HIU PARI, BIOTA INDIKATOR KESEHATAN PERAIRAN NUSANTARAÂ
YANG MUNGKIN TERANCAM PUNAH
Rhina ancylostoma/Bowmouth Guitarfish/Shark Ray - Hiu Pari atau Ikan Gitar Mulut Besar merupakan spesies khas perairan tropis pesisir Indo-Pasifik bagian barat. Di Indonesia, habitatnya menyebar di seluruh perairan dangkal mulai kedalaman 1 meter (3 kaki) hingga 30 meter (90 kaki). Ikan ini menyukai area terumbu karang dengan dasar laut berlumpur sebagai area perburuan. Berbagai jenis Crustacea dan moluska menjadi makanan favorit Hiu Pari. Atas pola perburuan ini, Hiu Pari kerap dikenal juga sebagai Ikan Pari Lumpur di beberapa Wilayah Nusantara. Sebagai karnivora perairan, Hiu Pari merupakan predator tingkat kedua teratas dibawah predator utama. Hewan yang memangsa hiu ini hanyalah kelompok lain hiu yang ukurannya lebih besar seperti Ikan Hiu Macan yang sebaran populasi di dunia hampir sama dengan Hiu Pari.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ketika kita menyebut nama ini, benak keseluruhan pembaca pasti tertuju pada satu kata, Timah. Timah merupakan anugerah Tuhan kepada Pulau Bangka dan Belitung (Babel), hal ini disampaikan oleh Dr. Arief Febrianto S.Pi., M.Pi., (Dosen Fakultas Pertanian, Perikanan dan Kelautan Universitas Bangka Belitung -- FPPK.UBB sekaligus Kepala Bidang Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya dan Pengolahan Hasil Perikanan (BPUPB.PHP) -- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Babel) diruang kerjanya kepada penulis di akhir bulan Juni 2024. Besarnya kandungan Timah yang berada hampir diseluruh wilayah propinsi ini sehingga menyebabkan PH rata-rata tanah kurang dari 5. Dan bahan tambang ini mampu mengangkat derajat ekonomi masyarakat Babel sejak masa lampau hingga sekarang. Akan tetapi disamping kekayaan tambang, Prov. Kep. Babel azasinya menyimpan sumber daya lain yang melimpah pada sektor perikanan, tutur Arief melanjutkan. Kawasan perairan di sekitar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memiliki potensi besar pada berbagai jenis ikan seperti Pelagis kecil, Demersal, Udang, Cumi-cumi, beragam jenis ikan hias, Moluska, kepiting laut dan Tripang. Diluar kelompok ikan ini, Hiu Pari menjadi bagian integral ekosistem perikanan di kawasan perairan ini. Dengan tipikal perairan dangkal yang menjadi area perburuan khas alami Hiu Pari. Kawasan perairan Babel menjadi dalah satu wilayah favorit Hiu Pari.
Keberadaan Hiu Pari di Perairan Provinsi Bangka Belitung Saat Ini
Prov. Kep. Babel memiliki luas wilayah perairan laut 65.301 km (80% dari total wilayah) dengan panjang garis pantai 1.200 km serta fitur perairan dangkal dikeseluruhan area. Penyumbang terbesar garis pantai pada propinsi ini adalah Pulau Bangka, yang merupakan pulau terbesar ke-67 di dunia. Prov. Kep. Babel menyimpan potensi perikanan yang cukup beragam dengan jumlah yang besar. Masuk kedalam Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia - WPP (fisheries management areas) RI 711 dengan Hiu Pari menjadi bagiannya.
Berdasarkan status konservasi, spesies Rhina ancylostoma atau Hiu Pari masuk dalam Apendiks II Cites oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Apendiks II Cites mengandung arti bahwa spesies ini tidak terancam punah namun mungkin terancam punah apabila pola penangkapan atasnya berlangsung secara berlebih (over fishing) atau tidak sesuai dengan pola kembang biak. Hiu Pari seperti ikan hiu pada umumnya, menjadi salah satu jenis ikan favorit untuk ditangkap karena hampir seluruh bagian tubuhnya memiliki nilai rupiah. Harga daging Hiu Pari berkisar antara Rp 4.000 - 8.000/kg (tergantung kondisi daging dan dapat meningkat bila dikeringkan -- diasinkan), harga siripnya sekitar Rp 300.000/kg, tulang ikan ini biasa ditebus dengan harga Rp 25.000/kg, dan kulitnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kerajinan kulit dan mendapat nilai berkisar Rp 10.000 - 35.000/lembar.