Seleksi fisik masuk di militer dan kepolisian, ujiannya adalah memanfaatkan kekuatan tubuh dengan beban tubuhnya. Sebut saja pull up, set up, dan push up, ketiganya nyaris tanpa beban tambahan selain tubuhnnya sendiri. Dengan demikian, tidak sedikit mereka yang berlatih kalistenik di street workout.
Sebut saja hand stad, yakni berdiri dengan kedua tangganya. Muscle up, yakni pull up yang kebablasan sampai atas. Ada juga front lever bergelantungan di mana kaki dan perut sama datarnya, atau back lever dimana punggung dan betis sama datarnya.Â
Lebih ekstrem lagi saat manusia berkibar menjadi bendera atau disebut human flag. Mungkin yang paling agak berat adalah planche dimana orang berposisi mirip dengan capung.Â
Dari sisi kelincahan, jangan ragukan mereka yang setiap hari memegang tiang bar. Mereka bisa dengan mudahnya berpindah tiang seperti atlit senam palang sejajar, bahkan meraka bisa berputar-putar diudara yang diistilahkan dengan swing three sixty.
Street workout kini sudah menjamur di Indonesia, meskipun baru masuk sekitar tahun 2010. Beberapa kejuaraan skala regional dan nasional juga sudah diadakan.Â
Beberapa komunitas street workout di beberapa kota sudah bermunculan. Mereka acapkali anjang sana untuk saling menunjukan kebolehannya dan latihan bersama. Karena olahraga ini sifatnya individu dan tidak ada gesakan atau kontak fisik antar peserta, makan olahraga ini tidak seperti sepak bola yang rentan perkelahian.
Dengan melihat benda-benda di sekitar kita, bisa langsung improvisasi untuk latihan. Ventilasi pintu bisa langsung digunakan untuk bergelantungan, atau mensejajarkan dua kursi sudah bisa digunakan untuk melatih otot perut dan trisep. Masih banyak lagi, tinggak kreativitas dan improvisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H