angin yang meniup debu hatiku
ke kota Bogor kita terdamparÂ
"apakah itu takdir?" tanyamu
sedang ribuan mata terlukaÂ
dengan senyuman nyinyirÂ
"tenang, takan lepas!" sergahku
duduk di rumput, di batu, atau di bangku tua
di mata ini hanya nampak wajahmu
angin yang selalu begitu ...
kau tersenyum bahagia,Â
walau kutahu waktu terpeta luka.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!