Mohon tunggu...
Hamdan Simamora
Hamdan Simamora Mohon Tunggu... -

saya hanya seorang pengamat tulisan yang sesuai untuk saya cerna menjadikannya suatu wawasan dan pengalaman..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Binatang Berakal

13 November 2013   01:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:14 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalunya rasa"kebanggaan" itu hadir dari puji-pujian...
Tetapi aku binatang berakal ini merasa bangga atas celaan dan gelaran "si bodoh" yang dianugerahkan oleh si-pesimisme untukku..

Dengan ke-bisa-an yang aku punya bergelar "kebodohan" ini..aku terus melaju dan bangkit untuk menumbangkan dinding-dinding kebatilan yang memenjarakan kebenaran..

Sang makhluk yg tak mengenal kata menyerah...akulah binatang berakal yang terus melangkah tertatih-tatih menyusuri jalan penuh duri-duri kecil yang ditaburkan oleh para pesimisme terhadapku untuk menghentikan langkah pelan ini...

Tidak mengapa bagiku atas duri-duri yang kau taburkan..meski nyilu terasa menusuk dihati tetap aku telan jua segala duri-durimu itu...pun tidaklah membuat aku berpaling tadah dari arah yang akan aku tuju...
Melayu menggubah slogan pepatah,"Sekali layar berkembang pantang surut kebelakang"

Dengan memboyong segenap realita peristiwa dipundak dan dipelupuk mata...teriringi oleh rasa "keingintahuan"yg lahir dari kesan keprihatinan..menjadikan aku kian tidak menghiraukan cantasan dan tekanan dari mereka para kurawa hulubalang sang raja dengan menggunakan kalimat-kalimat mubazir (omong kosong ) mereka berbentuk tulisan mengalir dari pemikiran pesimis busuk untuk melumpuhkanku...

Akulah binatang berakal yang telah diberi gelar "si-bodoh" yang sangat dibenci para pecundang bernama pesimisme pemuja hedonisme..mereka sangat anti dengan kebodohanku..
mereka selalu meng-aku-i bahwa diri mereka adalah orang-orang pintar dan berpendidikan yang terlahir dari pintu-pintu sekolah (katanya), tapi mereka juga selalu merasa seakan terkalahkan saja oleh kebodohan aku yang hanya binatang berakal ini..padahal aku tidak pernah ingin menang dari mereka..
Mereka juga selalu mempersembahkan kepintaran mereka dan wujud dari makhluk yang katanya berpendidikan itu apabila beradu kata kepadaku..
Dan aku terkagum-kagum atas sikap mereka yang benar-benar membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang pintar...pintar memaki,pintar membual,pintar berdalih,pintar membuat dongeng,dan dengan pintar tidak mengakui kebodohannya..akhirnya dengan beramai-ramai menghujani aku dengan kutukan dan berbagai ragam gelaran yang seolah menempatkan aku dibawah telapak kaki mereka..
Perlawanan takkan berakhir selagi kedzoliman dituhankan...
Tidak lama lagi lelucon kalian akan segera berakhir wahai budak peodal....!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun