30 Maret 2024, penulis menyampaikan artikel bertajuk "Marcelino Ferdinand, Center Point Untuk Kita Mendunia".
Saat ini argumentasi yang penulis sampaikan hampir setahun lalu mulai menunjukkan titik terang kebenarannya. Di Era kepelatihan saat ini dimana PSSI mengontrak tim pelatih Berkebangsaan Belanda, Marcelino Ferdinand diakui oleh Pelatih Kepala Timnas Sepakbola Senior, Patrick Kluivert, sebagai salah satu pemain sentral penting dalam pola permainan Timnas yang tengah bersiap menghadapi 4 pertandingan terakhir Kualifikasi Piala Dunia Romde 3 Benua Asia yang akan menentukan lolos atau tidaknya Timnas ke Piala Dunia.
Meski secara terang-terangan, beberapa waktu silam Pelatih Kepala Timnas itu menyatakan bahwa mereka yang memiliki menit bermain tinggi di klub sebagai prioritas mengisi Line Up Timnas Senior, Lino (Panggilan akrab Marcelino Ferdinand) yang masih minim menit bermain di level senior klub (Oxford United, Inggris) merupakan faktor pengecualian atasnya. Hal ini disampaikan oleh Kluivert ketika ditanya soal pemain muda favoritnya pada jumpa pers pengenalan Tim Pelatih Timnas Indonesia di Hotel Mulia, Jakarta, Minggu, 12 Januari 2025. Lino dengan segala kelebihan dan kekurangan adalah pemain yang sangat sulit dicari tandingannya, bahkan untuk level Asia sekalipun. Ketika suatu saat ada pemain yang cukup layak menggantikan perannya, maka dapat dipastikan pemain itu memiliki kemampuan level dunia. Dan hal ini akan sangat sulit dilakukan saat ini (mengganti sosok Lino).
-
Lebih lanjut bagi Mantan Striker Terbaik Belanda era 90-an (Setelah Marco Van Basten yang memilih pensiun di usia muda), pemain yang di godok dalam kawah candradimuka sepak bola Indonesia, di masa mendatang akan menjadi Sokoguruh Timnas. Di sini penulis menghindari istilah lokal atau diaspora. Penulis mengajak sahabat semua meninggalkan istilah naturalisasi, diaspora, dan sebagainya. Siapa pun mereka, saat ini seluruh pemain yang ada dalam Skuad Timnas Senior Sepakbola Indonesia adalah Warga Negara Indonesia, yang siap berjuang di lapangan hijau Demi Membawa Harga Diri Bangsa Indonesia di kancah Sepakbola Dunia.
Terhadap istilah Diaspora sendiri, merupakan asimilasi dari Bahasa Yunani yang artinya penyebaran atau penaburan benih. Istilah ini diberikan kepada bangsa atau etnis manapun yang terpaksa atau terdorong untuk meninggalkan negeri asal mereka dengan alasannya masing-masing. Mereka adalah manusia serumpun dengan etnis/bangsa aslinya. Berdasarkan terminologi ini, maka sah jika kita menyebut Paez, Baggot, Hubner, Jenner, Walsh, Pattinama, Struick, Amat, Tjoe-A-On, Idzes, Haye, Oratmangoen, Dicks, Seijders, Hilgers hingga Romeny sebagai Diaspora Bangsa Indonesia. Bahkan jika kelak jumlah ini terus bertambah, maka keseluruhan mereka adalah Bangsa Indonesia. Meski mereka tumbuh dan berkembang di luar negeri.
-
Lalu bagaimana dengan para pemain yang tumbuh dan berkembang di dalam negeri?