Mohon tunggu...
dharma simatupang
dharma simatupang Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika SMK N 2 Pematangsiantar

^^Anugrah Ilahi membuat ku membumi^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

(Tetap) Membangun Kecerdasan Moral Saat Pandemi

2 Juli 2021   12:24 Diperbarui: 2 Juli 2021   12:50 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar( cover buku TK B penerbit erlangga)

Pendahuluan 

Moral berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berarti adat atau pedoman berprilaku. Moral / akhlak adalah ibarat bibit unggul. Ketika kita menanamnya suatu saat nanti ketika musim panen, kita mendapatkan hasil berkualitas. Dengan bibit unggul dapat memberikan mamfaat bagi lingkungan sekitar.  Moralitas, standar penekanannya bukan sekedar baik/buruk melainkan punya konotasi dosa dan tidak dosa. Jadi moral sering digunakan dalam ranah kepercayaan ( agama ), misalnya cara berpakaian dan cara berperilaku. Sehngga konsekuensi pelanggaran moral dianggap dosa. 

Pandemi yang sudah setahun lebih membuat orangtua harus lebih mengencangkan ikat pinggang lebih kuat untuk memberiakn  dan memastikan nutrisi jasmani  ( tubuh dan otak ) anak berupa makanan bergizi dan berprotein untuk menunjang pendidikan anak selama belajar daring. Namun satu hal yang lebih penting lagi, orang tua jangan melupakan ( baca :lalai ) memberikan nutrisi rohani ( membangun moral dan mental anak ).  Tentunya dengan pola asuh dan asih yang tepat. 

Membangun Kecerdasan  Moral

Kihadjar Dewantara mengatakan bahwa " pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti anak". Budi pekerti meliputi spiritualitas, pengendalian diri, kecerdasan dan akhlak mulia.  

Jadi  sangat jelas bahwa tujuan pendidikan yang harus dicapai anak adalah kecerdasan bukan sebatas niali yang bagus. Orangtua jangan sampai salah kaprah, nilai mata pelajaran yang tinggi bukan mnjadi tolok ukur sukses atau tidak suksesnya seorang anak di sekolah. 

Terlebih lagi saat pandemi ini, orangtua lah yang paling berperan terhadap kecerdasan moral anak. Bagaimana orangtua mendahulukan ilmu moral/akhlak baru kemudian mengajarkan ilmu pengetahuan sesuai minat.  Kecerdasan moral seperti apa  yang perlu selalu di teladankan orang tua? Bagaimana cara melatih dan menumbuhkan kecerdasan moral anak? Berikut ini sedikit tips untuk melakukannya.

Menurut Nessi, seorang psikolog anak dan keluarga, kebaikan-kebaikan untuk kecerdasan moral akan melindungi anak agar tetap berada di jalan yang benar dan membantu anak agar selalu menggunakan moralnya dalam setiap tindakan. Dan yang paling penting semua kebaikan ini dapat diajarkan,dicontohkan sehingga akhirnya ditiru dan di miliki anak.

1. Empati

    Dengan mengajarkan anak empati, diharapkan anak memiliki kemampuan menempatkan diri, memahami perasaan oranglain dan mengontrol emosi dengan baik. Cara melatihnya ;

- Ajar selalu anak kesopanan 

- Melibatkan anak dalam kegiatan amal

- Ajar anak mengenali dan mengontrol emosi

2. Nurani

    Riset menunjukkan, perlu sedikitnya tiga minggu untuk mempelajari  perilaku atau keterampilan yang baru. Demikian pula halnya dalam menerapkan satu kebajikan. Cara melatihnya :

- Jadwalkan percakapan mengenai kebajikan yang  orangtua pilih. Dapat juga dengan memutar video yang menggambarkan kebajikan tersebut.

- Jadwalkan acara membaca buku bersama anak

- Mendiskusiakn saat makan malam bersama arikel yang mengangkat topik kebajikan.

3. Kontrol diri

Ada 3 kebiasaan keluarga yang dapat menumbuhkan kontrol diri yang bisa orangtua terapkan :

- Mengajarkan makna/nilai kontrol diri

- Membuat motto kontrol diri dalam keluarga. Misalnya, berpikir baru bertindak

- Membuat aturan bahwa hanya boleh bicara dalam keadaan terkontrol.

4. Rasa hormat

Tumbuhnya rasa hormat harus didasarkan pada pemikiran  " agar anak bisa menghargai orang lain, ia haruslah belajar menghargai , dan ini bisa terjadi jika ia dihargai ". Semakin banyak orangtua menunjukkan kasih sayang, semakin banyak anak belajar menghargai dan menyayangi dirinya. Cara menumbuhkan rasa hormat :

- Perlakukan anak sebagai orang terpenting di dunia

-Berikan kasih sayang tanpa syarat

-Membangun konsep diri positif. Jangan pernah melabeli anak seperti pemalu, hiper, ceroboh karena dapat menurunkan rasa percaya dirinya dan terus mengingatkan anak bahwa ia tidak berguna. 

5. Kebaikan hati

Tiga cara memerangi perbuatan buruk :

- Buatlah kesepakatan untuk tidak merendahkan orang lain

-Buatlah aturan kebalikan, contohnya : setiap kali anak mengatakan sesuatu yang buruk tentang orang lain. maka ia harus membayarnya dengan mengatakan hal yang baik tentang seseorang tersebut.

- Beri hukuman setiap kali mencela.

6. Adil

- Hindari membandingkan perilaku anak dengan anak yang lain- terutama saudaranya

-Jangan membandingkan prestasi belajar anak dengan prestasi saudaranya. Anak hanya boleh dibandingkan dengan tugas sekolah, nilai ulangan, dan nilai rapor hanya dengan prestasi mereka sebelumnya. 

- Hindari perbandingan secara gender

-Hindari pujian yang membandingkan. 

-Menikmati kebersamaan

Untuk menutup tulisan sederhana ini, izinkan saya mengutip perkataan dari Plato " Tindakan yang baik memberikan kekuatan untuk diri kita sendiri dan menginspirasi tindakan yang baik pada orang lain".

       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun