Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Arung Rakit Sungai Amandit

25 Januari 2016   08:55 Diperbarui: 25 Januari 2016   09:19 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rakit sungai amandit, atraksi wisata Kalimantas Selatan yang mengadopsi orang Dayak Kaharingan membawa bambu menuju Kandangan (dok.pri)."][/caption]

Saujana hutan Kalimantan seolah tak menunjukan jejak-jejak tragedi kebakaran hutan hebat menjelang akhir tahun 2015. Hanya batang-batang hangus yang dikerubuti tumbuhan liar. Niat hati ingin bertanya tentang jerebu yang menyerbu waktu itu, ternyata joki yang mengendalikan rakit bambu ternyata bisu. Hanya gerakan tangan saja yang mencoba menjelaskan sambil terus memegang galah bambu saat mengarungi sungai Amandit.

[caption caption="Hutan Kalmnatan yang kontras pasca kebakaran (dok.pri)."]

[/caption]

Pagi pukul 08.00 Wita kami berangkat dari Tanjung Tabalong, sebuah kota mungil di Kalimantan Selatan. Tujuan kali ini adalah Loksado, sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Loksado bertransformasi menjadi desa wisata dan terkenal di Kalimantan Selatan. Dari Banjarmasin atau Martapura bisa ditempuh dengan kendaraan sekitar 4 jam perjalanan. Sebuah kecamatan di tengah-tengah pegunungan Maratus. Pegunungan Maratus membentang di sepanjang sisi selatan Kalimantan dan dihuni oleh suku Dayak Kaharingan.

Batuan kapur begitu jelas membentang berbentuk bukit-bukit kecil dan menjulang tinggi. Gamping-gamping berwarna putih berlurik-lurik mirip pola zebra menghiasi dinding-dinding tebing yang indah dan membentang dibelantara hutan yang sebagian sudah ditanami sawit. Jalan yang tidak terlalu lebar namun dengan aspal yang baik membelah pegunungan maratus untuk menghantarkan menuju Loksado.

[caption caption="Gerbang desa wisata Loksado (dok.pri)."]

[/caption]

Desa wisata Loksado menyediakan atraksi wisata yang menarik yakni rakit bambu mengarungi sungai Amandit. Dahulu kala, orang-orang dari suku Dayak Kaharingan menjual bambu ke hulu sungai yakni di Kandangan dengan cara menghanyutkan dan dikendalikan dengan rakit bambu. Metode ini juga dipakai para pedagang bambu dari Bogor yang ingin menjual bambunya ke Ibu Kota dengan cara menghanyutkan lewat sungai Ciliwung.

[caption caption="Rakit-rakit inilah yang menjadi atraksi wisata di Loksado (dok.pri)."]

[/caption]

Rakit Bambu atau Bamboo Rafting adalah bagian dari acara Datsun Risers Expedition etapi 2 dari Balikpapan menuju Banjarmasin. Di tengah-tengah rute perjalanan menuju Banjarmasin maka disempatkan mengulik sungai Amandit dengan menggunakan rakit bambu. Lama pengarungan dengan rakit bambu adalah sekitar 2,5 - 3 jam perjalanan.

15 batangan bambu sepanjang 8m sudah dirakit sejajar dengan lebar sekitar 1,25m. Rakit bambu sudah berjajar di tepi sungai Amandit dan bersiap untuk mengarunginya. Joki saya masih muda, berbadan pendek dan gempal. Dia nampak lincah sekali memainkan galah ke sisi kanan kiri rakit untuk mendorong perahu sekaligus mengarahkan arahnya. Jeram-jeram yang tidak terlalu besar dengan mudah dilalui. Nampaknya dia benar-benar menguasai tiap jengkal sungai ini, sambil sesekali beratraksi dengan melompat di atas rakit.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun