2 peneliti yang berjas putih nampak sibuk dengan mortar dan mangkuk porselen. Mereka sepertinya bersusah payah untuk melumatkan daging buah Pala (Myristica fragrans) yang masih keras. Saat itu mereka ingin meneliti kandungan apa saya yang ada disetiap bagian dari buah pala. Lantas saya bertanya "buat apa seteleh diteliti?", tetiba mereka menguap, sepertinya mereka mengantuk. "Ahay saya tahu.." teriak saya seperti saat saat Newton berterika eureka gegara kejatuhan pala.
Pala bisa dibilang buah malapetaka bagi Nusantara. Jauh sebelum masehi pedagang dari Timur Tengah sudah mengenal pala sebagai rempah-rempah yang memiliki harga yang tinggi. Pala kemudian menyebar ke bangsa Eropa dan mulailah menjadi rebutan bangsa-bangsa Eropa lalu dijajalah Nusantara.
Hampir semua senyawa yang ada di dalam pala bersifat volatil atau mudah menguap. Dari sifat senyawa ini maka cara menikmatinya adalah dengan cara menghirupnya. Salah satu senyawa yang familiar adalah eugenol. Senyawa ini juga banyak ditemukan dalam cengkeh. Senyawa ini memberikan aroma yang segar, wangi, dan bisa melegakan pernafasan sehingga banyak dipakai dalam produk farmasi.Â
Salah satu senyawa yang manarik adalah elemisin dan miritisin. Miristisin adalahh turunan dari senyawa fenilpropanoid. Miristisin berwujud zat cair yang bening, tak larut dalam air tetapi dalam pelarut organik. Baunya khas seperti rempah-rempah dan aroamnya tajam serta mudah menguap. Â Senyawa inilah yang acapkali membuat orang merasanya nyaman bahkan mengantuk.
Biangkerok tertidurnya ponakan saya bukan pala, tetapi kandungan miritisin dalam biji pala. Menurut ahli  kesehatan menyebutkan bahwa  elemisin dan miritisin yang terdapat pada biji pala bisa membuat mabuk. Elemisin dan miristisin yang terserap dalam tubuh manusia akan di ubah menjadi suatu senyawa yang mirip meskalin dan amfetamin.Â
Jika di konsumsi dalam jumlah banyak senyawa ini akan membius. Dalam beberapa kasus zat yang ada dalam pala digunakan karena efek efek psikotropika mirik narkoba shabu. Di eropa , miristisin ini pada mulanya akan dimanfaatkan sebagai penghilang rasa sakit ( analgesik ). Bagi mahasiswa perikanan pasti paham bagaimana membius ikan agar mudah diteliti, salah satunya dengan meneteskan minyak cengkeh dalam ember.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H