Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menangkap Air Hujan

8 Januari 2024   13:27 Diperbarui: 8 Januari 2024   13:29 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalasi penagkap air hujan (dok.pri).

Hujan berkat 'kan tercurah
Hidup kembali segar
Di atas bukit dan lurah

Penggalan lirik Kidung Jemaat 403 yang dinyanyikan umat kristiani, yang memaknai hujan sebagai suatu kiriman dari Sang Pencipta. Hal senanda di lakukan di samping Gereja Kristen Jawa Tengah Utara di Pengkol Rejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Gereja kecil tersebut sedang memanen air hujan dari atap gereja yang miring, kemudian di tampung, nantinya bisa digunakan oleh umat dan masyarakat.

tandon air.
tandon air.
Blora adalah salah satu kabupaten yang jika musim kemarau akan kesulitan air. Jika pun ada, sumber air berasal dari sumur atau mata air, dan semuanya mengandung kapur. Saya iseng mengukur TDS (Total Padatan Terlarut) dia atas angka 600, dan jika sudah diendapkan di angka 400. Kandungan kapur membuat air menjadi keruh, sisi lain jika dikonsumsi akan berdampak pada munculnya batu ginjal.

Pendeta Yohanes memikirkan upaya, bagaimana mendapatkan air yang aman. Mumpung musim hujan, mari kita panen dari atap gereja. Genting gereja yang luas dan miring, bisa menjadi penangkap hujan lalu nantinya ditampung dalam tandon air.

Proses memanen hujan sangat sederhana, yakni hanya dengan menangkap, menyaring, dan mengalirkan ke dalam tandon. Daerah pedesaan dan jauh dari lokasi industri, dapat diuntungkan kualitas air hujan yang baik meski tidak menjadi jaminan. Setidaknya bebas kontaminasi udara.

Air hujan seperti air suling yang murni, yang pasti bebas dari kapur. Air hujan bisa menjadi sumber air minum yang berkalitas baik, daripada air sumur atau dari mata air yang mengandung kapur. Air hujan bisa diperoleh secara gratis, dan bisa diolah sendiri dan ditampung.

Dengan konstruksi penampungan air hujan yang ditangkap bisa menjadi instalasi penyedia air minum yang aman untuk dikonsusmi. Terlebih jika ada pengolahan air denngan penyaringan yang baik, penambagan karbon aktif, ozonasi atau UV makan akan dihasilkan air siap minum. Dengan demikian, gereja mungil di tengah perkampungan akan menyediakan air yang baik dan bisa dimanfaatkan oleh semua masyarakat. Hujan berkat tercurah...


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun