[caption id="attachment_282608" align="alignnone" width="640" caption="Rumah bulat salah satu rumah adat di Pulau Timor (dok.pri)"][/caption] Kerasnya alam yang ditandai perubahan suhu yang mencolok membuat penduduk di Pulau Timor harus beradaptasi. Salah satu contoh adaptasi terhadap lingkungan adalan model bangunan tempat tinggal. Di Pulau Timor dikenal adanya 3 bangunan rumah yang hingga saat ini masih sering dijumpai bahkan tetap dipertahankan. Rumah bulat, rumah kotak dan lopo. Masing-masing bangunan ini memiliki karakteristik dan fungsi sendiri-sendiri. Suhu yang dingin pada malam hari terlebih usai dini hari yang mencapai 15C sungguh membuat beku siapa saja yang merasakannya. Kain timor yang dijadikan selimut sepertinya tak mampu membentengi tubuh dari suhu yang rendah ini. Menjelang siang hari, suhu kadang tidak bersahabat. Saat matahari terik dan udara kering, suhu bisa mencapai 36C, dan entah bagaimana berlindung dibalik suhu yang panas tersebut. [caption id="attachment_282609" align="alignnone" width="640" caption="Suhu yang stabil bisa menjadi tempat hunian yang sangat nyaman (dok.pri)"]
[/caption] Rumah bulat, adalah salah satu tempat perlindungan dari cercaan suhu yang kadang tidak bersahabat. Bangunan ini dindingnya berbentuk bulat dan atap kerucut, jika di papua mirip honai namun yang membedakannya adalah ukuran pintu. Jika honai memiliki pintu yang lebih tinggi dan bagian bawahnya ada pagar, sedangkan rumah bulat pintunya lebih rendah yakni setinggi kurang dari 1m dan tidak ada pagar dibagian dasarnya. Bagian tengah rumah bulat terdapat 4 tiang pancang yang ditengah-tengahnya terdapat tungku perapian. Keempat tiang ini berfungsi untuk membuat para-para atau dalam bahasa jawanya disebut pogo. Fungsi dari para-para ini adalah tempat menyimpan hasil panen, seperti; padi, jagung, kacang tanah, kacang-kacangan dan ubi. Paparan asap dari tungku perapian ini adalah teknologi sederhana untuk mengawetkan bahan pangan yakni dengan pengasapan. Tinggi para-para ini sekitar 170cm dengan tujuan agar mudah dijangkau oleh penghuninya. [caption id="attachment_282610" align="alignnone" width="640" caption="Bagian atas dari dalam rumah bulat digunakan sebagai gudang hasil panen (dok.pri)."]
[/caption] Pada bagian atas para-para terdapat atap rumah bulat itu sendiri. Rangka dari atap ini terbuat dari kayu kasuari (
Casuaria sp) yang disusun melingkar membentuk kerucut pada bagia atasnya. Diikat satu sama lain hingga berbentuk setengah lingkaran yang agak lonjong dan lancip pada bagian atasnya. Sebagai penutup digunakan ilalang kering yang sudah dianyam menjadi lembaran-lembaran. Penyusunan lembaran ilalang ini dari bawah secara melingkar kemudian secara beratahap naik ke atas hingga puncak atap. Bagian dinding dari rumah bulat terbuat dari papan kayu, sedangkan dulu tebuat dari bambu. Saat ini dinding rumah bulat sudah dari dinding semen. Rumah bulat selain sebagai lumbung bahan pangan juga memiliki fungsi lain; seperti tempat memasak, bercengkrama dan melahirkan. Tungku yang berada ditengah-tengan digunakan sebagai dapur dalam kesehariannya. Asap yang dihasilkan berguna untuk mengawetkan hasil panen, bara api untuk memasak dan udara hangat untuk mengusir hawa dingin. Dalam sebuah keluarga biasanya pada malam hari atau pagi hari akan berkumpul disini. Makan bersama sekaligus menghangatkan badan membuat tungku perapian kadang tak pernah padam dan selalu di kelilingi termasuk hewan piaraan seperti anjing dan anak babi yang mencari kehangatan. Pada malam harinya 2 tempat tidur berupa ranjang dari kayu terletak disampin kanan dan kiri menjadi kasur empuk dan hangat untuk melewati malam yang dingin. Mitos masyarakat timor, seorang ibu harus melahirkan di dalam rumah bulat dan tidak boleh keluar selama 4 hari 4 malam. Suhu rumah bulat yang relatif stabil yakni 22-26C pada suhu normal dan saat memasak bisa mencapai 34-36C adalah tempat yang sangat nyaman. Kondisi ruang inilah yang digunakan sebagai tempat persalinan bagi ibu dan tempat yang nyaman untuk bayi. [caption id="attachment_282611" align="alignnone" width="640" caption="Rumah kotak sebagai ruang tamu yang terletak di depan rumah bulat (dok.pri)."]
[/caption] Berbeda dengan rumah bulat, rumah kota terletak didepan rumah bulat dan menghadap jalan raya. Rumah kotak ini berfungsi sebagai ruang tamu dan kamar tidur. Rumah dengan ukuran 8x6 dengan tinggi 4m memiliki disain yang sangat sederhana. Jika dijawa mirip dengan rumah limas, namun ada beberapa perbedaan yang mencolok. Di bagain dalam disekat menjadi 4 bagian. Bagian depan dengan ukuran 8x3m digunakan sebagai ruang tamu dan sebuah kamar dengan ukuran 2x3m. Bgeitu juga dengan bagian belakangnya memiliki ukuran yang sama namun fungsinya sebagai kamar dan dapur atau tempat penyimpanan perabotan. Rumah bulat sangat nyaman, namun suhu sangat dinamis sekali. Dengan dinding dari anyaman bambu atau papan, sedangkan atap dari ilalang cukup menjadi tempat perlindungan yang sangat nyaman. Pada malam hari suhu bisa mencapai 18C dan siang hari 26C. Lembaran-lembaran koran atau majalah acapakali menghiasi dinding-dinding yang terbuat dari anyaman bambu. Selain sebagai hiasa dinding juga berfungsi agar tidak tembus padangan dan angin yang menerobos dinding. [caption id="attachment_282612" align="alignnone" width="640" caption="Lopo ibaratnya ruangan serba guna (dok.pri)."]
[/caption] Satu lagu bangunan khas timor adalah rumah lopo. Rumah ini mirip rumah bulat namun tidak memiliki dinding. Rumah ini didirikan didepan rumah kotak atau disamping kanan kiriny, yang pasti terletak di depan. Biasanya dalam beberapa kepala keluarga memiliki lopo, atau dalam satu rukun warga terdapat satu. Di beberapa tempat lain, masing-masing rumah memiliki lopo sendiri-sendiri. Lopo, rumah bulat tak berdinding dengan 4 tiang berfungsi sebagai tempat pertemuan. Beberapa warga, atau pemuda biasanya memanfaatkan lopo untuk bercengkrama sambil menikmati semilir udara sejuk. Lopo juga digunakan kaum perempuan untuk menenun kain timor. Pada prinsipnya lopo adalah bangunan serbaguna yang biasa digunakan siapa saja. berbeda dengan rumah bulat dan rumah kota sebagai ranah privat tiap keluarga, namun lopo menjadi ruang publiknya. Di tengan modernisasi tentang bangunan tempat tinggal, masih ada saja yang bertahan di rumah bulat. Minimnya sirkulasi udara, karena hanya ada satu akses udara keluar masuk yakni lewat pintu, kalaupun ada itu hanya lewat sela-sela dinding dan atap ilalang. Akumulasi karbon dioksida acapakali juga menjadi ancaman bagi kesehatan, namun mereka sepertinya sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu. Mungkin lewat beberapa kajian ilmiah bisa membuat disain rumah bulat yang sehat. [caption id="attachment_282614" align="alignnone" width="640" caption="Kearifan lokalnya membuat mereka tetap ada hingga saat ini (dok.pri)"]
[/caption] Kearifan mereka mampu mebuat mereka bertahan dari gempuran lingkungan yang kadang tak bersahabat. Rumah bulat, rumah kotak dan lopo adalah sebuah budaya yang membuat mereka ada hingga saat ini. Sebuah potensi daerah yang luar biasa sebab sampai saat ini masih terus ada. Hangatnya rumah bulat, nyamannya rumah kotak dan sejuknya lopo menjadi bukti mereka bisa bersahabat dengan alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya