Mohon tunggu...
Dharma Wijayanto
Dharma Wijayanto Mohon Tunggu... -

Males Gentayangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita Belum Sampai Kawan

19 Juli 2011   19:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:32 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tubuh lemas tergolek diatas pasir halus berwarna coklat
hemburan angin dingin serasa membangunkan lelah
dalam perjalanan menembus puncak 3078 mdpl
hingga mengingatkan ladang garapan tumpang sari sebagai hiasan perjalanan
menanjak, berliku dan terjal hampir usai terlewati.terlihat samar puncak bebatuan berbentuk segitiga berlapis kawah dan kabut gelap
sejenak melihat lelah sang kawan berjalan terseok memanggul beban pendakian
terik mentari mulai tak terasa di pemberhentian ke tujuh bernama Apuy.
pemandangan terakhir hanyalah batang pepohonan hangus berwarna hitam dan kering

akankah kita menjadi seperti ini kawan.
cukupkah perjalanan kita sampai disini
apa mungkin kita bisa melihat kaldera gegerhalang di sisi utara puncak bebatuan
mungkinkah lelah, takut dan kekhawtiran selalu menghantui perjalnan ini
perjalanan kita belum selesai....
ya... kita belum sampai.

Ceremai, 12 Juli 2003

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun