Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lueng Leng, Menjejak Dunia Bawah Tanah Gunung Kidul

14 April 2014   22:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_331614" align="alignnone" width="640" caption="Turun menuju dasar goa leng (dok.pri)."][/caption]

Entah apa yang terpikir saat juntaian tali panjat tebing sepanjang 50m salah ujungnya jatuh bebas ke dasar goa. Saat pelan-pelan turun menuju dasar goa yang mulai gelap, lembap dan sayup-sayup terdengar celoteh anak-anak bersenda gurau. Pikiran dan akal sehat saya berhenti sesaat saat ada yang menyapa "sedang apa mas..?" dan mata saya terbelalak melihat bocah-bocah kecil di dasar goa. "itu mas ada jalan enak lewat sana" kata anak-anak tersebut sambil menunjukan anak tangga dari susuna batu gamping. Lueng Leng, Gunung Kidul memang istimewa.

Jalanan yang rimbun dan teduh oleh banyaknya pohon jati memberikan sebuah kanyamanan. Udara yang panas, dilibas oleh sejuknya angin, dan inilah perjalanan menuju tanah karang di Gunung Kidul. Sesekali menemukan perkampungan, lalu hilang oleh lebatnya hutan adalah pemandangan yang luar biasa saat menuju sebuah goa alam yang penuh dengan cerita kelam.

[caption id="attachment_331615" align="alignnone" width="640" caption="Pintu masuk menuju Goa Leng. Udara di dalam lorongnya sangat sejuk dan nyaman. Sangat kontras dengan udara di luar (dok.pri)."]

1397464062812225059
1397464062812225059
[/caption]

Salah satu tanah di Desa Giring ,Kecamatan Paliyan, Kab.Gunung Kidul runtuh sedalam lebih dari 90 meter. Ternyata dasar tanah yang runtuh adalah sebuah goa vertikal dan horisontal. Dibawahnya persis mengalir sungai bawah tanah. Kejadian ini ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, namun saat ini masih bisa disaksikan rekaman peristiwa tersebut.

Penduduk setempat menamakan lueng, goa ini dengan nama Lueng Leng. Lueng bisa di analogikan sebagai lobang raksasa dan leng adalah goa. Jadi dalam lobang tersebut terdapat goa yang menganga setinggi hampir 40 meter, itupun mulut goanya saja. Goa ini memiliki 2 pintu masuk, yakni dari sisi sungai atau turun lewat lueng atau sumur raksasanya.

[caption id="attachment_331617" align="alignnone" width="640" caption="Dari citra satelit,lueng leng (lingkaran merah) terlihat dengan jelas. Kotak putih adalah area lueng leng yang di perbesar. Dari Kota Wonosari terlihat jelas akses jalan menuju lokasi.(dok.pri- Sumber Peta. Google map)"]

13974646871464860177
13974646871464860177
[/caption]

Untuk akses ke lokasi ini sangat mudah. Lobang lueng dapat dilihat dari citra satelit dalam peta digital. Cukup melihat daerha Semanu-giring, dan jika melihat adal lobang menganga dan sungai besar maka itulah lueng leng. Cukup tandai dan biarkan peta digital dan GPS yang menuntun anda, dan itulah cara kami. Tak salah kami beberapa kali berbalik arah. Bukan kami tersesat, tetapi GPS tidak memberikan informasi jalan yang bisa dilewati mobil kota atau tidak.

Dari mulut goa, banyak pilihan untuk masuk kedalam. Bisa turun dengan menggunakan tali, bagi yang berani atau masuk lewat mulut sungai. Sebuah pilihan yang baik menurut saya dengan turun dengan menggunakan tali. Sebuah batang poho jati menjadi jangkar ujung tali dan beberapa lobang tembus batu karang menjadi jangkar kedua dan ketiga. Setelah semua dinyatakan aman, maka pelan-pelan tali dengan diameter 8mm menghatarkan tubuh ini turun kedalam dasar goa.

[caption id="attachment_331618" align="alignnone" width="640" caption="Lorong menuju luen leng jika masuk lewat jalur sungai. Nampak tumbuhan yang selalu menghijau. (dok.pri)."]

1397464810775013311
1397464810775013311
[/caption]

Bagi yang kurang terampil dengan alat panjat tebing, maka ada jalan memutar yang biasa dipakai penduduk setempat untuk mengambil air dan memancing ikan. Saat saya turun dengan susah payahnya, nampak anak-anak dari desa Candi sedang asyiknya memancing ikan di sebuah ceruk sengai. Keringat dan lelehan adrenalin terbayar sudah saat melihat ada jalan memutar untuk masuk ke dalam dasar goa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun