Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jamur Enoki Kenapa Ditakuti?

27 Juni 2020   12:16 Diperbarui: 27 Juni 2020   12:08 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Enoki (Flammulina velutipes) sedang apes dan menjadi kambing hitam gegara ada Listeria monocytogenes. Lebih apes lagi importir, distributor, dan produsennya. Tak kalah apes teman saya yang ngidam dan barusan beli enoki terpaksa membuang ditempat sampah gegara ada berita di medsos. Apa salahmu enoki?

Enoki tidak sedang bersalah, namun mungkin penanganan pasca panen yang kurang tepat sehingga, Listeria monocytogenes ikut terbungkus. Inilah yang menjadi awal mula petaka, karena bakteri Listeria monocytogenes dapat menyebabkan infeksi pada tubuh manusia dan hewan.

Listeria monocytogenes adalah bakteri gram positif dan bersifat patogen. Bakteri ini adalah anaerobik fakultatif, artinya dapat hidup dengan oksigen atau tanpa oksigen. Penyakit yang ditimbulkan adalah listeriosis.

Infeksi listeriosis ditandai dengan  seperti demam, nyeri otot, mual, muntah, dan diare. Gejala ini bisa berkembang, seperti sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan kejang-kejang. Penyakit ini bisa berakibat fatal pada ibu yang mengandung, lansia, dan mereka yang memiliki imunitas rendah.

Listeria monocytogenes tersebar dimana-mana dan mudah ditemukan pada air atau tanah yang tercemar. Penularan bisa langsung atau lewat agen seperti binatang atau melalui tumbuhan, dan kali ini adalah jamur enoki.

Jamur enoki www.sciencephoto.com
Jamur enoki www.sciencephoto.com
Lantas bagaimana mengatasi adanya kontaminasi jamur enoki? Tidak hanya enoki yang menjadi habitat bakteri Listeria monocytogenes, sayur, buah, dan daging dengan penanganan yang kurang baik bisa terkontaminasi. Apesnya saja, enoki yang di periksa, sedangkan yang lain belum, mungkin saja ada.

Cara paling praktis adalah letakan setiap bahan makanan dengan wadah terpisah agar menghindari kontaminasi silang. Masukan dalam ruangan pendingin. Namun yang unik dari Listeria monocytogenes dia dapat tumbuh baik pada suhu 20-25C, dan pada suhu dingin 4C dia masuh dapat tumbuh dan berkembang biak, baru pada suhu minus dia menurun.

Pola pertumbuhan bakteri Listeria extbookofbacteriology.net
Pola pertumbuhan bakteri Listeria extbookofbacteriology.net
Jangan kawatir dengan enoki yang ada Listeria monocytogenes selama tidak dimakan mentah atau dijadikan lalapan. Selama ini jarang ditemukan orang mengonsumsi jamur secara mentah, namun dimasak. Proses pemasakan dengan dipanaskan sudah sangat ampuh membunuh Listeria monocytogenes sampai ke anak cucunya, jadi jangan kawatir.

Lantas apa yang menjadi catatan adalh potensi kontaminasi silang. Enoki yang terkontaminasi Listeria monocytogenes dapat menularkan pada sayuran atau bebuhan yang ada dalam satu kemasan atau satu tempat. Tangan kita mungkin menyentuh secara tidak sengaja dan memindahkan bakteri tersebut. Makan yang terkontaminasi silang tersebut berpotensi menjadi agen infeksi jika tidak dicuci bersih atau diolah dengan pemanasan.

Sebagai penutup, tidak perlulah kita kawatir. Kalau mau jujur, banyak di luar sana bahan pangan yang tercemar bakteri patogen yang tidak kita sadari. Selama proses pengolahan itu baik dan benar, maka amanlah. Selain itu jaga kebersihan, sanitasi, dan hindari kontaminasi silang. Enoki, kamu sedang apes - ketahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun