Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Akira Miyawaki, Sosok Bapak Pohon Dunia datang Tuk Hijaukan Riau

8 Agustus 2016   10:12 Diperbarui: 8 Agustus 2016   16:02 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan anggun, Nurmazela Aulia membawa wadah yang berisi sirih, pinang, gambir, dan kapur lalu diserahkan kepada para tetamu yang hadir. Sebuah ritual penyambutan khas Nusantara kepada para tamu sebagai simbol penghormatan. Sebelumnya, 5 gadis belia menarikan tari persembahan Melayu dengan musik yang rampak khas Melayu berikut dengan lantunan lagunya. Tarian yang anggun dengan penari yang bersolek cantik menghibur tamu-tamu kehormatan di tengah belantara Hutan Giam Siak Kecil, Riau.

Acara yang tidak lazim saat suara gending Melayu dengan lenggak-lenggok anggun sang penari di tengah hutan belantara. Tarian ini menjadi awal sebuah kegiatan mengembalikan hutan sebagaimana fungsi dan perannya. Giam Siak Kecil adalah sebuah cagar alam di Kabupaten Siak yang harus dikonservasi. Berawal tahun 2004, saat Prof. Akira Miyawaki memprakarsai restorasi Hutan Giam Siak Kecil. Patut disayangkan, seorang profesor yang sudah menanam 40 juta pohon di 40 negara dan 17 ribu tempat tidak bisa melihat karyanya 2 tahun yang lalu. Tokoh pecinta lingkungan yang disebut sebagai bapak pohon dunia sangat sadar akan perubahan iklim sehingga benar-benar getol dalam menghijaukan bumi. Hari ini profesor-profesor dari Universitas Yokohama-Jepang kembali meneruskan karya Miyawaki untuk menghijaukan Giam Siak Kecil.

Tari Persembahan Melayu, sebuah tarian penyambutan (dok.pri).
Tari Persembahan Melayu, sebuah tarian penyambutan (dok.pri).
Miyawaki, pria kelahiran 29 Januari 1928 di Okayama dan menjadi alumni dari Hiroshima University adalah seorang botanis dan pakar ekologi tumbuhan yang sangat terkenal di Jepang. Tahun 1993 mendapat gelar profesor emeritus dari Yokohama National University. Sejak tahun 1970, dia menjadi advokat dari hutan alami dan restorasi fungsi hutan yang sudah rusak. Pada tahun 1978 dia berkontribusi dalam survei vegetasi hutan di Thailand, Indonesia, dan Malaysia.

Dalam perjalanan menuju arboretum Giam Siak Kecil, saya berbincang dengan Emmy Kuswandari selaku Comunication Affairs APP-Sinar Mas. Banyak hal yang kita bicarakan dan salah satunya adalah Miyaki. "Miyaki itu kalau dalam perjalanan di kendaraan biasanya hanya diam dan tertidur, mungkin sudah sepuh. Saat kendaraan berhenti dan mulai masuk hutan, dia hidup, segar kembali dan blusukkan ke sana-ke mari sembari menjelaskan bergama jenis tumbuhan". Kesan yang dia dapatkan saat menemani kakek berusia 86 tahun saat mengunjungi Giam Siak Kecil pada 8 Agustus 2014.

Sosok inspiratif yang sebenarnya ingin sekali saya kulik, namun sayang sekali pada kesempatan ini dia tidak bisa hadir karena sedang masa pemulihan kesehatan. Terbesit dalam pikiran, mengapa mereka yang jauh-jauh dari negeri seberang begitu peduli dengan negeri ini? Sebuah tanda tanya mengapa mereka rela jauh-jauh datang hanya untuk menanam pohon. Dalam benak saya, mereka tidak hidup di dalam negaranya, tapi hidup dalam dunia yang menjadi tanggung jawabnya untuk dijaga. Sejengkal kerusakan di bumi tanpa peduli di negara mana, mana negara lain bisa menanggung akibatnya. Perubahan iklim yang tidak mengenal batas administrasi negara, membuat negara-negara maju begitu massif untuk menekan perubahan iklim tersebut.

Meranti Pirang diharapkan bisa merestorasi fungsi hutan untuk menanggulangi pemanasan global (dok.pri)
Meranti Pirang diharapkan bisa merestorasi fungsi hutan untuk menanggulangi pemanasan global (dok.pri)
Di arboretum Giam Siak Kecil secara serempak ditanam bibit Meranti Pirang (Shorea leprosula) untuk restorasi hutan. Diharapkan dengan adanya restorasi hutan bisa mengembalikan fungsi alami hutan dan mampu mengendalikan iklim lokal dan global. Memang tidak bisa jika hanya Miyawaki sendirian yang menanam pohon, tetapi semua pihak juga harus bertanggung jawab pada bumi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun