Tipe siswa magang
Magang adalah momen yang berarti. Banyak yang dinanti dan diimpikan. Salah satunya adalah dari kalangan Siswa SMK yang ingin merasakan dunia kerja. Magang dalam SMK lazim dikenal dengan istilah Praktek Kerja Industri (Prakerin).Â
Prakerin diharapkan tidak jauh berbeda dengan bekerja dalam arti yang sebenarnya. Bak seorang karyawan yang sedang training. Temponya berlangsung dalam waktu yang singkat, kurang lebih 3 bulan saja.Â
Biasanya job describtion siswa yang prakerin terbatas. Kadang oleh tempat bekerja yang sering disebut DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri) diberi upah, namun banyak pula yang tidak.Â
Pelajaran terpenting yang akan selalu saya bagikan kepada siswa-siswa yang akan dilepas untuk menjalani prakerin adalah agar siswa tetap menjadikan tempat prakerin di DU/DI sebuah mata air pengetahuan, sama seperti sekolah.Â
Ada yang datang hanya untuk melihat, lalu sekadar mencicip-cicip saja terus pergi dan berlalu begitu saja. Namun kebanyakan hanya untuk berkumur-kumur dan kemudian membuangnya.Â
Siswa diharapkan datang ke lokasi prakerin dengan rasa haus, dapat mengambil pelajaran sebaik-baiknya dan mempraktikkan apa yang sudah dipelajarinya.Â
Pertama, Tipe Bunglon Gampang
Ketika siswa dikatakan seperti "bunglon" tentu akan muncul stigma pemikiran negatif. Menjadi bunglon tentu saja bukan dalam arti yang sebenarnya, namun hanya istilah yang menggambarkan karakter atau watak siswa yang tidak pernah konsisten, tidak teguh dalam pendirian.Â
Banyak siswa yang akan berangkat prakerin tidak punya kemantapan hati. Saat mendengar akan ada program prakerin, senangnya bukan main. Namun, siswa tersebut hanya ikut-ikutan saja. Bahkan untuk ditempatkan di tempat yang berbeda DU/DI dengan teman gengnya sudah limbung. Siswa ini adalah tipe yang tidak bisa berdiri di kaki sendiri. Hanya ikut-ikutan arus saja.Â