Mohon tunggu...
Pak De Dharmono
Pak De Dharmono Mohon Tunggu... Lainnya - If you wish to be a writer, write!

Student of life and human resources practitioner

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Akhir Tahun 2020

31 Desember 2020   05:41 Diperbarui: 31 Desember 2020   05:56 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku menengok ke belakang
Tampak awan gelap menggelayut melayang
Membuat dunia sulit dibedakan malam atau siang
Hanya tampak dengan remang2
Kerumunan manusia lalu lalang
Oh, mereka ingin menunjukkan perasaan yang tidak tenang
Di lain fihak ada sebagian manusia lari tunggang langgang
Diburu penjaga keamanan dan pecalang
Ada banyak lagi manusia yang sedang mengerang
Akibat virus Covid yang sedang menyerang
Belum lagi peristiwa musibah dimana air menggenang
Selesai hujan terjadi banjir bandang.
Seram sekali deh untuk dikenang.

Di akhir tahun 2020 ini
Kutatap mukaku ke muka
Masa yang akan kujalani
Dengan harap cemas di dada
Jangan-jangan akan melihat situasi
Mencekam yang sama

Di waktu yang presis di depan mata
Tampaknya situasi sama saja
Namun pandangan jauh ke depan sana
Tampak suasana berbeda
Langit terang dengan secercah cahaya.
Kelihatan negara kita
Dalam keadaan suka ria
Harta negara dinikmati bersama
Korupsi tidak lagi ada
Rakyat tampak berani dan bebas bicara
Dalam suasana bahagia dan sejahtera
Tanpa menghina pemimpin mereka
Karena pemimpin mereka benar-benar arif bijaksana
Berjiwa besar, hatinya tidak mudah terluka
Tidak pernah mepergunakan kuasa
Untuk meyakinkan  rakyatnya
Melainkan dengan persuasi dan rasa cinta
Karena itu rakyat patuh tanpa rasa dipaksa
Berdasar trust, rasa percaya

Polisi, dan semua angkatan bersenjata
Damai dengan rakyat sambil menyanyi dan tertawa
Senjata disimpan di gudang sewaktu-waktu berguna
Untuk menghadapi musuh dari luar negara
Musuh dalam negara tidak lagi ada.
Rakyat sudah saiyeg saeka praya dengan asas Pancasila

Oh alangkah indahnya.

Oops, aku terhenyak bangun dari pandangan yang mempesona
Jangan-jangan aku hanya meihat fata morgana
Hanya karena hasrat yang menyala
Ingin punya negara yang tata tentrem kartaraharja.

Aku sadar diri dan langsung berdoa
Kepada Allah yang Maha Kuasa
Semoga itu bukan fatamorgana, melainkan hal yang nyata.
Allah membisikkan ke saya punya telinga
Itu bisa dan nyata kalau engkau bersama-sama berusaha sekuat tenaga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun