Usiaku memang sudah tak muda tapi dalam dunia literasi masih tergolong belia. Baru jadi debutan saat pertama kali aku berhasil memposting artikel di Kompasiana pada 16 April 2020. Tulisan berjudul ‘Refleksi Setahun Pemilu Serentak’ menjadi penyemangat bagiku untuk memulai kebiasaan baru yakni menulis.
Selama lebih dari 22 tahun berkecimpung di dunia penyiaran, aku lebih sering cuap-cuap ketimbang menulis, padahal sebenarnya karya tulis lebih abadi karena tersimpan jejak digital sepanjang masa.
Ketika artikel pertama dipublish via Kompasiana, aku baca berulang-ulang seakan tak percaya karena ternyata aku bisa menulis lebih dari sekedar berita yang pernah aku tulis sebelumnya. Menulis opini dan menuangkan gagasan pikiran dalam sebuah artikel rasanya sungguh menggembirakan.
Hari ini (17/6/2020) kebahagiaan itu semakin sempurna saat aku berhasil naik peringkat dari debutan menjadi JUNIOR. Pangkat yang disematkan oleh Kompasiana setelah dua bulan aku belajar merangkai kata-kata untuk menumpahkan setiap lintasan yang berkecamuk dalam pikiran dan perasaan.
Dua bulan aku ‘memaksa diri’ untuk membuat sesuatu yang bisa diwariskan kepada kedua anakku, agar mereka bisa belajar tentang kehidupan yang penuh haru biru. Dua bulan aku mengamalkan mantra ‘biso jalaran soko kulino’ -- bisa karena terbiasa -- keyakinan harus ditumbuhkan bahwa setiap orang sebenarnya memiliki potensi diri yang bisa dikembangkan.
Sudah dua bulan Kompasiana menjadi media pembelajaran dan ekspresi diri melawan sunyi ditengah pandemi karena kita mesti #dirumahaja. Pandemi Corona menjadi pemicu bagiku untuk mengisi waktu dengan membaca dan menulis.
Kini saat aku telah diberi pangkat JUNIOR rasanya sungguh makin terpacu untuk terus belajar dan berkarya agar dapat menghasilkan tulisan yang bermutu. Catatan yang terpampang di Kompasiana sudah 56 artikel yang berhasil aku tulis, dibaca 2.973 kali, ada komentar 9, mendapat nilai 91 serta mendulang 503 poin. Masih diklasmen bawah haha...
Sebanyak 43 artikel menjadi pilihan dan baru satu artikel yang berhasil menjadi HEADLINE dengan judul ‘Ujian Kejujuran Dunia Pendidikan’ yang dipublish pada 8 Juni 2020. Tekadku di bulan ramadhan setiap hari mesti ada satu tulisan alhamdulillah tercapai, meski diwarnai 3 kali peringatan yang sempat membuatku cemas dan khawatir akun dibekukan.
Selama dua bulan aku menulis beragam tema yang jika direview menjadi 5P; Politik, Pemilu, Pandemi, Puasa dan Pancasila. Mungkin ini mencerminkan minat dan aktivitas yang aku jalani dalam setahun terakhir sejak 'rehat sementara' dari dunia radio.
Politik menarik perhatianku karena menjadi peluang dan tantangan untuk berinteraksi dengan banyak orang. Dalam politik kita dituntut bisa berkomunikasi secara luwes dan supel agar dapat memberi manfaat kepada masyarakat. Menurutku politik mesti diartikulasikan sebagai jalan yang menyatukan dan saling mencerahkan.
Pemilu yang berlangsung di negeri ini memang masih menyisakan sejumlah persoalan, tapi menurutku pemilu merupakan ikhtiar untuk melakukan kebaikan. Meski banyak yang berpandangan pemilu saat ini tak ubahnya seperti ‘pasar bebas’ melenceng dari roh demokrasi yang disepakati para pendiri bangsa, tapi kita tak boleh lelah untuk memperbaiki demi mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia.