Enoki (Flammulina velutipes) sedang apes dan menjadi kambing hitam gegara ada Listeria monocytogenes. Lebih apes lagi importir, distributor, dan produsennya. Tak kalah apes teman saya yang ngidam dan barusan beli enoki terpaksa membuang ditempat sampah gegara ada berita di medsos. Apa salahmu enoki?
Enoki tidak sedang bersalah, namun mungkin penanganan pasca panen yang kurang tepat sehingga, Listeria monocytogenes ikut terbungkus. Inilah yang menjadi awal mula petaka, karena bakteri Listeria monocytogenes dapat menyebabkan infeksi pada tubuh manusia dan hewan.
Listeria monocytogenes adalah bakteri gram positif dan bersifat patogen. Bakteri ini adalah anaerobik fakultatif, artinya dapat hidup dengan oksigen atau tanpa oksigen. Penyakit yang ditimbulkan adalah listeriosis.
Infeksi listeriosis ditandai dengan  seperti demam, nyeri otot, mual, muntah, dan diare. Gejala ini bisa berkembang, seperti sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan kejang-kejang. Penyakit ini bisa berakibat fatal pada ibu yang mengandung, lansia, dan mereka yang memiliki imunitas rendah.
Listeria monocytogenes tersebar dimana-mana dan mudah ditemukan pada air atau tanah yang tercemar. Penularan bisa langsung atau lewat agen seperti binatang atau melalui tumbuhan, dan kali ini adalah jamur enoki.
Cara paling praktis adalah letakan setiap bahan makanan dengan wadah terpisah agar menghindari kontaminasi silang. Masukan dalam ruangan pendingin. Namun yang unik dari Listeria monocytogenes dia dapat tumbuh baik pada suhu 20-25C, dan pada suhu dingin 4C dia masuh dapat tumbuh dan berkembang biak, baru pada suhu minus dia menurun.
Lantas apa yang menjadi catatan adalh potensi kontaminasi silang. Enoki yang terkontaminasi Listeria monocytogenes dapat menularkan pada sayuran atau bebuhan yang ada dalam satu kemasan atau satu tempat. Tangan kita mungkin menyentuh secara tidak sengaja dan memindahkan bakteri tersebut. Makan yang terkontaminasi silang tersebut berpotensi menjadi agen infeksi jika tidak dicuci bersih atau diolah dengan pemanasan.
Sebagai penutup, tidak perlulah kita kawatir. Kalau mau jujur, banyak di luar sana bahan pangan yang tercemar bakteri patogen yang tidak kita sadari. Selama proses pengolahan itu baik dan benar, maka amanlah. Selain itu jaga kebersihan, sanitasi, dan hindari kontaminasi silang. Enoki, kamu sedang apes - ketahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H