1423534511884137918
[/caption]

Akhirnya waktu juga yang harus mengakhiri penantian dan perjalanan panjang ini. Satu persatu ID card kami ditarik dan tukar dengan ticket pulang. Dalam perjalanan kami masih bersama teman-teman dari darat, laut dan udara. Biarlah orang-orang berkata "kami dicuci otaknya", tapi disana memang kami mencuci otak kami sendiri-sendiri dari bayang-bayang keburukan dan akhirnya kami menemukan sisi baiknya. Sisi buruknya tetap kami tinggalkan agar menjadi perbaikan buat mereka, "aku ingin pulang, terimkasih #NewmontBootcamp".

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun