Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menelusuri Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa

8 September 2014   19:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:18 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah perahu merapat papan nama bertuliskan selamat datang di Taman Nasional Subterranean River Puerto Princesa terpasang di pintu masuk. Beberapa aturan, dan semua informasi ada di sana. Jalan menuju pintu masuk berupa jalan panggung yang terbuat dari kayu. Hutan alami yang benar-benar masih terjaga keberadaannya. Suara burung hingga biawak yang berkeliaran dengan mudah ditemui di sepanjang jalan.

[caption id="attachment_357900" align="aligncenter" width="576" caption="Ikan-ikan penghuni sungai bawah tanah (dok.pri)."]

1410154202317230523
1410154202317230523
[/caption]

Sungai bawah tanah Puerto Princesa ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan dunia dan satu dari 7 keajaiban alam. Dunia sudah mengakuinya dan tak sabar rasanya segera masuk ke dalam goanya. Sebuah perahu dengan cadik di sisi kanan-kiri sudah menunggu kami. Kapasitas perahu adalah 8 orang ditambah seorang pendayung sekaligus pemandu wisata. Para pengunjung diwajibkan mengenakan jaket pelampung dan helm pelindung.

Akhirnya di sebuah laguna dengan air berwarna hijau toska, perahu perlahan masuk ke mulut goa. Sungai bawah tanah ini berupa goa besar dengan lorong yang panjang. Para penjelajah sudah memasuki goa ini sepanjang 8,2 km dan hanya 4,3 km yang sudah dipetakan, sedangkan hanya 2,2 km jarak yang biasa ditempuh untuk para pengunjung. Dalam sehari rerata pengunjung sekitar 900 orang.

Dari zona terang, remang-remang hingga gelap total pemandu kami yang bernama Jack menjelaskan dengan bahasa Inggris dengan artikulasi yang sangat jelas. Lidah dia dan saya sepertinya sama, sehingga saya sangat memahami apa yang dia jelaskan. "Sir my name is jack, im not bat am, but boat man.." bagi yang tidak menyimak akan bingung tetapi begitu paham akan langsung tertawa. Dia membawa kami masuk dalam lorong-lorong goa dengan joke-joke yang menghibur yang ditimpali dengan bercanda. Dia sempat bertanya, "Mengapa orang melihat ke atas mulut menganga, tetapi di sini tidak boleh karena banyak kelelawar yang buang air." Kami yang melihat ke atas langsung menutup rapat-rapat mulut kami.

Di dalam goa terdapat ornamen-ornamen pahatan alam berupa stalagtit dan stalagmit. Beraneka macam bentuk ada di sini dan terserah orang hendak menerjemahkan apa. Ada batu bulat besar sehingga dinamakan jamur, ada yang mirip Bunda Maria, ada batu patah mirip lambung kapal sehingga diberi nama titanic. Ada puluhan batuan yang menyerupai bentuk sesuatu benda dan inilah daya tarik dari sungai bawah tanah ini. Air yang yang tenang dan nyaris tidak ada arus, membuat kami nyaman sekali melihat sisi kanan-kiri dan atas goa. Lampu-lampu senter yang disediakan membatu kami untuk melihat setiap ornamen yang ada.

Tak terasa Jack sudah membawa kami keluar goa dan memberikan ucapan selamat dan terima kasih kepada kami "see you boat man". Saya lantas berjalan menuju laguna kecil yang menjadi pintu masuk. Hutan mungil dengan telaga yang tenang, tetapi sangat kontras di luar sana deru ombak dari laut tiongkok selatan begitu terasa. Perahu yang tadi mengantar kami sudah bersiap dan saatnya kembali ke Sabang.

[caption id="attachment_357902" align="aligncenter" width="576" caption="Penari yang menyambut kedatangan setiap tamu (dok.pri)."]

14101542961381536083
14101542961381536083
[/caption]

Dari Sabang kami kembali menuju Puerto Princesa untuk menuju Honda Bay. Malam ini kami akan menginap di Dos Palmas. Dari Honda Bay perahu yang akan membawa kami ke Dos Palmas sudah datang siap untuk mengangkut kami. Setelah mengisi data manifes penumpang kami dipesilakan naik dan harus mengenakan jaket pelampung. Honda Bay terletak di timur laut Puerto Princesa, untuk ke Dos Palmas harus menyeberang sejauh 11 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam lebih.

Dos Palmas adalah sebuah pulau di timur Palawan. Di tempat ini dibangun beberapa resort yang mewah. Entah berapa peso atau dolar untuk sekali bermalam di tempat ini, yang pasti saya hanya tinggal menikmati dan mensyukuri saja. Akhirnya perahu yang kami tumpangi merapat di Dermaga Dos Palmas dan langsung disambut dengan taburan bunga di laut. Rasanya seperti baginda raja di film Mahabarata. Begitu kaki menginjak dermaga, leher ini sudah dilingkari kalung dan disambut dengan hangat. Tak lama berselang kaki menginjak tanah, sambutan meriah dengan tarian khas Dos Palmas. Penari adalah seorang lelaki dengan otot yang menonjol seperti binaragawan. Dia adalah salah satu karyawan di sini, sekaligus pemandu selam. Dia kini di dandani dengan pakaian berwarna merah jambu lengkap bunga di atas daun telinga. Sungguh pemandangan yang kontras.

[caption id="attachment_357903" align="aligncenter" width="576" caption="Senja di Dos Palmas (dok.pri)."]

14101543601066273061
14101543601066273061
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun