Pagi yang cerah di lereng barat Gunung Lawu. Tanggal 5 Mei 1961 disepakati perjanjian Pemerintah Indonesia dan Bulgaria dalam kerja sama pembangunan pabrik penyulingan serai wangi. Presiden Soekarno ingin menderikan pabrik penyulingan serai wangi terbesar di Asia.Â
Tanggal 1 Agustus 1963 maka berdirilah pabrik Citronella Serai Wangi. Pada saat itu menjadi pabrik dengan produksi minyak serai wangi terbesar di Asia. Cerita yang manis berakhir kelam, dan kali ini pabrik yang sudah mati itu hidup dan harum lagi menjadi Rumah Minyak Atsiri.
Berangkat dari proyek mercusuar Bung Karno, kali ini pabrik itu tak sesuram jaman dahulu. Mengambil sejarah tentang pengolahan minyak atsiri, pabrik ini menjadi wahanan rekreasi dan edukasi yang masih berhubungan dengan aroma dari tumbuhan.
Terletak di Tawang Mangu, Karang Anyar-Jawa Tengah, Rumah Atsiri menjadi salah satu tempat untuk belajar mengenai minyak atsiri. Namun sebelum masuk ke sana lebih dalam, perlu ada yang diluruskan sedikit.Â
Minyak atsiri (asiri/KBBI) adalah minyak nabati yang memiliki sifat mudah menguap/volatil dan mengeluarkan aroma. Bisa dikatakan, minyak atsiri dihasilkan oleh tumbuhan yang memiliki aroma tertentu.
Catatan saya yang tidak jelas telah menggoreskan sekitar 70 - 80 tanaman yang dibudidayakan di Rumah Atsiri yang nantinya akan menjadi bahan baku essensial oil/minyak atsiri. Tanaman di sana tidak hanya lokal, namun didatangkan juga dari luar pulau seperti gaharu dan cendana, sedangkan dari negara sub tropis seperti lavender.
Prinsip pemisahannya sangat sederhana yakni berdasarkan berat jenis molekul. Berat molekul air lebih besar, sehingga berada dibawah, begitu sebaliknya dengan minyak.
Contoh minyak citronella yang memiliki rendemen 1%, maka dalam 10 kg bahan baku hanya akan menghasilkan minyak sebanyak 100 ml. Kecilnya rendemen inilah yang membuat minyak essensial/atsiri begitu mahal di pasaran.
Untuk menambah dan menguatkan aroma  maka ditambah minyak atsiri yang lain seperti; lavender, serai wangi, lemon, dan lain sebagainya sesuai selera. Menjadi pertanyaan, mengapa memakai minyak kelapa, kan tidak mudah menguap dan aromanya kadang tengik.Â