Mohon tunggu...
Dharma Arif Nugroho
Dharma Arif Nugroho Mohon Tunggu... Ilmuwan - Seorang Junior Researcher

Suka Merantau dan Menikmati Pemandangan Alam Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melihat Indonesia dari Jauh

11 Mei 2011   03:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:51 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pernahkah anda berpikir untuk melihat Indonesia dari jauh? Maksud dari kata melihat disini adalah membandingkan persepsi pikiran kita sendiri pada posisi di luar Indonesia.  Mungkin anda pernah pergi jalan-jalan ke luar negeri, nah saat di luar negeri pasti anda akan berpikir "kok beda ya dengan Indonesia?". Nah inilah yang dimaksud melihat dari jauh.

Sempat terpikir bahwa kita saat di luar negeri pastinya sangat patuh dan taat akan peraturan negara setempat dan hal klasik setelah pulang ke negeri sendiri akan menjadi kebalikannya, dijamin! Mengapa? Hal sepele yang sampai saat ini masih banyak ketidakpatuhan dan ketaatan kepada peraturan untuk menjaga kebersihan. Lihat dan rasakan saat anda naik kendaraan umum, melihat orang makan permen lalu kemana bungkus permen itu dibuang? Padahal kita adalah bangsa yang ramah tamah, bukan saja pada orang atau manusia lainnya tapi seharusnya juga ramah pada lingkungan dan kehidupan yang lain. Ah, teori... pasti itu yang terucap jika orang-orang yang rajin membuang sampah sembarangan dan tidak ramah lingkungan.

Jika saja aplikasi Google Earth bisa memfoto obyek kecil di laut, di jamin laut Indonesia paling kotor. Jika pesisir pantai di Indonesia bisa terekam dengan sangat detil, maka akan terlihat sampah yang begitu banyak. Kita pindah sudut pandang dari dalam laut, jika anda melihat keatas permukaan laut, maka nampak benda-benda kecil yang bertebaran, dan ternyata itu sampah. Terumbu karang tertutup kantong plastik atau kresek dan lihat ada karung yang melayang diatas pasir terombang ambing arus laut. Ketika terlihat ada benda panjang yang tertambat, ah itu tali jangkar penambat kapal yang putus dan tersangkut karang.

Miris melihatnya, apalagi ketika melihat sebuah pulau yang berwarna coklat. Ya, hutannya sudah gundul. Lalu apa yang akan kita perbuat saat ini? Jika anda merasa bagian yang tak terpisahkan dari Indonesia dan merasa #palingindonesia, lakukanlah hal kecil dan yang paling mudah yaitu mendidik keluarga sendiri untuk ramah terhadap lingkungan dan makhluk lainnya disekitar anda. Jika merasa #palingindonesia, maka selamatkanlah tanahmu, hutanmu, dan lautmu untuk keturunanmu. Karena jika itu semua tidak diselamatkan sekarang, maka keturunan kita akan punah secara perlahan, dijamin!

Kepunahan akan terjadi bilamana ketersediaan sumber kehidupan habis dan tidak ditemukan sumber kehidupan yang lain. Kepunahan juga terjadi akibat terjadinya kompetisi hidup yang ketat. Indonesia di karuniai sumber kehidupan yang teramat sangat banyak dan berlimpah. Namun, banyak yang secara tidak sadar mengeksplorasi tanpa memperhatikan ketersediaan dan pemulihan sumber kehidupan tersebut. Jika habis lalu siapa yang akan membuatnya ada kembali?

Terlepas dari banyaknya keburukan-keburukan diatas masih tetap ada kebaikan walaupun hanya sedikit. Namun jika kebaikan yang sedikit itu dikumpulkan oleh semua manusia Indonesia, maka akan terdapat 250 juta kebaikan. Ya, sudah saatnya kita melihat dari jauh Indonesia saat ini, kita bisa menerawang dan membayangkan melihat Indonesia dari angkasa, melihat hijaunya permadani hutan rimba serta melihat birunya laut yang dihuni oleh jutaan makhluk. Melihat nak cucu keturunan kita bermain-main di antara rimbunnya pepohonan hutan rimba dan menyelami birunya samudera. Setelah membayangkan, maka kita mulai wujudkan impian tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun