Nah di sinilah peran serta guru atau pun orang tua untuk membantu siswa tersebut. Mau mengajari cara membangun kebiasaan positif, seperti bagaimana cara untuk memanajemen waktu dan bagaimana cara menentukan skala prioritas.Â
Guru bisa memberikan tips biar tidak lagi menunda-nunda pekerjaan tugas sekolah, seperti dengan memotivasi siswa supaya memiliki percaya diri atau yakin terhadap diri sendiri, mengedukasi siswa supaya mau praktek dan jangan takut salah dan juga memberikan pemahaman kepada siswa untuk selalu semangat mengingat tujuan atau cita-cita awalnya.Â
Memang tak dapat dipungkiri, semua tips yang diberikan itu tingkat keberhasilannya tentunya hanya tergantung kepada pribadi siswa itu sendiri.Â
Bila siswa itu memiliki hati yang mau belajar, mau mengubah sikap, pasti dia dapat keluar dari masalah kebiasaan buruk, yaitu menunda-nunda waktu.Â
Ciri-ciri Siswa Prokrastinasi
Siswa prokrastinator harus diberi pemahaman bahwa setiap orang pasti pernah melakukan prokrastinasi. Tetapi harus dilihat kenyataannya, bahwa penundaan tidak pernah membuat tugas yang ditunda-tunda itu menjadi hilang.Â
Tugas itu tetap menunggu untuk ditindaklanjuti dan pada akhirnya membuat tingkat stres semakin besar karena masalah yang ditunda semakin lama akan semakin semakin menumpuk.
Nah, yang menjadi berbahaya adalah ketika prokrastinasi itu kemudian tumbuh dan menjadi kebiasaan siswa, di mana proses tumbuh dan melekatnya sering tidak disadari oleh siswa. Tahu-tahu sudah menjadi bagian dari dirinya.Â
Berita baiknya adalah karena kebiasaan ini adalah hasil dari sebuah proses pembentukan, artinya hal ini pun dapat dihilangkan.Â
Semua ini tentunya membutuhkan disiplin dan juga komitmen yang harus dilakukan secara konsisten untuk merekonstruksi ulang kebiasaan yang sudah menetap ini.Â