Tidak banyak tokoh di negeri ini yang tampil eksentrik, bahkan terkadang semaunya sendiri. Saya teringat sosok Bob Sadino dengan celana pendeknya, baik saat santai, berbisnis maupun bertemu dengan pejabat.Â
Tidak berbeda jauh dengan sosok yang tak kalah nyentrik yang satu ini. Dengan mengenakan sarung dan sandal jepit dia bertemu dengan orang nomer satu di republik ini-Presiden Soeharto. Sosok Affandi Koesoema yang bergiri bak Salmalia malabarica yang tetap kokoh berdiri dengan jati dirinya meskipun musim mendera.
Museum Affandi, tidak banyak yang mengenal musium yang menyimpan karya lukisan empunya. Sebelum masuk ke dalam ruang pamer saya menyempatkan untuk melihat pekarangan yang nampak asri. Rasa penasaran akan arsitektur bangunan ini yang kebetulan digarap sendiri oleh Affandi membuat saya harus terbang ke angkasa melalui google earth. Citra dari angkasa menggambarkan museum ini berbentuk daun pisang.
Konon daun pisang ini adalah kisah duka Affandi dan kedua suadaranya saat menderita cacar. Mereka bertiga tidur beralas daun pisang agar tidak dihinggapi lalat, namun sayang kedua saudaranya wafat dan hanya Affandi yang selamat. Kini Affandi sudah tertidur selamannya diteras atap daun pisang ini.
Keesokan harinya, model itu pun mendatangi Affandi dan memberikan tagihan karena tuan muda mengajaknya tidur semalam. Mungkin malam itu diang menggoda Chairil Anwar "bung ayooo bung..." sembali mendesah.
Banyak penghargaan diterimanya dari berbagai perguruan tinggi ternama di dunia, meskipun tidak menempuh pendidikan tinggi. Dia adalah pelancong sejati dengan membawa kamera berupa kanvas dan cat warna-warni serta kuasnya. Belahan dan penjuru dunia dia datangi untuk menggelar lukisannya, yang pasti semakin banyak pecinta dan pengagumnya.
Saya yang buta terhadap lukisan, bisa menikamati setiap goresan emosinya, meskipun gambarnya tidak terbaca dalam imajinasi saya.
Jiwanya bersemayam dalam tiap goresan, karyanya berdiri kokoh bak Salmalia malabarica yang selalu disegarkan oleh aliran Gajah Wong. Sarung dan sandal jepitmu sudah masuk istana, tetapi karyamu sudah mendunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H