Mohon tunggu...
Trias Ramadhanti
Trias Ramadhanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki Hobi Berseni

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemberdayan Perempuan: Berbagai Pendapat Masyarakat di Sosial Media Mengenai Feminisme

12 Maret 2024   10:45 Diperbarui: 12 Maret 2024   10:47 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan untuk menuntut kesetaraan atau kesamaan dan keadilan hak dengan laki-laki. Pada dasarnya feminisme merupakan ideologi yang memberdayakan perempuan. Perempuan-perempuan yang menuntut kesetaraan dan keadilan hak dengan laki-laki disebut sebagai feminis. Gerakan feminisme merupakan gerakan yang bermula pada kesadaran kaum perempuan. Perempuan pada dasarnya sering ditindas dan dieksploitasi, sehingga penindasan atau diskriminasi dan eksploitasi terhadap perempuan harus segera diakhiri. Dengan kata lain, gerakan feminism adalah gerakan untuk memperjuangkan kesetaraan dan kedudukan serta martabat kaum perempuan dengan laki-laki, dan juga kebebasan hak untuk mengontrol diri sendiri baik di luar maupun di dalam rumah.

Dari masa ke masa feminisme mengalami banyak perkembangan. Pada zaman sekarang feminisme sangat didukung oleh pemanfaatan media digital sebagai platform yang dapat dijangkau oleh berbagai kalangan. Aksi gerakan feminisme di beberapa tahun ini sudah banyak menunjukan respon positif dari masyarakat. Mereka menilai bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan yang positif dilakukan. Namun, walaupun pada zaman sekarang sudah banyak masyarakat yang sudah mulai menerima dan mendukung feminisme, di realita lapangan masih ada juga oknum yang tetap berteguh pada pendiriannya untuk menolak paham ini. 

Terdapat beberapa faktor yang mendasari orang-orang tersebut dalam sikap penolakannya terhadap paham feminisme, yang pertama adalah faktor patriarki yang sudah menjadi sebuah budaya. Faktor kedua adalah adanya pembelokan makna feminisme menjadi matriarki. Matriarki sendiri merupakan sebuah paham dimana kepemimpinan dalam masyarakat akan dominasi oleh perempuan, paham ini mengakibatkan posisi kaum pria seolah-olah lemah karena paham ini memposisikan pria ada di bawah kaum perempuan.

Aksi gerakan feminisme harus terus berlanjut, masi banyak masyarakat yang belum memahami betul arti feminis, hal tersebut menyebabkan masi ada dari beberapa masyarakat yang menolak gerakan feminis dan membuat banyak perempuan tidak mendapatkan kesetaraan. Feminisme merupakan gerakan untuk mendapatkan kesetaraan bagi perempuan, bukan peunggulan atapun penindasan terhadaap laki-laki, sehingga ini bisa menjadi batasan juga bagi masyarakat untuk menyuarakan feminisme sesuai dengan tujuan awal dan dapat memberikan pemahaman kepada mereka yang masi menganggap bahwa gerakan feminisme adalah gerakan yang dimana laki-laki berada di bawah perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun