Mohon tunggu...
Babeh Tono
Babeh Tono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Aku adalah pemerhati yang ingin menuangkan segala apa yang ada di pikiran dalam goresan tinta digital.. Semoga bermanfaat bagi dan untuk semua..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kondisi Pinggiran Ibukota yang Seharusnya Tak Terpinggirkan

26 Juli 2013   11:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:00 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_277627" align="aligncenter" width="553" caption="Kondisi Jalan Raya Pulogebang - Jakarta Timur"][/caption]

Hidup di ibukota memang bukan hanya harus siap mental dan tahan banting akan kerasnya kehidupan, namun juga harus siap akan fisik agar selalu sehat dan kuat untuk beraktifitas sesuai dengan resiko pekerjaan yang kita ambil. Pekerjaan di ibukota begitu banyak ragamnya, ada yang bergerak di bidang ekspedisi barang seperti kegiatan perdagangan, industri ringan & berat dan ada juga yang bergerak di bidang jasa layaknya konsultan, jasa kuliner, hiburan, dsb.

Kesemuanya menjadi satu kesatuan yang pada akhirnya membutuhkan suatu kelancaran akses agar terciptanya siklus pekerjaan yang saling mendukung yaitu kelancaran transportasi. Memang keberadaan transportasi yang layak dewasa ini sangat-sangat dibutuhkan bagi kota sebesar Jakarta. Bukan hanya kelayakan angkutan umumnya yang dibutuhkan, namun kelayakan infrastruktur jalan sudah seharusnya menjadi perhatian Pemda DKI Jakarta.

Lambannya pertumbuhan jalan di Jakarta sering kali menyebabkan efek jalan pintas yang sepertinya masih kurang menjadi perhatian dinas terkait dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum sehingga masih suka ditemui jalan yang hanya bertahan sementara meskipun sebenarnya jalan itu baru saja dibangun ataupun diperbaiki. Entah karena memang bahan baku yang kurang berkualitas atau karena memang kontur tanah yang labil, anehnya terkadang lebih banyak ditemui kondisi jalan yang rusak tadi di daerah pinggiran ibukota.

Daerah pinggiran seolah diidentikan dengan kondisi yang kumuh, panas, serta pembangunan infrastruktur baik umum & sosial yang dibangun dengan kondisi kurang layak. Namun pada hakikatnya menurut penulis harusnya daerah pinggiran memiliki kondisi infrastruktur umum (dalam hal ini jalan raya) yang baik dan layak. Kenapa? Pertama, pinggiran kota merupakan gerbang masuk bagi warga pendatang diluar Jakarta untuk memasuki bagian tengah kota. Keberadaan warga pendatang yang mencari nafkah sehari-hari di ibukota sudah selayaknya disambut dengan kondisi jalan yang baik agar nyaman dan aman dalam berkendara dan melintas bagi pengguna kendaraan baik umum ataupun pribadi. Kedua, pinggiran kota merupakan gerbang pintu masuknya komoditi-komoditi penting (seperti makanan & minuman serta barang-barang lainnya) ke tengah kota. Apabila kondisi jalan yang rusak dan tidak layak semakin dibiarkan maka yang terjadi adalah terhambatnya proses distribusi barang tersebut sehingga semakin memperlambat pula kegiatan perdagangan tersebut sampai ke tangan konsumen. Dan apabila ini terhambat, dapat berpengaruh pula bagi pertumbuhan ekonomi di Jakarta.

Semoga sedikit tulisan ini dapat menggugah hati para pejabat di lingkungan Pemda DKI terutama bagi dinas terkait, agar kiranya lebih mempertimbangkan jua terhadap kelayakan kondisi-kondisi jalan di pinggiran ibukota. Sebab keadaan suatu kota yang baik dapat tercerminkan pula dari keadaan kondisi kelayakan infrastruktur jalan rayanya yang terawat, aman dan nyaman secara merata. Bukan hanya di pusat/tengah kota, tetapi juga di pinggir kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun