Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Gaharu, Wangi yang Disakiti

8 Januari 2018   10:43 Diperbarui: 8 Januari 2018   18:53 3966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa dibayangkan jika salah satu bagian tubuh terluka lalu terinfeksi. Tubuh akan memertahankan diri dari infeksi dengan memroduksi leukosit/sel darah putih. 

Sisa peperangan antara leukosit dan agen penginfeksi adalah nanah. Nanah menjadi sesuatu yang menjijikan karena menjadi penanda infeksi penyakit, berbeda dengan nanah dari Aquilaria dan Gyrinops yang berbau harum. Genus Aquilaria dan Gyrinops acapkali disakiti agar terinfeksi dan mengelurkan senyawa nanah-nanah yang harum dan mahal harganya. Gaharu, demikian menyebut aroma nanah pohon yang harum dan bernilai tinggi.

Pohon Gaharu

Banyak orang mengenal gaharu, bahkah memburunya. Aroma harum adalah daya tariknya. Minyak gaharu dipakai sebagai bahan wewangian, farmasi, dan kosmetik.

Wangi yang khas, kuat, dan tahan lama yang membuat gaharu bersanding dengan cendana dari Santalum album. Pemburu gaharu rela masuk keluar hutan demi mencari gaharu yang membusuk dan bernanah yang nantinya bisa ditukar dengan pundi-pundi uang yang banyak.

Minyak gaharu yang sudah dikemas (dok.pri).
Minyak gaharu yang sudah dikemas (dok.pri).
Suatu hari saya berkesampatan berkunjung dibeberapa tempat di Indonesia yang terkenal sebagai penghasil gaharu, salah satunya di Sumatera Selatan. Di sana saya berjumpa dengan pembudidaya minyak gaharu. Dia mengisahkan tentang potensi bisnis minyak gaharu yang menembus pasar Eropa dan TimUr Tengah. Ratusan juta uang bisa diperoleh usai panen gaharu yang dibuat sendiri.

Tumbuhan gaharu terdiri dari beberapa spesies. Gaharu berasal dari genus Aquilaria dan salah satu spesiesnya adalah A. malaccensis dari sekitar 16 spesies. 

Gaharu tumbuh di daerah hutan hujan tropis, namun saat ini semakin susah ditemukan karena perburuan. Acapkali pemburu secara sporadis menebang kayu-kayu gaharu tanpa mengenali apakah sudah mengandung gaharu atau belum. Tidakan inilah yang menyebabkan tumbuhan gaharu semakin langka karena terjadi salah tebang.

Minyak Gaharu

Secara alami minyak gaharu adalah sisa mekanisme pertahan diri tumbuhan dari infeksi. Gaharu apabila secara alamiah itu luka (patah, tergores) lalu dihinggapi oleh spora jamur/cendawan seperti; Acremoniumsp., Cylindrocarpon sp., Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum, Fusarium lateritium dan Chepalosporium sp. Spora jamur kemudian akan tumbuh berkembang menjadi miselium yang terus akan menginfeksi tubuh gaharu. 

Gaharu tidak akan tinggal diam, dia akan mengeluarkan senyawa fitoaleksin yang berfungsi menangkal organismenya patogen.

Spesiesn jamur dan bakteri yang diisolasi dari sekitar pohon gaharu (https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmicb.2017.01286/full).
Spesiesn jamur dan bakteri yang diisolasi dari sekitar pohon gaharu (https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmicb.2017.01286/full).
Apabila gaharu gagal melawan infeksi dari jamur makan perlahan dia akan mati dan membusuk, serta menjadi makanan empuk dari jamur. Apabila gaharu mampu memertahankan diri maka dia akan selamat dan meninggalkan bekas luka yang telah sembuh. Batang yang menebal, dan terdapat tonjolan dan lekukan adalah tanda-tanda pohon tersebut mengandung gaharu dan bisa dipanen.

Manusia tidak kehilangan akal bagaimana menciptkan gaharu secara buatan. Batang pohon gaharu akan dilukai dengan carai dilubangi dengan bor lalu disuntikan spora cendawan agar menginfeksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun