Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ternyata Buah Simalakama Itu Pala

28 September 2016   16:29 Diperbarui: 29 September 2016   00:23 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah pala secara morfologi.

2 peneliti yang berjas putih nampak sibuk dengan mortar dan mangkuk porselen. Mereka sepertinya bersusah payah untuk melumatkan daging buah Pala (Myristica fragrans) yang masih keras. Saat itu mereka ingin meneliti kandungan apa saya yang ada disetiap bagian dari buah pala. Lantas saya bertanya "buat apa seteleh diteliti?", tetiba mereka menguap, sepertinya mereka mengantuk. "Ahay saya tahu.." teriak saya seperti saat saat Newton berterika eureka gegara kejatuhan pala.

Pala bisa dibilang buah malapetaka bagi Nusantara. Jauh sebelum masehi pedagang dari Timur Tengah sudah mengenal pala sebagai rempah-rempah yang memiliki harga yang tinggi. Pala kemudian menyebar ke bangsa Eropa dan mulailah menjadi rebutan bangsa-bangsa Eropa lalu dijajalah Nusantara.

Penelitian pala untuk melihat senyawa biokatif yang ada (dok.pri)
Penelitian pala untuk melihat senyawa biokatif yang ada (dok.pri)
Pala merupakan tumbuhan aseli Nusantara, tepatnya di Kepulauan Banda-Maluku. Pala sejak dulu sudah dimanfaatkan sebagai bahan untuk makanan, minuman, dan farmasi. Kandungan minyak asiri pada buah palalah yang menyebabkan tumbuhan ini banyak digandrungi oleh pera pedagang pada jaman dahulu.

Biji buah pala yang di belah (dok.pri).
Biji buah pala yang di belah (dok.pri).
Pemanenan pala dilakukan saat buahnya sudah masak. Bagian yang terpenting adalah kulit bijinya (arillus), karena dalam fulli tersebut banyak terkandung senyawa-senyawa aromatica yang berharga. Dalam satu biji pala terdapat kandungan minyak asiri sebesar 7 - 14%. ada 27 senyawa biokatif dalam pala, tetapi ada beberapa yang dominan yakni;  eugenol (19.9%), methylisoeugenol (16.8%), methyleugenol (16.7%), sabinene (11.8%), and terpinen-4-ol (8.5%).

Hampir semua senyawa yang ada di dalam pala bersifat volatil atau mudah menguap. Dari sifat senyawa ini maka cara menikmatinya adalah dengan cara menghirupnya. Salah satu senyawa yang familiar adalah eugenol. Senyawa ini juga banyak ditemukan dalam cengkeh. Senyawa ini memberikan aroma yang segar, wangi, dan bisa melegakan pernafasan sehingga banyak dipakai dalam produk farmasi. 

Salah satu senyawa yang manarik adalah elemisin dan miritisin. Miristisin adalahh turunan dari senyawa fenilpropanoid. Miristisin berwujud zat cair yang bening, tak larut dalam air tetapi dalam pelarut organik. Baunya khas seperti rempah-rempah dan aroamnya tajam serta mudah menguap.  Senyawa inilah yang acapkali membuat orang merasanya nyaman bahkan mengantuk.

Kulit biji pala yang banyak mengandung minyak asiri..
Kulit biji pala yang banyak mengandung minyak asiri..
Saat saya masih kecil teringat perkataan nenek "kalau rewel dipala saja" kepada ponakan saya yang masih balita yang saat itu rewel dan susah tidur. Nenek saya lalu ke dapur, mengambil biji pala lalu ditumbuk di cobek. Pala yang sudah halus lalu dituang air hangat lalu di torehkan di dahi ponakan saya. Saya tidak habis pikir, apa yang terjadi sesaat kemudian. Ponakan saya berhenti rewelnya dan mulai tertidur dengan pulas.

Biangkerok tertidurnya ponakan saya bukan pala, tetapi kandungan miritisin dalam biji pala. Menurut ahli  kesehatan menyebutkan bahwa  elemisin dan miritisin yang terdapat pada biji pala bisa membuat mabuk. Elemisin dan miristisin yang terserap dalam tubuh manusia akan di ubah menjadi suatu senyawa yang mirip meskalin dan amfetamin. 

Jika di konsumsi dalam jumlah banyak senyawa ini akan membius. Dalam beberapa kasus zat yang ada dalam pala digunakan karena efek efek psikotropika mirik narkoba shabu. Di eropa , miristisin ini pada mulanya akan dimanfaatkan sebagai penghilang rasa sakit ( analgesik ). Bagi mahasiswa perikanan pasti paham bagaimana membius ikan agar mudah diteliti, salah satunya dengan meneteskan minyak cengkeh dalam ember.

Senyawa miristrisin dalam pala.
Senyawa miristrisin dalam pala.
Saya hanya bersenandika "jangan-jangan mereka ini teler gegara menumbuk pala". Namun disini saya mendapat pelajaran tentang kearifan lokal, bagaima buah aselo nusantara ini bisa mengundang bangsa-bangsa eropa sekaligus meninabobokan bayi yang rewel. Beberapa pengobatan herbal juga menggunakan pala sebagai terapi mereka yang mengalami gangguan tidur. Pala memang buah simalakama, bisa-bisa menjadi bahan narkoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun