Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Keong Mas antara Ancaman dan Peluang di Rawa Pening

19 Oktober 2010   01:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:18 2469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Foto 1"][/caption] Area perairan merupakan habitat dan surga bagi mahluk hidup yang menghuninya. Ada jejaring dan rantai makanan yang selalu berputar di area tersebut. Simbiosis yang sinergis maupun antagonis selalu menjadi penyeimbang kedua ekosistem tersebut. Salah satu mahluk hidup yang berperan di habitat perairan Rawa Pening adalah Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck). Danau yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dengan 19 anak sungai yang menjadi inputnya menjadi habitat yang baik baik Keong Mas. Area danau yang sekelilingnya menjadi lahan pertanian menjadi terguncang bila mana kehadiran Keong Mas menjadi hama. Hubungan yang sinergis dan antagonis antara Keong Mas dan habitatnya terjadi di Danau dan persawahan. Keong Mas merupakan gastropoda yang banyak dijumpaimerata disetiap sisi Rawa Pening, tidak terkecuali area persawahan. Hewan lunak bercangkang tersebut menyebar dan seolah populasinya tidak terkendali. Predator alami seperti Biawak (Varanus salvator), Blekok (Ardeola ralloides speciosa), Kuntul (Bubulus coromandus) sudah nyaris hilang karena adanya perburuan besar-besaran untuk pemenuhan bahan konsumsi. Tidak adanya pemangsa alami ini, mengakibatkan tidak terkendalinya populasi Keong Mas. Ledakan Keong Mas diperairan Rawa Pening mengakibatkan ancaman bagi petani, sebab sawah mereka menjadi sasaran Keong Mas. Keong Mas yang hidup sebagian besar waktunya dihabiskan didalam didalam air, kini menjadi ancaman serius bagi petani. Tanaman padi yang masih muda adalah makanan yang diincar Keong Mas, akibatnya banyak terjadi kegagalan pada saat penanaman. Tidak hanya tanaman padi yang masih muda, tetapi pucuk daun padi juga menjadi sasaran Keong Mas. Berbagai upaya telah dilakukan petani untuk mengendalikan populasi Keong Mas. Pemberian pestisida belum cukup efektif untuk bisa membunuh Keong Mas, sebab Keong mas bersembunyi di dasar lumpur. [caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Foto 2"]

[/caption] Cara konvensional dilakukan dengan memutus mata rantai perkembang biakannnya dengan mengambil dan memusnahkan telur-telurnya. Keong Mas biasa bertelur di tangkai daun pada padi atau bebatuan yang tidak terendam air. Keong Mas yang sekali bertelur puluhan bahkan bisa seratus butir lebih menempatkan telurnya ditempat yang tidak tergenang air agar terbebas dari predator (ikan, katak) dan menghindarkan dari kebusukan. Petani mensiasatinya dengan menancapkan bilahan bambu untuk memancing Keong Mas bertelur di sana. Cara ini cukup efektif untuk sedikit memutus mata rantai perkembang biakan Keong Mas. Keong Mas yang keberadaannya dianggap sebagai hama dan ancaman, namun kini sudah bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan dan pangan. Dalam tubuh Keong Mas mengandung 10-15% protein, dan mengandung omega 3, 6 dan 9. Hewan bercangkang ini juga kaya kalsium, sehingga bisa dijadikan pakan altenativ. Peternak itik memanfaatkan Keong Mas sebagai pakan tambahan dan memberikan hasil yang positiv dengan meningkatnya produksi telur. Keong Mas juga bisa dijadikan bahan tambahan untuk ransum atau pelet ikan, sehingga bisa menambah nilai kualitas pakan dan menurunkan pengeluaran pembelian pakan pabrik. Kandungan protein dan unsur-unsur lain yang berguna, menjadikan Keong Mas sebagai bahan pangan yang layak konsumsi. Keong Mas kini sudah diburu untuk dijadikan bahan pangan yang cukup digemari. Pengolahan Keong Mas diawali dengan merebusnya dengan air kapur, kemudian dilakukan pemisahan antara badan dan cangkang. Pencucian berulang kali dilakukan untuk membersihkan tubuh Keong Mas yang kemudian diolah lebih lanjut. Keong Mas biasanya dijadikan sate, gecok, tumis dan lain sebagainya. Kini Keong Mas bukan lagi menjadi hama yang mengkawatirkan tetapi menjadi makanan khas yang cukup menjajikan. [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Foto 3"]
Photobucket
Photobucket
[/caption] Timbulnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi Keong Mas juga akan menimbulkan masalah ekologi. Keberadaan Keong Mas sebagai salah satu rantai makanan akan terganggu dengan perburuan besar-besaran. Apabila dulu petani terancam dengan keberadaan Keong Mas yang mengancam padi mereka, kini Keong Mas yang teracancam keberadaannya sebagai sumber pakan dan pangan. Sebuah tindakan bijak jika tetap menjaga kelangsungan hidup Keong Mas dengan budi daya dan bijak dalam perburuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun