2 jam perjalanan udara, 15 jam perjalanan darat. Waktu yang harus saya tempuh untuk sampai di satu sudut di tepian bukit barisan antara perbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan. Perjalanan yang panjang, untuk melihat masa lalu dan saya belajar dari Bukit Bulan.
Sudah sekitar setahun yang lalu, rencana perjalanan ini digaungkan. Mas Rully, begitu saya memanggilnya mengajak saya untuk meneliti di Kars Bukit Bulan di Kabupaten Sarolangun-Jambi. Dia adalah seorang arkeolog yang hendak menilitu situs prasejarah di tempat tersebut. Lantas, mengapa dia mengajak saya? "sensus tumbuhan di sana".
Akhirnya pesawat mendarat di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II-Palembang. Segera saya dijemput untuk melanjutkan perjalanan darat selamat 7 jam menuju Kota Lubuk Linggau. Mengikuti tepian sungai Musi, kami menumpang mobil carteran dimana, kursi bagian belakang sudah penuh sesak dengan barang bawaan kami. Bagimana tidak, apa yang kami bawa adalah bekal untuk 2-3 minggu kedepan.
7 Jam berlalu, akhirnya malam ini kami merebahkan diri di sebuah penginapan di pinggir kota Lubuk Linggau. Sepertinya, Tuhan begitu cepat memindahkan malam menuju fajar. Segera kami berkemas untuk menujuk Kabupaten Sarolangun di Jambi. 2-3 jam waktu yang harus kami tempuh, dan kami kembali naik mobil carteran yang penuh sesak dengan barang bawaan.
Baru saja ransel ini tergeletak dari pundak, sebuah mobil double gardan sudah memberi sinyal-klakson. Bang Al, begitu kami menyebutnya. Dengan sigap dia memindah barang-barang kami di bak belakang. Dia menata sedemikian rupa, karena perjalanan nantinya akan banyak jalur off road.
1 scahet jamu instant saya tenggak sebagai bekal perjalanan. Kami hari ini akan menuju Bukit Bulan. Bukit bulan adalah wilayah perbukitan kapur yang masuk dalam bukit barisan. Untuk menuju ke sana harus dengan kendaraan double gardan dengan jarak tempuh 73 km selama 5 jam perjalanan.
Bang Al masih memakai gardan satu saat masih melewati jalan aspal. Begitu, jalanan tanah, menanjak dan menikung dia hanya bilang "pegangan". Kepulan asap hitam dari knalpot, putaran roda yang kencang, dan lumpur yang terciptrat, maka itulah keseruan kita hari ini. 30 menit pertama terasa seru, sedangkan 4 jam selanjutnya adalah rasa ingin turun dari kendaraan.