Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kekhawatiran Saya dan Rangga pada Sate Klatak AADC 2

10 September 2016   17:03 Diperbarui: 11 September 2016   17:10 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara mengolah sate klatak, memanggang dalam perapian. Aroma gurik tercium saat terdengar suara

Di sela-sela lincak (bale-bale buat berdagang) saya mencoba menikmati sate kambing yang berisi 6 potong daging dengan sujen (tusuk sate) dari jeruji roda sepeda. Gegara Cinta dan Rangga yang diperankan Nicholas Saputra dan Dian Sastro dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2 membawa saya ke tempat kudapan ini seperti mereka dua sejoli dalam adegan film tersebut. Entah apa yang dipikirkan Rangga mungkin seperti yang dipikirkan saya: dia khawatir dengan Cinta dan saya khawatir dengan rasanya, tetapi Pak Bari memberikan solusinya untuk setusuk sate klataknya.

Pertanyaan sederhana: apa enaknya sate? Mungkin sangat susah menjelaskan definisi enak. Enak ada sebuah relativitas yang disesuaikan dengan selera lidah dan persepsi masing-masing orang. Tidak ada rumus pasti tentang yang namanya enak, tetapi ada faktor pemicunya seperti; badan sehat, perut lapar, nafsu makan, tidak ada pilihan dan dibayari. Ini baru namanya enak.

Malam itu saya mencoba mengikuti jejak Rangga dan Cinta menikmati satek klatak Pak bari di Pasar Jejeran Wonokromo, Imogiri-Bantul DIY. Baru memasuki pelataran parkir di jalan depan pasar, berjajar bus-bus pariwisata dan mobil pribadi yang penumpangnya sudah memenuhi selasar-selasar pasar. Konon semenjak AADC tayang, banyak pelancong yang penasaran dan ingin merasakan apa yang dirasakan dua pelakon dalam film tersebut. Lantas enakkah satenya, "Gak ada bumbunya, cuma asin dan gurih," kata teman saya.

Sate Klatak Pak Bari yang ada di pasar Wonokromo Bantul DIY mendadak tenar usai menjadi lokasi pengambilan film AADC2 (dok.pri).
Sate Klatak Pak Bari yang ada di pasar Wonokromo Bantul DIY mendadak tenar usai menjadi lokasi pengambilan film AADC2 (dok.pri).
Satek klatak dan seporsi tongseng (dok.pri)
Satek klatak dan seporsi tongseng (dok.pri)
Asin dan gurih, memang demikian rasa sate klatak Pak Bari. Bumbu yang minimalis, bayangkan saja jika tida ada dua rasa tersebut. Rasa asin dari taburan garam, sedangkan gurih dari lemak. Dalam ilmu biokimia, fungsi lemak dalam makanan yaitu dapat memberikan rasa gurih. Bagaimana jika suatu makanan tidak ada lemak/minyak? Bakal dijamin hambar. Tanpa bumbu sate klatak sudah memiliki rasa yakni gurih, apalagi ditambah garam agar tak seperti taman tak berbunga atau malam tanpa bintang alias hambar.

Beberapa senyawa hidrokarbon hasil dari pembakaran lemak.
Beberapa senyawa hidrokarbon hasil dari pembakaran lemak.
Sembari saya menikmati potongan daging dalam suji ruji sepeda, saya kembali teringat pelajaran biokimia lagi. Ingatan yang tetiba membuat nafsu makan ini hilang, dan nyaris tidak bisa menelan. Ada sebuah kutipan artikel ilmiah kedokteran, "Memanggang daging pada suhu tinggi dapat menyebabkan munculnya bahan kimia berbahaya seperti heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) sebagai pemicu kanker". HCA dan PAH adalah radikal bebas yang bisa saja setiap saat menyerang sel-sel sehat dan memutasinya sehingga menjadi sel yang ganas.

Cara mengolah sate klatak, memanggang dalam perapian. Aroma gurik tercium saat terdengar suara
Cara mengolah sate klatak, memanggang dalam perapian. Aroma gurik tercium saat terdengar suara
Saya hanya ingin memastikan bagaimana sate klatak ini dipanggang. Saya pun mendekat pada tungku perapian yang di atas baranya penuh dengan jejeran suji dengan potongan daging. Aroma asap yang muncul benar-benar menggiurkan, mungkin bisa-bisa meneteskan air liur. Inilah yang membuat sate itu sedap, ada jaringan lemak yang mencair karena panas, lalu terbakar dan menimbulkan asap. Asap hasil pembakaran inilah yang memberikan sensasi gurih yang bernama Hidrokarbon Aromatik Polisiklik.

Pada siang hari, tempat ini adalah pasar, menjelang malam berubah menjadi wisata kuliner (dok.pri).
Pada siang hari, tempat ini adalah pasar, menjelang malam berubah menjadi wisata kuliner (dok.pri).
Saya seperti Rangga yang gagap menunggu jawaban dari Cinta, berkaitan dengan sate yang mengandung PAH. Gamang rasanya ingin melanjutkan makan sate ini jika melihat potensi penyakit yang ditimbulkan, tidak main-main ini kanker. "Mas ini teh tawarnya, maaf agak lama," kata salah seorang pegawai dari Pak Bari. Sesaat suasana ini menggambarkan saat Cinta bertandang ke Amerika mengunjungi Rangga untuk menuntaskan kisah cinta mereka. Sate mengandung kanker seperti perseteruan Rangga dan Cinta, tetapi didamaikan oleh segelah teh tawar yang merupakan antioksidan yang bisa menetralkan radikal bebas dari PAH.

Tidak hanya sate klatak, tetapi semua proses yang memanaskan makanan berminyak menimbulkan hidrokarbon aromatik polisiklik yang sifatnya karsinogenik. Tetapi di balik sifat jahatnya PAH ini ada sisi baiknya, yakni memberikan rasa gurih, lebih bijak lagi jika diimbangi dengan mengonsumsi senyawa antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Bebuahan, sayuran, teh dan lain sebagainya adalah antioksidan yang mampu mendamaikan radikal bebas sehingga kita tetap aman, yang pasti tetaplah bijak. Akhirnya dua tusuk sate klatak buatan Pak Bari, sepiring nasi, semangkuk tongseng, segelas teh tawar, dan jeruk manis, sukses membuat kanker (kantong kering). Bayari dulu ya...?

Mungkin anda sekarang bisa menebak di mana kira-kira Rangga dan Cinta duduk? (dok.pri)
Mungkin anda sekarang bisa menebak di mana kira-kira Rangga dan Cinta duduk? (dok.pri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun