Sebelum menikah dengan H. Jendol, dulu Sarboah sempat pacaran sama si Ucup. Awal keduanya kenalan di facebook, berlanjut chating di WhatApp.
Ucup seorang duda cerai, lantaran menjual cangcut mantan istrinya, untuk bayar kreditan motor Honda CBR. Entah apa penyebabnya Sarboah bisa jatuh hati, mungkin ia berharap banyak pada Ucup, untuk dapat membantu menjual sepetak tanah warisan orang tuanya, di kampung Bojong Kenyot. Tapi, kebaikan Sarboah dimanfaatkan Ucup, untuk meraup untung, dengan minta banyak uang. Alih-alih untuk biaya urus tanah, sebagiannya, lumayan buat bayar kreditan motor. Sejak tahu Ucup banyak omong, dan jual nama kasi BPN, Sarboah jadi illfeel dibuatnya.
Sarboah pun curcor sama H. Jendol, yang sekarag sudah jadi suaminya. mengenang masa pahit waktu pacaran dulu sama si Ucup. Mendengar cerita istrinya, H. Jendol nampak mangut-mangut, dengan jidat jendolnya yang berkerut mikirin hutang.
"Abang bilang juga apa, Neng. Jangan lihat orang hanya dari tampangnya, ganteng, borju dan bla,bla,bla. Biarpun berwajah jelek kaya Abang, nih. Ya, memang sudah jelek cetakan dari sononya."
"iiihh, Abang, ngomong apa siiih..."
"Jadi begini ya, Neng. Di dunia ini, hanya ada tiga jenis pekerjaan manusia."
"Apa saja tuh, Bang?"
"Pertama; PETANI, peternak, atau nelayan. Mereka itu, manusia paling tulus dalam pekerjaannya. Sampai akhirnya kita bisa menikmati hasil jerih payah mereka, yang setiap hari terhidang di meja makan. Berterima kasihlah kepada para petani, peternak, dan nelayan. Tanpa mereka, kita semua akan kerepotan dalam urusan pertelihan."
"Apaan tuh Bang, pertelihan?"
"Ya, itu... urusan perut, yang saban pagi dibuang di jamban."
"Ooohh, terus, pekerjaan yang kedua apa, Bang?"