Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bhumibol Adulyadej, Penguasa Monarki yang Dihormati dan Dicintai Rakyatnya

17 Oktober 2016   15:38 Diperbarui: 18 Oktober 2016   15:10 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto raja yang selalu dipajang, sebuah penghormatan kepada pemimpin mereka (dok.pri).

"S̄uk̄hs̄ạnt̒ wạn keid," kira-kira begitu ucapan seorang warga kepada rajanya yang sedang berulang tahun. Bhumibol Adulyadej adalah raja dari Negeri Gajah Putih yang begitu dicintai rakyatnya. Kunjungan saya yang kedua kali ke Thailand benar-benar tersepesona akan sosok raja yang baru saja mangkat ini. Tokoh yang luar biasa, sampai-sampai saat dia berulang tahun pada 5 Desember, sebuah toko makanan menyediakan buku khusus untuk tetamu yang ingin mengucapkan, "Selamat Ulang Tahun" kepada yang raja.

Akhir-akhir ini saya mulai jenuh dengan media sosial yang acapkali kelewat batas. Saya tidak menyangka, mengapa tulisan-tulisan di media sosial seolah tidak ada batas lagi. Hujatan, cemoohan, perundungan, fitnah bahkan sumpah serapah menghiasi lini waktu media sosial dan anehnya, itu semua ditujukan pada pimpinan negeri ini. Dengan alasan perbedaan keyakinan, perbedaan pandangan, perbedaan kubu, hingga perbedaan kepentingan seolah sah-sah saja menumpahkan rasa tidak hormat itu kepada pimpinan.

Foto raja yang selalu dipajang, sebuah penghormatan kepada pemimpin mereka (dok.pri).
Foto raja yang selalu dipajang, sebuah penghormatan kepada pemimpin mereka (dok.pri).
Sebuah keberuntungan bisa melancong di negara tetangga yang sebelumnya hanya tau dari pelajaran di sekolah. Saban kali melintasi jalan-jalan protokol, terlihat sebuah foto lengkap dengan tulisan yang mirip dengan cacing-cacing kepanasan. Awalnya saya mengira, foto-foto tersebut adalah seorang tokoh yang yang sedang ikut Pilkada. Saya sadar saat sampai disebuah pusat oleh-oleh di Phuket saya melihat setumpuk buku lengkap dengan alat tulis dan sebuah foto yang dipampang di jalan-jalan. Ternyata dia adalah Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand.

Sejenak saya membolak-balik buku tersebut, ternyata isinya adalah ucapan selamat ulang tahun yang dituliskan tetamu toko. Saya tersenyum simpul, karena yang tetamu yang datang tak hanya warga Thailand, tetapi sebagian besar adalah turis asing. Sempat saya menemukan tulisan berbahasa Indonesia yang memberi ucapan selamat ulang tahun kepada Raja Bhumibol Adulyadej.

Sebuah toko makanan yang memajang foto raja Bhumibol Adulyadej yang saat itu sedang berulang tahun (dok.pri)
Sebuah toko makanan yang memajang foto raja Bhumibol Adulyadej yang saat itu sedang berulang tahun (dok.pri)
Saya begitu kagum dengan sosok raja yang satu ini. Sosok yang begitu dicintai sekaligus dihormati rakyatnya. Menjadi pertanyaan, apakah semua rakyat Negeri Gajah Putih demikian, saya kira belum tentu. Beberapa literatur yang saya baca, ada 17 kali percobaan pemberontakan/kudeta yang artinya ada keinginan untuk merebut kekuasaan. Saya kira banyak juga gejolak politik di Negeri Monarki Gajah Putih ini, tetapi hebatnya dia tetap saja eksis hingga akhir hayatnya di usia 88 tahun.

Saya hanya merenung, sosok raja mungkin jika di Inggris adalah ratu, tetapi bagi rakyat Thailand dan Inggris berbeda memaknainya. Jarang sekali saya melihat di televisi atau pemberitaan, tentang orang-orang Inggris yang memajang foto Ratu Elizabeth, atau jika di Yogyakarta jarang memasang foto Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Bertahta sejak 9 Juni 1946 semenjak kematian kakaknya yang misterius dia memegang kekuasaan penuh, walau dalam pemerintahan diserahkan pada perdana menteri. Selama 70 tahun dia menjadi penguasa monarki dengan banyak aksi kudeta. Hingga akhirnya hayatnya banyak yang merasa kehilangan dan berduka. Saya teringat dengan penguasa 32 tahun Indonesia, pasca wafatnya beliau tetap saja digunjing bahkan meme-meme juga bermunculan di media sosial bahkan dalam kehidupan nyata: "Piye, ije penak jamanku to..?".

Bhumibol Adulyadej, sosok raja yang dicintai rakyatnya (dok.pri).
Bhumibol Adulyadej, sosok raja yang dicintai rakyatnya (dok.pri).
Bhumibol Adulyadej mengajarkan bagaimana menjadi seorang penguasa dan raja yang benar-benar dicintai rakyatnya. Di negeri ini harus belajar bagaimana menghormati sosok pemimpin, bukannya menghujani dengan keburukan. 

Thailand tidak berbeda jauh dengan Indonesia, tatapi sepertinya kita kadang overdosis dalam bersikap sehingga tidak terkendali, terutama masalah etika yang konon menjunjung tinggi "adat ketimuran". Selamat jalan Raja Bhumibol Adulyadej, saya banyak belajar dari rakyat negara Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun