Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Keikhlasan "Bidadari" Keluarga Ramadan

30 April 2020   07:45 Diperbarui: 30 April 2020   22:54 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rumahkeluargaindonesia.com

Ketika kami masih terlelap tidur, ia telah sibuk di dapur untuk menyiapkan sajian makan sahur. Rutinitas yang dijalani setiap bulan puasa, selama hampir 22 tahun kami berumahtangga. Sebuah pengabdian yang luar biasa dari istri tercinta.

Kata-kata ini sengaja aku rangkai sehabis sholat shubuh di hari ketujuh ramadhan. Sebagai ungkapan penghargaan kepada ibu dari anak-anakku yang sudah berjuang dan berkorban begitu besar dalam perjalanan keluarga. Ia memutuskan memilih untuk berhenti bekerja kantoran ketika anak pertamaku lahir ke dunia.

Tekad dan semangatnya untuk mengasuh dan mendidik anak secara totalitas setiap hari 24 jam tanpa jeda. Kini, aku merasakan sendiri hasil jerih payah istriku yang selalu setia mendampingi anaknya sedari bayi hingga tumbuh remaja. Si sulung akan berumur 21 tahun pada Desember nanti, sedangkan adiknya akan genap 17 tahun saat akhir September.

Kedua anak kami laki-laki menjadikan istri perempuan satu-satunya di rumah, ia laksana ‘bidadari’ yang tak tertandingi. Banyak cerita lucu dan haru jika kami sedang ngobrol bareng karena istri terkadang merasa sendirian tanpa ada pembelaan. Ujung-ujungnya nanti aku berseloroh ‘makanya tambah satu lagi yang perempuan’ jadi nanti bisa buat teman mama curhat dan berdandan. Padahal istriku memang tak suka berdandan karena termasuk ‘wanita rumahan’.

Sudah menjadi kebiasaan istriku mengerjakan seluruh urusan domestik sendirian, bukannya kami tak mau membantu, tapi karena memang istriku tak mengizinkan untuk aku dan anak-anakku ikut mengerjakan. Mulai dari mencuci, memasak, membersihkan rumah dan segalanya dikerjakannya sendiri. Setiap kami turun tangan pasti dicegah, alasannya karena kuatir hasilnya tidak sesuai harapan dan perasaannya.

Pernah aku mencoba membatunya untuk menyapu lantai tapi tak berapa lama ia akan mengulanginya, sepertinya kurang bersih dalihnya. Kami benar-benar dimanja, saat seperti sekarang ini biasanya kami bertiga ‘dikarantina’ di kamar sebelum ia mulai menyapu dan mengepel sekeliling ruangan.

Terpaksa deh kami bertiga sibuk dengan hobinya masing-masing. Si sulung asyik nonton drakor alias drama korea. Si bungsu khusyu’ main games balapan mobilnya. Kalo aku lebih suka ketak ketik nulis yang gak ada juntrungannya. Nah...istriku benar-benar menikmati apa yang menjadi kebanggaannya, membersihkan rumah dan kroni-kroninya. Beberes dan bebersih tanpa henti karena mottonya ‘rumah bersih tertata rapi enak di hati’.

Bulan puasa dan musim pandemi Corona ini menjadikan perjuangan istriku berlipat ganda. Sudah tak bisa menikmati suasana diluar rumah dan harus mengeluarkan tenaga ekstra mengerjakan semua urusan rumah tangga dan tentu saja sembari puasa.

Sebelum musim pandemi, biasanya setiap akhir pekan aku menemaninya untuk belanja bulanan atau sekedar jalan-jalan melihat pemandangan. Namun, kini sudah lebih sebulan terpaksa harus tetap #dirumah saja meski kadang terucap rasa jenuh dan bosan. Aku sendiri merasa kasihan, tapi setiap aku ajak jalan sekedar keliling perumahan ia tetap enggan.

Aku merasa sangat bersyukur dianugerahi istri yang memilih untuk menyibukan diri dengan urusan rumah dan keluarga. Ia tak tergoda untuk larut dalam pergaulan emak-emak zaman now, yang suka ngerumpi dan hobi belanja. Istriku memilih karir menjadi ibu rumah tangga, mendidik anak-anak dengan penuh cinta kasih dan pandai menjaga diri dan kehormatan keluarga.  

Allah SWT berfirman: Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka. (Al-Nisa ': 34)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun