Kita udah bukan lagi mencoba adaptasi sama lingkungan. Tapi kita mencari tahu apa yang bikin kita beda dengan orang sekitar. Kita selalu coba-coba hal baru. Kita nyari tau sendiri sampai mana batas maksimum kita. Semakin muda kita melakukannya, akan semakin baik.
Fase ini bisa dimulai dengan misalnya merantau di tempat yang jauh dari rumah ortu. Atau traveling ke puluhan negara. Atau mencoba menerapkan ilmu Robert Kiyosaki secara sepenuhnya, yaitu keluar dari kerjaan untuk mulai bisnis. Tiap orang beda-beda. Atau keliling dunia ketemu macam-macam orang dengan budaya yang beda dibanding lingkungan kita atau negara kita.
Kali ini kita nggak lagi beradaptasi sama budaya baru, tapi bisa mulai menyaring mana yang kita mau terapkan, mana yang nggak. Fase ini biasanya dilewati dengan otomatis oleh orang yang sekolah ke luar negeri lalu ngekos di umur awal 20an. Ada yang berhasil, ada yang nggak.
Di fase ini kita juga mulai belajar, apa aja yang enaknya sesaat, tapi kok efeknya makin gak baik. Misalnya begadang di hari kerja dan main game nggak kenal waktu.
Fase ini berakhir dengan kita mulai sadar kalau kita harus stop mengejar mimpi yang kita nggak jago-jago amat. Dan move on. Di akhir fase ini kita akan mulai sadar kalau hidup cuman sebentar, nggak semua mimpi atau cita-cita bisa jadi kenyataan. Dan kita sadar kalau kita harus fokus ke bidang yang kita jago dan menghasilkan kestabilan ekonomi misalnya. Dan kita udah nggak penasaran lagi ngejar mimpi soalnya kita udah ngejalanin sampai ngelewatin batas kita. Dan ternyata kita suck at it.
Di akhir fase ini kita sadar bahwa cuman gara-gara kita bisa, bukan berarti kita harus ngelakuin itu. Begitu juga dalam pertemanan, cuman gara-gara kita suka sama orang-orang tertentu, bukan berarti kita harus bareng mereka terus.
Tapi ada juga orang yang macet di fase ini meskipun udah nikah, bahkan udah jadi kakek-nenek. Tentunya kita nyesel kalau sadar bahwa sebenernya ada tahap setelahnya, tapi umur kita udah mau habis. Kita yang macet di tahap ini ada 2 tipe.
Tipe pertama, kita takut coba-coba, soalnya takut gagal. Jadi kita takut melampaui limit kita. Tipe kedua, kita nggak percaya kalau limit itu ada. Kita ngerasa semua hal pasti bisa kita diatasi. Kita ngerasa belajar dan berkembang itu seumur hidup. Kita ngerasa selalu bisa melakukan yang lebih baik, menghasilkan lebih banyak, nggak pernah cukup. Hal baru pasti selalu menarik dan harus dicoba. Aktualisasi diri nggak akan pernah berhenti dan kita nggak akan pernah fokus berkomitmen pada hal-hal yang kita jago. Sehingga kita macet di fase ini.
Orang yang masih di fase ini di usia 30an atau 40an bisa dibilang menderita penyakit Peter Pan Syndrome. Kita ngerasa jiwa muda akan selalu ada dan mencari jati diri itu seumur hidup. Tapi pada akhirnya kita nggak nemu apa-apa. Kita nggak berhasil menemukan jati diri dan kita macet di fase ini.