Di balik gelagatnya yang kalem, tetiba si Nando (24tahun) yang berasal dari Bangkinang menjadi murka. Hidungnya yang panjang dijulurkan ke atas, serentak dari posisi dia berlari mengejar saya yang sedang memotretnya.Â
Menyadari kehadiran orang asing, dia tampak marah. Untung saja adegan yang menegangkan segera diatasi oleh Rusli. Rusli sebagai pawangnya meminta Nando untuk tenang sembari memberikan beberapa potongan batang tebu. Sekilas kisah gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) yang ada di pelatihan gajah di Giam Siak Kecil-Riau.
Tidak asing lagi di telinga kita tentang konflik gajah dengan manusia. Gajah yang merasa habitat aslinya terusik akan berkonfrontasi dengan perusaknya atau ekspansi daerah yang baru. Sebenarnya ini hanyalah naluri alami dari gajah saja, tetapi pandangan antroposentris di mana manusia dan lingkungannya menjadi sesuatu yang istimewa yang membuat gajah yang berperilaku alami ini menjadi masalah.Â
Konflik dengan gajah, sepenuhnya tidak bisa menyalahkan gajah. Naluri dia untuk eksistensi (hidup, tinggal, dan berkembang biak) menjadi alasan mengapa dia mau berkonfrontasi dengan yang dianggap mengusiknya.
Rombongan gajah-gajah inilah yang acapkali menjadi masalah saat dia memasuki area yang menurut manusia itu bukan habitat aslinya (perkebunan, pemukiman, atau lahan budidaya). Manusia yang terancam maka akan berperilaku sama yakni mempertahankan eksistensinya.
Sebagai binatang yang sensitif dan memiliki teritori, gajah memiliki naluri untuk melindungi daerah kekuasaanya dan rombongannya. Siapa yang mencoba mengusik akan langsung diserangnya, demikian juga dengan kedatangan saya di daerah kekuasaan Nando.Â
Nando begitu melihat orang asing akan segera bereaksi, artinya dia merasa terancam sehingga segera meresepon. Rantai yang mengikat kakinya mungkin saja dapat dengan mudah diputusakan. Langkah kaki dia lebih gesit dari langkah kaki saya, terlebih tenaga dia. Untung saja pawangnya sudah tahu bagaimana mengatasinya.
Di kawasan Arboretum milik PT Arara Abadi, terdapat pusat pelatihan gajah. Pusat latihan gajah menjadi salah satu solusi berdamai dengan gajah untuk menghindari konflik. Dalam pusat pelatihan ini gajah tidak akan didomestifikasi tetapi dijadikan partner alami untuk mengatasi konfrontasi dengan gajah.Â
Ada 6 ekor gajah yang masing-masing memiliki nama, yaitu: Nando-24th, Ivo Duanti-27th, Libowati-27th, Molina-24th, Bonita-9th, dan Bubu-9th. Masing-masing gajah memiliki pawangnya sendiri-sendiri sebagai bapak asuh. Gajah-gajah di sini termasuk satwa yang beruntung karena dipelihara secara alami dan mendapatkan perhatian yang sangat baik.