Selalunya rasa"kebanggaan" itu hadir dari puji-pujian...
Tetapi aku binatang berakal ini merasa bangga atas celaan dan gelaran "si bodoh" yang dianugerahkan oleh si-pesimisme untukku..
Dengan ke-bisa-an yang aku punya bergelar "kebodohan" ini..aku terus melaju dan bangkit untuk menumbangkan dinding-dinding kebatilan yang memenjarakan kebenaran..
Sang makhluk yg tak mengenal kata menyerah...akulah binatang berakal yang terus melangkah tertatih-tatih menyusuri jalan penuh duri-duri kecil yang ditaburkan oleh para pesimisme terhadapku untuk menghentikan langkah pelan ini...
Tidak mengapa bagiku atas duri-duri yang kau taburkan..meski nyilu terasa menusuk dihati tetap aku telan jua segala duri-durimu itu...pun tidaklah membuat aku berpaling tadah dari arah yang akan aku tuju...
Melayu menggubah slogan pepatah,"Sekali layar berkembang pantang surut kebelakang"
Dengan memboyong segenap realita peristiwa dipundak dan dipelupuk mata...teriringi oleh rasa "keingintahuan"yg lahir dari kesan keprihatinan..menjadikan aku kian tidak menghiraukan cantasan dan tekanan dari mereka para kurawa hulubalang sang raja dengan menggunakan kalimat-kalimat mubazir (omong kosong ) mereka berbentuk tulisan mengalir dari pemikiran pesimis busuk untuk melumpuhkanku...
Akulah binatang berakal yang telah diberi gelar "si-bodoh" yang sangat dibenci para pecundang bernama pesimisme pemuja hedonisme..mereka sangat anti dengan kebodohanku..
mereka selalu meng-aku-i bahwa diri mereka adalah orang-orang pintar dan berpendidikan yang terlahir dari pintu-pintu sekolah (katanya), tapi mereka juga selalu merasa seakan terkalahkan saja oleh kebodohan aku yang hanya binatang berakal ini..padahal aku tidak pernah ingin menang dari mereka..
Mereka juga selalu mempersembahkan kepintaran mereka dan wujud dari makhluk yang katanya berpendidikan itu apabila beradu kata kepadaku..
Dan aku terkagum-kagum atas sikap mereka yang benar-benar membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang pintar...pintar memaki,pintar membual,pintar berdalih,pintar membuat dongeng,dan dengan pintar tidak mengakui kebodohannya..akhirnya dengan beramai-ramai menghujani aku dengan kutukan dan berbagai ragam gelaran yang seolah menempatkan aku dibawah telapak kaki mereka..
Perlawanan takkan berakhir selagi kedzoliman dituhankan...
Tidak lama lagi lelucon kalian akan segera berakhir wahai budak peodal....!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H