Mohon tunggu...
dharmayanti aji
dharmayanti aji Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa

seorang mahasiswi yang hobi menciptakan lagu

Selanjutnya

Tutup

Film

Drama The Sandbox Karya Edward Albee: Kritik Sosial dalam Balutan Simbolisme

16 Desember 2024   17:45 Diperbarui: 16 Desember 2024   17:02 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez


The Sandbox karya Edward Albee adalah salah satu drama pendek yang mampu meninggalkan kesan mendalam meski hanya berdurasi 15 menit. Ditulis pada tahun 1959, drama ini menyentuh isu-isu universal yang masih relevan hingga kini, seperti hubungan keluarga, penghormatan terhadap orang tua, dan makna kematian.

Kisah Singkat yang Sarat Makna

Cerita The Sandbox berpusat pada Mommy, Daddy, dan Grandma. Mereka membawa Grandma ke pantai dan menempatkannya di sebuah sandbox (kotak pasir), simbol dari akhir kehidupannya. Kehadiran The Young Man, yang digambarkan sebagai Malaikat Kematian, menandai perjalanan terakhir Grandma.

Meski ceritanya terlihat sederhana, hubungan dingin antara Mommy, Daddy, dan Grandma menyiratkan kritik tajam terhadap keluarga modern yang sering mengabaikan orang tua mereka. Drama ini penuh dengan sindiran terhadap nilai-nilai masyarakat yang terlalu sibuk mengejar materi dan lupa akan pentingnya empati.

Simbolisme yang Menggugah Pikiran

Albee menggunakan simbolisme untuk menyampaikan pesan kompleks dalam drama ini:

1. Sandbox – Tempat bermain yang biasanya untuk anak-anak ini berubah menjadi simbol kematian, menyoroti ironi kehidupan.

2. Grandma – Melambangkan generasi tua yang sering dianggap beban dalam keluarga modern.

3. The Young Man – Representasi Malaikat Kematian, digambarkan muda dan menarik, menandakan bahwa kematian adalah bagian alami dari kehidupan.

Relevansi di Era Modern

Meski ditulis lebih dari enam dekade lalu, The Sandbox tetap relevan di masa kini. Drama ini mengingatkan kita untuk menghargai orang tua dan memperhatikan hubungan keluarga, terutama di era modern yang sibuk dan cenderung individualistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun