Mohon tunggu...
Cerita Doktor Dharma
Cerita Doktor Dharma Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIE Satya Dharma Singaraja, Bali

Ada benci dan cinta, siapa menang? Yang sering engkau beri makan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Getih Getah Biang Agung

27 Januari 2025   06:30 Diperbarui: 25 Januari 2025   07:31 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Getih Getah (Sumber: Pinterest, 5 Red Bloody)

Sesungguhnya pikiran berangkat dari potongan-potongan realitas yang telah lama mengendap. Jejak materinya menumpuk di selokan. Mudah dicari dan di buka, kadang tajam, seringnya tumpul sebab jarang diasah.

Percakapan diantara pikiran, materi, dan realitas membuat gelengan dan anggukan makin kencang. Tanpa basa-basi, gelengan dihapuskan, anggukan dibeberkan.

Gugurnya gelengan dan maraknya anggukan memberi celah kepada pengetahuan untuk mengasah otak, getih getahnya mengambil alih kesadaran dan keadaan. Tak khayal lagi, kebangkitannya sebagai ras unggul tak terbantahkan.

Menit merangsek ke detik, sunyi sejenak, kemudian berdetak lagi. Getih meneguk dahaganya terlebih dulu sebelum membawakan air kepada getah. Getih terbahak-bahak. Getah hanya bisa terperangah, tapi tidak membuat hatinya ciut, dia pun ikut terbahak.

Ambil Alih

Saat implan disuntikkan ke tubuh yang notabene jumlahnya lebih sedikit dari ketersediaan pangan, saat itu getih getah ambil alih kendali. Dulu hutan gelap liar, kini terang jinak.

Ambil alih dimaknai sebagai bangkitnya masa depan. Berkat implan, getih getah menjadi utuh mendekati sempurna. Berkat implan moral dan material seratus kali lebih kuat dalam menghadapi perkelahian berikutnya.

Ini tanda kemajuan. Terpana dengan masa lalu adalah bodoh. Semua anak panah yang pernah dilepaskan tidak bisa melukai angan masa depan. Setelah anak panahnya habis, baru sadar bahwa busur si pemburu di buat dan didatangkan dari negeri seberang.

Getih getah sangat gembira, dan berseru: "Benarkah masa depan mendapatkan berkahnya". Ternyata ambil alih tidak seburuk yang dituduhkan kepadanya. Bersama rombongannya, getih getah mengunjungi masa depan. Nampaknya, kebaikan dan kejahatan membuahkan hasil yang searah dalam hidup ini.

Getih yang baik dan bermoral, kini memerintah. Sementara getah yang jahat, kini berbudi luhur dengan pakaian emasnya. Agar masa depan tidak bersalah, keduanya mengabdi pada Biang Agung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun