Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pablengan, Mata Air Asin Berusia 2,4 Juta Tahun

22 Juni 2017   12:00 Diperbarui: 22 Juni 2017   20:25 2622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fosil kuda air yang ditemukan di Sangiran (dok.pri).

Tahun 2013 saya berkunjung di Wamena-Papua. Di dekat Desa Kurulu terdapat sumber mata air asin. Para warga memanfaatkan sebagai sumber garam untuk masakan. Sangat aneh sekali, Wamena yang terletak di tengah-tengah Papua dengan ketinggian lebih dari 1.000 m dpl terdapat mata air asin yang seharusnya di laut. Jutaan tahun yang lalu, tempat ini adalah dasar laut yang karena tumbukan lempeng menjadi terangkat dan ada air laut yang terjebak. Logikan saya mengatakan demikian manakala saya berkunjung di Dusun Pablengan, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen - Jawa Tengah.

Fosil kuda air yang ditemukan di Sangiran (dok.pri).
Fosil kuda air yang ditemukan di Sangiran (dok.pri).
Mungkin di Pulau Jawa hanya ada 2 sumber mata air asin, di Pablengan dan di Bledug Kuwu - Purwodadi. Pablengan berada di situs purbakala manusia purba-Sangiran. Sebagai satu-satunya situs, mata air asin ini menjadi bukti bahwa di dusun ini adalah dasar laut. Apakah hanya gegara air asin menjadi bukti bahwa dahulu daerah ini adalah laut, tentu saja tidak. Di beberapa tempat di sekitar sini di temukan fosil kura-kura, kuda air, buaya dan beberapa hewan bercangkang. Habitat hewan tersebut adalah pesisir pantai atau rawa pantai berair payau.

Di Sangiran, terdapat 5 formasi atau lapisan tanah/batuan yang berbentuk mirip kue lapis. Lapisan paling bawah di sebut Kalibeng yang berumur 2,4-1,8 juta tahun. Di lapisan bagian atasnya adalah pucangan (1,8 juta sampai 900 ribu tahun), lapisan ketiga adalah grenzbank 900 ribu - 700 ribu tahun, Kabuh 700.ribu-250 ribu tahun. Lapisan paling atas adalah Notopuro yang berumur 250.ribu-100.ribu tahun.

Lapisan tanah/batuan yang ada di Sangiran (dok.pri).
Lapisan tanah/batuan yang ada di Sangiran (dok.pri).
1,8 juta tahun yang lalu, Sangiran yang ada saat ini adalah dasar laut. Aktivitas tektonik mengakibatkan terjadinya pengangkatan dasar lalut dan ada kubangan air laut yang terjebak. Letusan vulkanik ini kemudian membentuk lapisan yang disebut formasi Kabuh sekitar 700 ribu tahun yang lalu. Batuan vulkanik yang terbentuk akibat letusan gunung akan membuat lapisan yang keras dan kedap air, mirip semen. Aktvitas vulkanik oleh beberapa gunung purba seperti, Merapi, Merbabu, dan Lawu menimbun muka daratan tersebut dan menjebak air asin dalam lapisan tanah. Penebalan lapisan terjadi terus menerus hingga saat ini. Retakan pada lapisan tersebut memberikan celah pada air asin yang terjebak keluar ke permukaan.

Sawah ini berada di lapisan tertua yakni di Kalibeng yang berusia 2,4 juta tahun. Di sekitar sawah ini dengan mudah ditemukan fosil-fosil kerang (dok.pri).
Sawah ini berada di lapisan tertua yakni di Kalibeng yang berusia 2,4 juta tahun. Di sekitar sawah ini dengan mudah ditemukan fosil-fosil kerang (dok.pri).
Pablengan adalah salah satu fenomena munculnya air asin ditengah-tengah daratan. Nama pablengan sendiri berasal dari kata bleng atau garam mineral yang digunakan untuk menbuat gendar (karak/krupuk nasi). Bleng sintetis yang biasa kita kenal saat ini adalah borak, tetapi secara alami bleng bisa ditemukan disumber air asin.

Air asin yang ada di Pablengan tidaklah sepekat seperti di Wamena, dan tidak bisa digaramkan seperti di Bledug Kuwu. Kadar garam air pablengan 2.2% ini masih jauh dibanding dengan air laut yang rerata 3,5%. Masyarakat sekitar Pablengan tidak terlalu banyak memanfaatkan air asin ini dalam berbagai keperluan. Namun, ternak seperti kambing dan sapi sering meminum air pablengan ini untuk "ngasin" (minum air asin). Ternak membutuhkan mineral seperti garam, sehingga mereka meminum air pablengan untuk mencukupinya.

Sumber air asin, bukti sejarah masa lalu terbentuknya tempat ini (dok.pri).
Sumber air asin, bukti sejarah masa lalu terbentuknya tempat ini (dok.pri).
Sumber mata air asin yang ada di Pablengan, jumlhanya hanya 3 titik dan acapkali tidka mendapat perhatian serius. Namun jika melihat sejaraha terbentuknya, pablengan ini menjadi bukti jika Sangiran dahulu adalah dasar lautan yang berubah menjadi rawa hingga daratan seperti saat ini. Pablengan adalah informasi yang keluar dari perut bumi, dimana air asin ini sudah ada sejak 2,4 juta tahun yang lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun