Mohon tunggu...
Dharma Adhivijaya
Dharma Adhivijaya Mohon Tunggu... profesional -

Pekerja bahasa, seorang penerjemah, seorang penyunting, juga ingin jadi wartawan dan menyambi jadi penulis siluman, sudah punya pacar, doyan jalan-jalan, suka makan, berupaya untuk hidup bahagia, aman, dan tenteram | @dharmakacamata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Macet, Enjoy Aja Lagi...

5 Mei 2013   12:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:05 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Jakarta, macet itu gaya hidup, sob!

Oke, buat orang yang tinggal di Jakarta, kayaknya macet itu udah jadi makanan sehari-hari. Begitu juga dengan saya. Sebagai seorang kuli tinta yang berkantor di Palmerah Barat, setiap hari saya harus melewati jalur yang terkenal luar biasa macetnya. Kawasan Semanggi, Gatot Soebroto, Kuningan, Casablanca, yaah Anda pilih saja sendiri. Dan itu saya lewati setiap hari. Nasib. Hehehe.   [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Di Jakarta, macet itu gaya hidup, sob! (Source: Google Image; Keyword: macet)"][/caption]   Kalau cuaca sedang bagus, macetnya tidak seberapa. Tapi, kalau lagi apes dan kalau hujan deras sudah melanda (semua orang juga tahu kalau Jakarta itu bakalan makin oke macetnya kalau sudah hujan deras lebih dari dua jam, plus kalau ada pohon tumbang) ya mau tidak mau saya harus menikmati bermacet ria dengan orang-orang kantor lainnya yang satu angkot atau satu TransJakarta dengan saya. Nah, apakah saya harus bete ketika harus melewati jalur yang macetnya gila-gilaan itu demi mencari sesuap nasi? Tidak juga! Saya punya beberapa tip dan trik jitu untuk membunuh waktu kalau tiba-tiba sial dihadang macet yang luar biasa oke. Langsung saja ya? Berikut ini adalah beberapa tip yang saya punya: Listen to your Radio or MP3 Player   [caption id="" align="aligncenter" width="322" caption="Listen to the music, music, music (source: image.detik.com)"]

Listen to the music, music, music (source: image.detik.com)
Listen to the music, music, music (source: image.detik.com)
[/caption]   Entah mau pakai iPod, pakai MP3 Player abal-abal yang dibeli di toko elektronik, atau pakai fasilitas pemutar MP3 via ponsel, terserah. Yang penting alat itu berisi lagu-lagu favorit Anda, yang bisa membuat Anda tidak merasa jenuh dan bosan. Mendengarkan musik via MP3 player bakalan lebih asik lagi kalau didukung oleh earphone/headphone yang kualitasnya bagus dan punya noise cancellation yang oke punya. Tapi hati-hati lho ya, jangan sampai asyik mendengarkan MP3, tapi malah kelewatan tempat turun. Bisa berabe. Lantas, kalau Anda yang berada di balik kemudi setir, silakan dengar lagu favorit atau saluran radio favorit Anda. Terkadang menyetir sembari mendengarkan lagu itu lumayan menenangkan juga lho *kata temen-temen saya yang hobinya nyetir sih begitu*. Mendengarkan berita pantauan lalu lintas via radio juga asyik. Kita bisa tahu di mana saja ruas-ruas jalan beserta situasinya. Apakah padat, merayap, padat merayap, atau tersendat. Yaaa yang semacam begitu deh. Lagi pula, suasana menyetir akan lebih menyenangkan kalau mobil Anda dilengkapi dengan perangkat sound system yang oke punya. Tapi sekali lagi hati-hati, jangan pasang volume terlalu keras, karena kalau tiba-tiba tabrakan gara-gara tidak mendengar suara klakson dari mobil yang lain, ya nggak lucu aja jadinya. Read Your Favourite Book   [caption id="" align="aligncenter" width="358" caption="Baca-baca, makin macet makin pintar... (Source: Google Image; Keyword: baca buku di angkot)"][/caption]   Buat Anda yang kutu buku, ini bisa jadi pilihan yang oke punya. Saya pernah membaca buku Soeharto The Untold Stories yang tebalnya segaban itu sambil berdiri di TransJakarta yang lumayan penuh dan situasinya macet total. Efek yang dihasilkan, orang-orang jadi penasaran dengan buku yang saya baca. Dan ketika saya iseng melihat-lihat reaksi mereka, ada mbak-mbak yang berdiri dekat saya ikutan asyik membaca sinopsis buku di kover belakang. Hehehe. Lagian, saya merasa kalau melakukan hal ini derajat kepintaran saya naik beberapa poin dari orang-orang sekitar. Huahahahaha. Lantas bagaimana dengan Anda yang jadi penumpang, di mobil pribadi? Terserah, bisa baca buku dengan metode manual yang saya lakukan (dengan menggunakan buku asli) atau membaca e-book via tablet semacam iPad atau Tab. Buat kondisi kabin mobil pribadi yang rata-rata gelap, rasanya membaca e-book via media tablet ini lebih cocok. Tapi tentu saya tidak bisa mempraktikkan membaca e-book di angkutan umum via tablet, karena itu sama saja cari perkara. Lha iya dong? Kalau dipalak orang bagaimana? Terus, alasan lain kenapa saya belum coba mempraktikkan hal ini... yah... saya belum punya tabletnya. Ada yang mau membelikan? Hehehe. Selain itu, buat yang hobi membaca e-book via tablet, hati-hati minus matanya nambah lho. Menikmati Pemandangan Sekitar Sekali waktu, pemutar MP3 dan buku favorit saya ketinggalan, dan yang saya lakukan hanya melihat-lihat pemandangan sekitar. Ternyata hal ini asyik juga kok. Saya bisa melihat berbagai macam hal dari macet. Misalnya saja, melihat para pengemis yang asyik beroperasi di tiap perempatan, melihat orang pacaran yang tiba-tiba berantem di pinggir jalan terus nangis-nangis bombay, melihat perilaku para pengendara motor yang tidak tahu aturan, melihat pengendara mobil yang terkena tilang oleh polisi akibat melaju di lajur TransJakarta terus disumpah serapah oleh beberapa penumpang yang satu bus dengan saya, atau bergidik ngeri ketika ada motor yang nyaris tertabrak bus TransJakarta yang saya tumpangi akibat main selonong dari sebelah kiri. Hmmm... bisa jadi sarana introspeksi diri juga sih, betapa rentannya nyawa kita kalau main asal selonong di jalan raya. Pokoknya, kalau sudah memfokuskan dan meniatkan diri untuk melihat hal-hal unik yang terjadi di sekitar, biasanya kita akan 'diperlihatkan' hal-hal yang demikian. Karena perhatian kita memang terfokus untuk itu. Hmm, pantas dicoba kok. Untuk bisa menemukan hal konyol di jalan dan bikin kita senyum sendiri itu tidak mudah lho. Mengobrol dengan Teman Seperjalanan Kalau Anda sedang bepergian dengan teman seperjalanan, diajak ngobrol saja. Itu menyenangkan lho. Daripada diam nggak ngapa-ngapain. Hehehe. Lumayan bisa meredam tingkat stres akibat bunyi klakson yang saling bersahutan. Kalau Anda sedang bepergian sendiri dengan angkutan umum, cobalah untuk mengobrol dengan orang-orang yang senasib dengan Anda.   [caption id="" align="aligncenter" width="297" caption="Ngobrol dengan orang baru asik juga kok.... (Source: Google Image; Keyword: ngobrol)"]
Ngobrol dengan orang baru asik juga kok....
Ngobrol dengan orang baru asik juga kok....
[/caption]   Sebagai contoh, beberapa waktu lalu, ketika Jakarta dilanda hujan deras tak henti-hentinya, saya terjebak macet dan TransJakarta yang saya tumpangi penuh. Sangat penuh jadi kayak ikan sardin kalengan yang ditumpuk-tumpuk. Tak hilang akal, saya mencoba mengajak ngobrol bapak-bapak yang berada dekat saya. Walhasil, dari obrolan singkat itu, saya jadi punya kenalan baru, dan mendapat informasi kalau dia pernah bekerja di perusahaan minyak di Doha, Qatar, selama lima tahun sebelum akhirnya pindah ke sebuah perusahaan perangkat elektronik asal Korea yang terkenal dengan produk Galaxy Tab nya. Gile, padahal dandanannya casual banget. Telepon, SMS-an, atau BBM-an Mau telepon, SMS, atau BBM siapa? Terserah. Boleh orangtua, boleh pacar, boleh teman main futsal, atau siapa saja. Secara pribadi, saya sih lebih memilih bertelepon ria daripada SMS-an atau BBM-an. Kenapa? Karena relatif lebih aman. Kalau BBM atau SMS, saya mesti mengeluarkan ponsel dan itu rentan terhadap target copet. Kalau telepon, saya merasa relatif lebih aman karena menggunakan handsfree. Jadi telepon saya taruh di kantong bagian dalam jaket, atau di tas sekalian. Biar tali handsfree-nya nggak ke mana-mana, saya sembunyikan di balik baju. Tidur Yap, tidur. Ini pilihan terakhir saya kalau macetnya udah luar biasa lama dan nggak bergerak sama sekali. Kalau saya sedang dapat tempat duduk, saya lebih memilih ini daripada hal-hal tersebut di atas. Tinggal duduk manis, pejamkan mata, peluk tas erat-erat, dan tidur. Tapi bagaimana kalau sedang tidak dapat tempat duduk? Ya saya tidur sambil berdiri. Kok bisa? Bisa saja. Kalau Anda pengguna TransJakarta, yang perlu Anda lakukan adalah bersandar di jendela, di ruang kosong yang ada di dekat pintu tengah, sembari memeluk tas Anda erat-erat. Masukkan dompet dan segala barang berharga ke dalam tas, pastikan resleting tas Anda diposisikan di tempat yang aman, dan bekap tas itu sekencang-kencangnya. Akan lebih bagus lagi kalau tas Anda dilengkapi dengan kain parasit pelindung hujan, tas Anda akan jauh lebih aman. Mengupil Ini senjata pamungkas saya dalam menghadapi kebosanan. Langkah terakhir ini saya lakukan kalau mendengarkan musik, membaca buku, menikmati pemandangan, atau tidur, sudah tidak mempan. Ini hanya saya lakukan kalau saya sudah bosan level dewa. Mengupil, membersihkan rongga hidung dari kerak-kerak polusi yang tersembunyi di udara yang saya hirup setiap saat. Kadang kalau lagi hoki, saya bisa dapat banyak keraknya. Hehehe. Terus bagaimana dengan reaksi orang-orang sekitar? Saya tidak peduli. Wong saya sudah kelewat bosan dan lelah dengan macet. Jadi, saya rasa mereka juga merasakan hal yang sama. Mau mengupil juga? Silakan saja. Hehehehe.   [caption id="" align="aligncenter" width="311" caption="Ini asli foto saya waktu ikut lomba pose ngupil lho... :D  (Source: thefeses.blogspot.com)"]
Ini asli foto saya lho... :D
Ini asli foto saya lho... :D
[/caption]   Ya begitulah kira-kira tip yang saya punya untuk menghadapi macet. Terbukti, beberapa tip di atas bisa membuat saya tetap waras melibas belantara roda besi di jalan-jalan Jakarta. Mungkin ada yang terkesan 'waras' tapi mungkin juga terkesan 'saru'. Tapi, itulah tip dan trik yang saya punya. Bagaimana dengan Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun