Enggano adalah pulau karst, dimana batuan penyusunnya adalah batu gamping/kapur yang berasal dari dasar lautan. Karst menjadi penyimpan air hujan yang nantinya akan dialirkan dalam lorong-lorong bawah tanah dan keluar menjadi resurgrence/mata air gua. Gua bisa dipermukaan tanah, bisa juga di bawah muka air laut. Salah satu mulut gua berada di bawah laut dan itu ada di mata biru bak blau.
Bak Blau adalah bahasa Enggano disebut dengan mata biru adalah sebuah kolam di tepi laut. Kolam tersebut memiliki mata air yang terletak di bawah muka air laut. Dalam kondisi pasang air laut akan masuk, dan saat surut air kolam akan mengalir keluar.
Akibat pertukaran air asin dan air laut, maka air di bak blau ini rasanya payau dan ada yang mengatakan manis. Inilah keunikan salah satu spot terindah menurut saya di Pulau paling barat daya di Indonesia yakni Enggano.
Bak Blau terletak di sisi utara Pulau Enggano dan berada di Desa Meok. Tidak ada tanda khusus untuk memasuki tempat ini hanya papan nama yang sudah mulai samar. Tempat ini sepi dan nyaris tidak ada pengunjung. Saat kami mengunjungi tempat ini, hanya ada kami dan sangat sepi.
Di sana sudah ada bangunan permanen, tetapi kondisinya kurang terawat. Jalan setapak dari beton yang dipenuhi dengan pohon nibung yang tumbang menjadi indikasi tidak terawatnya tempat ini. Jika lokasi ini dikelola, siapa tidak kepincut dengan surga bermata biru di Enggano?
Saya berusaha masuk sampai dasar laguna yang dibawahnya penuh dengan batuan dan coral yang sudah mati. Rombongan ikan-ikan kecil berderet seperti schooling fish yang bergerombol. Sesekali saya mencoba mencari dimana letak mata airnya yang katanya berada di tengah kolam.
Video lengkap ada di SINI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI